Senin, 22 Januari 2018

GI Mati Lampu, Banyak Pengunjung Pindah ke Plaza Indonesia | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang - Pusat perbelanjaan Grand Indonesia sempat mengalami mati listrik beberapa menit hari ini. Kejadian matinya listrik di Grand Indonesia terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.
Padamnya lsitrik dipusat perbelanjaan Grand Indonesia ternyata mengundang komentar dari berbagai pihak. Tak terkecuali dari Ketua Dewan Pembin DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Handaka Santoso.

Dalam padamnya listrik di Grand Indonesia, dia menyoroti kinerja PT PLN (Persero) yang seringkali melakukan pemadaman. Apalagi pemadaman yang dilakukan tidaka ada pemberitahuan yang jelas penyebab dan tujuan dari pemadaman tersebut.
"Saya mengharapkan PLN jangan padam padam gitu lah. Karena akan berpengaruh terhadap ekonomi," ujarnya saat dihubungi Okezone, Minggu (21/1/2018).

Di sisi lain, lanjut Handaka, dirinya juga turut menyoroti sistem back up dimiliki oleh Grand Indonesia. Menurunya, tidak seharusnya pihak Grand Indonesia membiarkan listrik padam terlalu lama .
Menurut Handaka, pusat perbelanjaan sebesar Grand Indonesia memiliki sistem backup yakni Uninteractive Power Suplay (UPS). Dimana UPS ini berguna untuk membackup listrik sebelum jenset menyala. 

"Walaua pun Grand Indonesia harusnya punay punya UPS tetapi ini berfungsinya tidak bisa lama paling 20 menit seharusnya itu enggak terjadi. seharusnya Genset dari mall itu otomatis berfungsi paling lama dalam 30 detik. Jadi begitu drop nah dia langsung nyala itu harus latian tiap minggu," jelasnya
Karena tidak maksimalnya UPS dan juga genset tersebut, akhirnya berakibat kepada tidak nyamanan yang didapatkan pengunjung. Sehingga, hal tersebut akan berefek juga kepada penurunan jumlah pengunjung. 

"Harusnya nyala, kalau dilihat di sana kan mungkin lebih lama itu jadi sudah PLN-nya padam, gedungnya juga gensetnya enggak segera start itu kan enggak nyaman, Jadi banyak yang mending nyebrang ke Plaza Indonesia. Jadi harusnya gedung harus lebih siap backup lebih cepat," jelasnya.

"Ini tadi banyak turis, jadi tadi turisnya itu banyak yang ngomel karena tadi saya lagi di situ juga . saya lagi disitu disebelah saya ada turis jadi dia merasa enggak nyaman gimana ini mau shopping begini padahal saya harus ke airport segera untuk beli oleh-oleh," tukas dia.
(mrt)

Sumber : Okezone


Jumat, 19 Januari 2018

Kementan Diminta Jujur Ungkap Data Pangan | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang - Anggota Komisi IV DPR RI Ichsan Firdaus meminta Kementerian Pertanian jujur soal data pangan terkait ketidaksinkronan fenomena harga beras yang meningkat di tengah klaim surplus dari kementerian tersebut. "Saran saya, jujurlah dengan data. Jangan ada akrobatik yang menciptakan 'hantu-hantu' yang tidak selesai," katanya dalam diskusi Pusat Kajian Pertanian Pangan & Advokasi (Pataka) bertajuk "Mudah Mainkan Data Pangan" di Jakarta. 

Ichsan menjelaskan, saat ada gejolak harga beras dan kebijakan impor, selalu ada "hantu" yang bergentayangan dalam masalah tersebut. Hantu yang dimaksud yakni klaim surplus, spekulan dan mafia beras. Menurut politisi Partai Golkar itu, masalah tersebut kerap kali muncul namun belum ada upaya pemerintah mengatasinya, terutama terkait spekulan.
 
Sebagai komisi yang melakukan pengawasan terhadap sektor tersebut, Ichsan menyatakan kecewa dengan kinerja produksi pertanian karena anggaran pertanian juga cukup besar. "Kalau bicara produksi, kami gunakan anggaran Rp20 triliun hingga Rp30 triliun untuk pertanian. Nilainya bahkan lebih besar dibanding periode 2009-2014. Tapi hasilnya seperti ini," katanya. Ichsan juga menyebut perdebatan mengenai siapa yang seharusnya merilis data pangan justru menunjukkan tidak ada koordinasi di kalangan pemerintah. "Setidaknya jangan sampaikan sesuatu yang semestinya tidak harus disampaikan," katanya. 

Ichsan menambahkan, ada kekhawatiran masalah beras dipolitisasi lantaran tahun ini adalah tahun politik. Ia meminta polemik terkait beras bisa segera diselesaikan. Ketidaksinkronan data pangan membuat publik kebingungan di tengah terus melonjaknya harga beras. Pemerintah memutuskan untuk mengimpor 500 ribu ton beras khusus dari Thailand dan Vietnam untuk memperkuat stok. Sementara Kementerian Pertanian mengklaim stok beras surplus dan tidak ada kenaikan harga.

Sementara itu, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin mengatakan pembenahan data pangan termasuk produksi beras yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan BPPT diperkirakan selesai Agustus mendatang. Bustanul yang juga Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia itu mengatakan tim bersama dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) akan menggunakan satelit dan aplikasi perangkat lunak yang akan memantau kondisi lahan pertanian secara berkala. 

"Kami lagi kontribusi metode penghitungan itu. Kami dengan BPPT gunakan satelit. Baru selesai paling cepat Agustus. Pembenahannya kan lama," kata Bustanul. Ia menjelaskan saat ini hanya bisa menunggu sampai pembenahan data pangan selesai sambil menggunakan data yang ada. Ada pun sebelumnya sesuai arahan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, semua data produksi harus berasal dari BPS dengan bekerja sama BPPT menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

KSA akan menggunakan satelit milik Lembaga dan Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam pendataan data produksi pangan. Dalam pemantauannya, BPPT menggunakan peta rupa bumi baik dari LAPAN, Badan Informasi Geospasial dan peta administrasi BPS untuk mengambil contoh sample dari titik-titik koordinat yang ditentukan. "Nanti kami ambil 'grid sample' lahan 9 hektare. Itu nanti titik koordinatnya kita matikan, petugas datang kesana motret pakai 'handphone'. Kalau tidak terjun ke lapangan sana, kelihatan ini. Mereka hanya bisa bergerak dalam diameter 10 m persegi," tutur Kepala BPS Suhariyanto.
(ris)
Sumber : Okezone


Kamis, 18 Januari 2018

IHSG Masih Mampu Menguat ke 6.468 | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Pasar saham Indonesia pada jeda perdagangan hari ini masih mampu mempertahankan penguatannya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 23 poin atau 0,37% ke 6.468.
Pada jeda perdagangan hari ini, ada 175 saham menguat, 150 saham melemah, dan 116 saham stagnan. Siang ini, telah terjadi transaksi perdagangan mencapai Rp5,32 triliun dari 9,53 juta lembar saham diperdagangkan.

Indeks LQ45 naik 4,72 poin atau 0,43% menjadi 1.098, Jakarta Islamic Index (JII) menguat 1,55 poin atau 0,2% ke 771, indeks IDX30 naik 2,71 poin atau 0,45% ke 601 dan indeks MNC36 naik 1,26 poin atau 0,34% ke 370. 

Mayoritas sektor pendukung bergerak menguat, dengan penguatan tertinggi terjadi pada sektor aneka industri sebesar 0,79%. Sementara sektor perkebunan dan industri dasar masih bergerak di zona negatif.
Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain PT Darma Henwa Tbk (DEWA) naik Rp4 atau 7,41% ke Rp58, saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik Rp8 atau 6,35% ke Rp134, dan saham PT Indosat Tbk (ISAT) naik Rp300 atau 4,92% ke Rp6.400. 

Sedangkan saham-saham yang berada di deretan top losers, antara lain PT Intikeramik Alamasri Inds Tbk (IKAI) turun Rp49 atau 27,37% ke Rp130, saham PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) turun Rp52 atau 24,76% ke Rp158, dan saham PT Capital Gapuraprima Tbk (GPRA) turun Rp4 atau 3m36% ke Rp115.
(mrt)
Sumber : Okezone


Rabu, 17 Januari 2018

Stok Beras di Jawa Dipastikan Aman | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang – Masyarakat di wilayah Jawa seperti Jawa Timur (Jatim), Jawa Tengah, maupun Jawa Barat diminta tidak resah dengan informasi yang berkembang mengenai stok beras sebab stok beras di wilayah Jawa dinyatakan aman.
Di Jatim, misalnya, pada akhir 2017 lalu surplus 200.000 ton. “Untuk produksi Januari 2018 sebanyak 295.000 ton dengan konsumsi 297.000 ton atau minus 2.000 ton atau terdapat stok 198.000 ton,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo pada acara Rapat Kerja Gubernur dengan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Pada Februari 2018 Jatim akan panen 990.000 ton dan Maret 1,7 juta ton. Karena itu, masyarakat tidak ada alasan untuk panik. Kenaikan harga di pasaran, kata Pakde Karwo sapaan akrab gubernur Jatim ini, terjadi sesuai dengan hukum ekonomi, supply and demand.

Karena harga beras di Jatim lebih murah, beras akan ditarik oleh daerah di luar Jatim yang minus. Sementara itu, Kantor Perwakilan Daerah (KPD) Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya menyebutkan, untuk mengatasi gejolak harga beras saat ini, diperlukan peran Badan Urusan Logistik (Bulog) agar harganya terkendali.

”Langkah dari Bulog harus bisa menjadi penyeimbang dalam upaya menekan kenaikan harga beras di pasaran,” kata Kepala KPD KPPU Surabaya Dendy Rakhmad di sela-sela operasi mendadak (sidak) di Pasar Wonokromo, Jalan Wonokromo, Surabaya. 

Dari sidak diketahui, harga beras premium yang dijual para pedagang di Pasar Wonokromo berkisar Rp11.000 hingga Rp13.000. Artinya, ada kenaikan sekitar Rp2.000 dibanding harga beras yang dijual pada saat harga normal. Sedangkan beras medium yang digelontorkan Bulog melalui operasi pasar dijual para pedagang dengan harga Rp9.000. “Pada dasarnya masyarakat menerima pasokan berasa dari Bulog. Hanya, mereka berharap kualitas berasnya ditingkatkan,” tandas Dendy.

Sementara itu, Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah telah melakukan operasi pasar (OP) dengan menyalurkan 17.200 ton beras dari target 30.000 ton hingga akhir Januari ini. Dari operasi pasar di 15 pasar, penyerapan tertinggi berada di Kota Semarang. 

Kepala Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan, OP beras dilakukan karena situasi harga beras di pasaran yang terus mengalami kenaikan harga. Pihaknya berharap melalui operasi pasar ini harga beras bisa dikendalikan agar tidak terus merangkak naik.

”Di Semarang OP di Pasar Johar kemarin harganya masih tinggi, namun di Pasar Karangayu, ada penurunan yang cukup signifikan antara Rp500-Rp800 turunnya,” ungkap Djoni di Semarang, kemarin. Dia mengakui operasi pasar telah menjangkau 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dalam operasi pasar tersebut, pihaknya juga bekerja sama dengan pedagang di luar pasar yang dijadikan sasaran OP beras untuk mencegah ada aksi penimbunan beras. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sudah meminta pada Bulog agar saat cadangan beras masih cukup supaya tidak perlu menunggu dan segera melakukan operasi pasar.

Meski demikian, Ganjar memastikan cadangan beras untuk Jateng masih mencukupi, bahkan telah swasembada sehingga saat masih mencukupi dia menyatakan tak perlu impor beras untuk Jateng. “Kita dorong daerah di luar Jateng yang butuh, silakan saja untuk di penuhi, namun saran saya kalau Jateng sudah swasembada beras sehingga masih cukup, enggak usah lah impor beras,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Operasional Bulog Divre Jabar Sri Emilia mengatakan, Jabar memiliki ketersediaan beras yang cukup melimpah. Ketersediaan beras kualitas medium dan standar masih bisa untuk tiga hingga empat bulan ke depan. Selain itu, Bulog pun masih melakukan serapan untuk sisa panen tahun ini. Perum Bulog Divisi Regional Jawa Barat akan terus melakukan operasi pasar (OP) beras hingga tiga bulan ke depan atau Maret 2017.

(kmj)
Sumber : Okezone
 


Selasa, 16 Januari 2018

Pejabat Kementan Diminta Kuat Hadapi Polemik Beras | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang – Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian (Kementan) duduk bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Pejabat-pejabat tersebut merupakan pejabat pusat hingga daerah dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pertanian 2018. 

Amran mengatakan, selama 3 tahun terakhir ini ada beberapa capaian yang telah dikerjakan Kementan. Salah satu keberhasilan yang telah dicapai Kementan adalah keberhasilan dalam menutup keran impor beras sepanjang tahun 2016-2017.


Terlebih lagi, Amran mengatakan, Indonesia telah berhasil mengatasi polemik kelangkaan jagung hingga akhirnya mampu mengekspor jagung di tahun 2017. Tidak hanya itu, Amran mengatakan, pada 2017 tidak ada impor jagung yang setara dengan Rp12 triliun atau 3,6 ton. Hal ini menurutnya sejarah baru bagi pertanian Indonesia.

(dni)
Sumber : Okezone