Rabu, 31 Oktober 2018

Mengekor Bursa Asia, IHSG Dibuka Hijau ke 5.831 | PT Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona hijau. IHSG menguat 42,29 poin ke level 5.831.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 15.209.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka menguat 28,39 poin ke 5.817,49. Indeks LQ45 juga bertambah 8,59 poin (0,91%) ke 921,282.
Membuka perdagangan, Selasa (30/10/2018), IHSG kian menguat. IHSG bertambah 42,29 poin (0,73%) ke 5.831,39. Indeks LQ45 naik 8,21 poin (0,92%) ke 922,23.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih terus bergerak naik dengan penguatan 34,97 poin (0,6%) ke 5.824,07.

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 24.847.64 (+1.77%), NASDAQ ditutup 7,161.65 (+1.58%), S&P 500 ditutup 2,682.63 (+1.57%). Bursa US ditutup menguat didorong oleh penurunan yang sudah terjadi selama berturut-turut selama 1 minggu dan menjelang akhir bulan Oktober.

Bursa saham mengalami penguatan sekitar 1.5%, namun tidak ada katalis yang mendorong cukup kuat kecuali mendekati akhir Oktober. Saat ini investor asing masih memperhatikan perkembangan perang dagang antara US-China yang berpotensi US menambahkan tarif kembali ke China.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 315,43 poin (1,47%) ke 21.772,72
  • Indeks Hang Seng naik 229,65 poin (0,93%) ke 24.815,18
  • Indeks Komposit Shanghai naik 16,09 poin (0,63%) ke 2.584,14 
  • Indeks Strait Times bertambah 22,01 poin (0,63%) ke 2.988,46 (eds/eds)

Selasa, 30 Oktober 2018

Sinyal Rusia Jaga Produksi Tekan Harga Minyak di Awal Pekan | Rifanfinancindo

Sinyal Rusia Jaga Produksi Tekan Harga Minyak di Awal Pekan
Rifanfinancindo -- Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Senin (29/10), waktu Amerika Serikat (AS). Pelemahan terjadi setelah Rusia memberikan sinyal produksi minyak akan tetap tinggi. Selain itu, permasalahan perekonomian global juga memicu kekhawatiran terhadap permintaan minyak mentah hingga membuat harganya tertekan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (30/10), harga minyak mentah berjangka Brent melemah US$0,28 menjadi US$77,34 per barel. Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) sebesar US$0,55 menjadi US$67,04 per barel.

Melihat realisasi tersebut, harga Brent diperkirakan bakal merosot sekitar 6,6 persen sepanjang bulan ini. Sementara, harga WTI akan turun lebih dalam sekitar 8,5 persen. Penurunan harga bulanan keduanya merupakan yang terdalam sejak Juli 2016.

Harga minyak telah merosot sekitar US$10 per barel sejak mencapai level tertinggi dalam empat tahun pada awal Oktober lalu. Penurunan harga terjadi meski ada sentimen pengenaan sanksi AS terhadap ekspor Iran yang akan berlaku efektif pada 4 November 2018 mendatang.

Pada Sabtu (27/10) lalu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak menyatakan tidak ada alasan bagi Rusia untuk memangkas produksinya dengan menekankan adanya risiko pasar minyak global dapat mengalami defisit.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin oleh Arab Saudi dan anggota non OPEC Rusia telah sepakat untuk mengerek produksi minyak pada Juni 2018 lalu. Namun, pekan lalu, OPEC memberikan sinyal kemungkinan harus memangkas produksi minyak lagi seiring kenaikan persediaan minyak mentah global.

"Saat Rusia mulai membicarakan soal menjaga tingkat produksi tetap tinggi dan bahkan kemungkinan mereka perlu mengereknya akibat pasokan yang mungkin ketat, hal itu memberi tekanan untuk menjual," ujar Direktur Riset Pasar Tradition Energy Gene McGillian di Stamford, Connecticut.

Harga komoditas industri seperti minyak mentah dan tembaga juga diguncang oleh kemerosotan tajam kinerja pasar saham akibat kekhawatiran terhadap pendapatan korporasi, eskalasi perang dagang yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi, serta penguatan kurs dolar AS.

Indeks kurs dolar AS terkerek oleh kuatnya data belanja konsumen AS. Penguatan dolar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dengan dolar AS menjadi relatif semakin mahal bagi pemegang mata uang lain.
Manajer keuangan telah memangkas taruhan pada posisi harga akan naik (bullish) untuk kontrak minyak mentah berjangka dan opsi selama empat pekan berturut-turut ke level terendah sejak Juli 2017 seiring proyeksi pertumbuhan permintaan yang makin tidak pasti.

"Manajer keuangan benar-benar meninggalkan sisi beli pada pasar dan sedikit aksi jual terjadi karena persepsi perekonomian tengah melambat," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn.

MenurutFlynn, pelemahan secara psikologis di pasar masih berlanjut. 
 
Di sisi pasokan, Iran mulai menjual minyaknya ke perusahaan swasta melalui pertukaran domestik untuk pertama kalinya. Hal itu dilaporkan melalui situs resmi kementerian perminyakan Iran.

Berdasarkan keterangan sumber Reuters, dengan berlakunya sanksi AS yang tinggal dalam hitungan hari, tiga dari lima konsumen utama minyak Iran yaitu India, China dan Turki menahan tekanan AS untuk menghentikan pembelian minyak sepenuhnya dari Iran. Alasannya, pasokan global tidak mencukupi untuk menutupi hilangnya pasokan dari Iran.

Beberapa sumber Reuters menyatakan tekanan tersebut, bersamaan dengan kekhawatiran akan mengganggu tren kenaikan harga minyak, mengerek kemungkinan terjadinya kesepakatan bilateral yang memungkinkan sebagian pembelian minyak dari Iran terus berlanjut.
 
Sumber : CNN Indonesia
Rifanfinancindo
 

Senin, 29 Oktober 2018

Awal Pekan, IHSG Kembali ke Level 5.800 | Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona hijau. IHSG menguat 20 poin dan kembali ke level 5.800.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 15.215.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka menguat tipis 4 poin ke 5.788,925. Indeks LQ45 juga bertambah 0,99 poin (0,11%) ke 910.865.
Membuka perdagangan, Senin (29/10/2018), IHSG kian menguat. IHSG bertambah 20,23 poin (0,35%) ke 5.805,15. Indeks LQ45 naik 4,43 poin (0,99%) ke 914,602.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih terus bergerak naik dengan penguatan 23,16 poin (0,4%) ke 5.808,08.

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup melemah. Dow Jones ditutup 24.688.31 (-1.19%), NASDAQ ditutup 7,167.21 (-2.07%), S&P 500 ditutup 2,658.69 (-1.73%).

Bursa US ditutup menurun kembali dimana penurunan dianggap hanya bersifat sementara oleh para trader di bursa US karena menjelang akhir minggu dan masih ada kecemasan atas peningkatan inflasi yang sangat cepat dimana hal ini akan berujung mendorong The Fed utnuk emningkatkan suku bunga lebih lanjut.

Data GDP US dilaporkan mencapai 3.5%, di atas prediksi analis yaitu pada 3.4% sedangkan data inflasi personal consumption index (PCE index) menunjukan peningkatan inflasi sebesar 1.6%. Sedangkan bursa saham Asia dibuka menguat setelah ada kabar bahwa Brazil memilih kandidat Jair Bolsonaro sebagai presiden berikutnya yang memiliki paham sayap kanan.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
Indeks Nikkei 225 bertambah 40,1 poin (0,19%) ke 21.224,7.
Indeks Hang Seng naik 38,84 poin (0,16%) ke 24.756,47
Indeks Komposit Shanghai turun 24,25 poin (0,93%) ke 2.574,6
Indeks Strait Times naik 17,96 poin (0,6%) ke 2.989,98. (eds/eds)

 

Jumat, 26 Oktober 2018

IHSG Dibuka Menguat 13 Poin | PT Rifan Financindo

Foto: Rachman Haryanto
PT Rifan Financindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka di zona hijau. IHSG menguat 13 poin.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah berada pada level Rp 15.208.

Pada perdagangan pre opening, IHSG dibuka menguat tipis 6 poin ke 5.761,451. Indeks LQ45 juga bertambah 1,616 poin (0,18%) ke 903.678.
Membuka perdagangan, Jumat (26/10/2018), IHSG kian menguat. IHSG bertambah 12,965 poin (0,23%) ke 5.767,930. Indeks LQ45 naik 1,902 poin (0,21%) ke 903,964. .

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih terus bergerak naik dengan penguatan 14,788 poin (0,26%) ke 5.769,753. Indeks LQ45 naik 1,769 poin (0,20%) ke 903,831.

Sementara itu, indeks utama bursa AS kompak ditutup dalam zona hijau pada perdagangan Kamis (25/10). Indeks Dow Jones naik 1.63% ke level 24,984.55, S&P menguat 1.86% ke level 2,705.57, dan Nasdaq terangkat 2.95% ke level 7,318.34.

Penguatan pada bursa saham AS salah satunya dikarenakan optimisme pasar atas rilisnya laporan keuangan kuartal III serta reboundnya saham AS pasca penurunan yang cukup besar beberapa waktu lalu. Adapun rilisnya data initial jobless claims AS per 20 Oktober yang sebanyak 215ribu orang atau meningkat dari periode sebelumnya yang sebanyak 210 ribu orang, nampaknya tidak menyurutkan optimisme pasar.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas masih bergerak positif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 47,219 poin (0,22%) ke 21.315,949.
  • Indeks Hang Seng naik 61,469 poin (0,25%) ke 25.055,930
  • Indeks Komposit Shanghai naik 20,610 poin (0,79%) ke 2.624,410
  • Indeks Strait Times turun 28,470 poin (0,94%) ke 2.984,370.

Kamis, 25 Oktober 2018

Dolar AS 'Ngamuk' Lagi ke 15.210 | Rifanfinancindo

Foto: Dolar AS/ Selfie Miftahul Jannah
Rifanfinancindo - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini dibuka di level Rp 15.210. Angka tersebut tercatat meningkat dibanding kemarin yang berada di kisaran Rp 15.190-an atau melemah sekitar 13 poin dari posisi kemarin sore di angka Rp 15.197.

Demikian dikutip dari data perdagangan Reuters, Kamis (25/10/2018). Adapun dolar AS bergerak di level Rp 15.199 hingga 15.210 pada pagi ini.

Sementara harga jual dan beli dolar AS di lima bank besar di Indonesia pagi ini tercatat berada di atas Rp 15.000-an. Bank BCA tercatat menjual dolar AS dengan harga tertinggi di level Rp 15.275, sedangkan harga beli tertinggi oleh Bank BTN dengan harga Rp 15.120.

Rupiah tak melemah sendirian. Sejumlah mata uang utama Asia juga mayoritas 'tunduk' di hadapan dolar AS. Won Korea Selatan tercatat melemah 0,62%, peso Filipina turun 0,09%, dan ringgit Malaysia melemah 0,05%.

Sedangkan beberapa mata uang negara Asia yang berhasil 'menundukkan ' dolar AS di antaranya yen Jepang yang berhasil menguat 0,27%, dolar Singapura 0,04%, baht Thailand 0,01%, dan dolar Hong Kong 0,01%.