Senin, 11 Mei 2020

Tak Bertenaga! Harga Emas Antam Stagnan Rp 862.000/gram

Tak Bertenaga! Harga Emas Antam Stagnan Rp 862.000/gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam pada Senin ini (11/5/2020) tidak berubah atau stagnan di Rp 862.000/gram dari perdagangan Sabtu kemarin.

Sebelumnya pada perdagangan Sabtu, harga emas Antam turun 0,81% sebesar Rp 7.000 dari posisi harga Jumat yakni Rp 869.000/gram.
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram flat di Rp 86,2 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Senin ini (11/5/2020) juga tak berubah pada Rp 911.000/gram setelah turun Rp 7.000 pada hari Sabtu kemarin dari Rp 918.000/gram.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga tidak mengalami perubahan ditetapkan pada Rp 812.000/gram, dari posisi kemarin. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.


Sementara harga emas dunia di pasar spot turun 0,5% menjadi US$ 1.709,30/troy ons pada penutupan hari Jumat kemarin, sementara emas berjangka AS turun 0,6% pada U$ 1.715,10/troy ons, melansir dari CNBC Internasional.

Harga emas dunia melemah kembali pada hari Jumat dari level tertinggi dalam kurun hampir dua minggu, karena tumbuhnya harapan investor tentang aktivitas ekonomi yang akan dibuka kembali setelah penyebaran COVID-19 menunjukkan perlambatan, tetapi gelombang stimulus bank sentral terus membuat emas di jalur untuk kenaikan mingguan sebesar 0,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 08 Mei 2020

Corona Mereda, Bursa Saham Asia Ceria

Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Rifan Financindo - Bursa saham Asia bergerak menguat di perdagangan pagi ini. Optimisme di bursa saham New York berhasil menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai di Asia.

Pada Jumat (8/5/2020) pukul 08:40 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning:


Dini hari tadi, Wall Street ditutup di zona hijau. Indeks Dow Jones Indstrial Average (DJIA) naik 0,89% ke 23.875,89, S&P 500 melonjak 1,15% menjadi 2.881,19, dan Nasdaq Composite melesat 1,41% ke 8.979,66.

Pelaku pasar (dan dunia) mulai lega karena sinyal penurunan serangan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) semakin terlihat. Bahkan di negara-negara yang sudah melonggarkan pembatasan sosial (social disctancing), belum ada lonjakan pasien corona.

Misalnya di Amerika Serikat (AS). US Centers for Desease Control and Prevention mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Paman Sam per 7 Mei 2020 adalah 1.219.066 orang. Bertambah dibandingkan posisi per hari sebelumnya yaitu 1.193.813 orang.

Meski ada penambahan, tetapi jumlahnya relatif terkendali. Sejak 28 April, laju kenaikan kasus corona di AS sudah kurang dari 3% per hari.

"Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Ini menjadi sentimen positif di pasar. Investor tentu melihat perkembangan ini dan berkata sejauh ini semua baik-baik saja," kata Brad McMillan, Chief Investment Officer di Commonwealth Fincnacial Network, seperti dikutip dari Reuters.
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 06 Mei 2020

Keputusasaan Berubah Jadi Harapan, Bursa Saham Asia Menghijau

Keputusasaan Berubah Jadi Harapan, Bursa Saham Asia Menghijau
Ilustrasi Bursa Saham Tokyo (REUTERS/Toru Hanai)
PT Rifan - Bursa saham Asia bergerak cenderung menguat pada perdagangan pagi ini. Mood investor yang sedang lumayan bagus membuat arus modal mengalir ke bursa saham Benua Kuning.

Pada Rabu (6/5/2020) pukul 08:46 WIB, berikut perkembangan indeks saham utama Asia:


|

Bursa saham Asia mengikuti jejak Wall Street yang ditutup di zona hijau. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,56%, S&P 500 naik 0,9%, dan Nasdaq Composite bertambah 1,13%.

Investor (dan dunia) menaruh harapan besar terhadap upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali aktivitas masyarakat yang sempat mati suri akibat pembatasan sosial (social distancing) demi mencegah penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Dengan laju penyebaran virus yang semakin melambat, pemerintah mulai berani membuka kembali keran aktivitas publik sehingga membuat ekonomi kembali bergairah.

"Ekonomi tidak punya tombol pause, jika penutupan berlangsung terlalu lama maka akan menciptakan masalah baru. Gangguan terbesar virus corona terhadap perekonomian akan terjadi pada kuartal II-2020. Tidak selamanya seusai pandemi ekonomi akan menjalani periode perlambatan dalam waktu lama, terkadang justru diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi," tegas James Bullard, Presiden Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) cabang St Louis, sebagaimana diwartakan Reuters.

The Fed cabang Atlanta memperkirakan ekonomi AS terkontraksi (tumbuh negatif) sangat dalam yaitu -17,6% pada kuartal II-2020. Jika terjadi, maka AS resmi masuk ke jurang resesi karena pada kuartal sebelumnya ekonomi terkontraksi -4,8%. Resesi adalah kontraksi ekonomi dua kuartal beruntun pada tahun yang sama.

Namun selepas itu, ekonomi Negeri Paman Sam diperkirakan bisa bangkit. Resesi yang dialami AS mungkin sangat dalam, tetapi hanya bertahan sebentar.

US National Association for Business Economics (NABE) melakukan jajak pendapat kepada 45 ekonom di AS. Hasilnya, ekonomi AS pada kuartal III-2020 diperkirakan tumbuh 2% dan lebih tinggi lagi menjadi 5,8% pada kuartal IV-2020.

"Ekonomi AS saat ini sudah masuk resesi. Namun panel optimistis bahwa ekonomi akan kembali tumbuh pada paruh kedua 2020," tegas Constance Hunter, Presiden NABE yang juga Kepala Ekonom KPMG, seperti dikutip dari CNBC International.

Perlahan tetapi pasti, keputusasaan berubah menjadi harapan. Meski saat ini kita berada di titik nadir, tetapi harapan untuk bisa bangkit berdiri cukup besar dan sepertinya tidak butuh waktu terlalu lama.

Harapan itu yang kemudian mendorong investor untuk berani masuk ke instrumen berisiko seperti pasar saham di negara berkembang Asia. Arus modal asing yang deras mengalir membuat pasar saham Asia bergelora. 
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 05 Mei 2020

Ada Harapan Ekonomi Pulih, Harga Minyak Terbang

Ada Harapan Ekonomi Pulih, Harga Minyak Terbang
Foto: File Photo: Saudi Aramco (REUTERS/Ahmed Jadallah/File Photo)
PT Rifan Financindo BerjangkaKomoditas minyak mentah kontrak berjangka diperdagangkan naik pada pagi hari ini menyusul pelonggaran lockdown di negara-negara bagian Amerika Serikat (AS), Eropa dan Asia yang mengindikasikan adanya sinyal pemulihan ekonomi yang berpotensi membuat permintaan minyak membaik.

Selasa (5/5/2020) pada 09.30 WIB harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan melesat. Minyak Brent naik 4,04% ke US$ 28,3/barel. Sementara di saat yang sama harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) melesat lebih tinggi dengan apresiasi sebesar 6,62% ke US$ 21,74/barel.

Kenaikan harga minyak ini menyusul diperbolehkannya kembali orang-orang untuk mulai beraktivitas di Italia, Spanyol, Portugal, India dan Thailand. Orang-orang sudah mulai kembali bekerja, sektor konstruksi mulai bergerak, taman dan perpustakaan mulai buka.

"Mempertimbangkan ... permintaan yang anjlok signifikan, pasar mungkin cenderung menerima berita baik secara relatif cepat," kata Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di Australia dan Selandia Baru Banking Group.

Permintaan minyak global diperkirakan turun sebanyak 30% pada bulan April, kata para analis. Pemulihan pun kemungkinan berjalan lambat. Apalagi dengan kondisi banyak maskapai masih tetap tak mengudara untuk beberapa bulan ke depan.

Chief Executive maskapai nasional Qantas Airways Australia, Alan Joyce mengatakan pada hari Selasa bahwa "permintaan perjalanan internasional dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk kembali seperti semula." sebagaimana diwartakan Reuters.

Pasar energi memang merespons reaktif setiap berita yang ada. Walau ditutup menguat 3% untuk kedua kontrak acuan pada Senin kemarin (4/5/2020), harga minyak sempat ambrol menyusul ultimatum Trump ke China.

Taipan properti Paman Sam itu mengancam akan mengenakan bea masuk impor ke China karena gusar ekonomi Negeri Adidaya itu terpuruk akibat pandemi yang ia yakini asal muasal dan penyebabnya adalah China.

Dalam kondisi serba tidak pasti seperti sekarang ini pasar memang cenderung sensitif terhadap berbagai pemberitaan. Bagaimanapun juga ke depan harga minyak akan sangat dipengaruhi oleh keseimbangan supply & demand.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 04 Mei 2020

Astaga! Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp 865.000/gram

Astaga! Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp 865.000/gram
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan Financindo - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari Senin ini (4/5/2020) turun 0,23% atau sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 865.000/gram dari perdagangan Sabtu kemarin di level Rp 867.000/gram.
Sebelumnya pada perdagangan
Sabtu kemarin, harga emas Antam turun 1,37% sebesar Rp 12.000 dari posisi harga Kamis yakni Rp 879.000/gram. Pada hari Jumat (1/5) pasar ditutup untuk liburan Hari Buruh Internasional (May Day).
Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gra
m melemah 0,23% berada di Rp 86,5 juta dari harga kemarin Rp 86,7 juta per batang.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Adapun khusus harga 1 gram emas Antam hari Senin ini (4/5/2020) kembali turun Rp 2.000 menjadi Rp 914.000/gram setelah turun Rp 12.000 ke Rp 916.000/gram pada hari Sabtu kemarin.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam hari ini juga turun 0,49% atau Rp 4.000 di tetapkan pada Rp 813.000/gram, dari posisi kemarin Rp 817.000/gram. Harga itu menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.

Emas 
Foto: logammulia.com
Emas

Pelemahan harga emas Antam seiring dengan penurunan yang terjadi pada harga emas dunia di pasar spot pada pagi ini pukul 09:15 WIB yang terkoreksi 0,11% menjadi US$ 1.698,56/troy ons.

Sebelumnya harga emas spot dunia pada penutupan perdagangan hari Jumat kemarin melonjak 0,9% menjadi US$ 1.695,21/troy ons, sementara emas berjangka naik 0,4% pada US$ 1.700,90/troy ons, melanisr dari Reuters.
Harga emas dunia pada perdagangan kemarin berhasil menguat setelah aset berisiko seperti ekuitas jatuh di tengah data yang menunjukkan kontraksi tajam dalam aktivitas manufaktur di AS. 

Sebuah laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan aktivitas manufaktur AS terus berkontraksi pada bulan April. ISM mengatakan indeks manajer pembelian merosot ke 41,5 pada bulan April dari 49,1 di bulan Maret, dengan angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas manufaktur.

Pasar saham juga terpukul karena kekhawatiran baru tentang perang perdagangan babak lanjutan antara AS-China setelah Presiden AS Donald Trump mengancam tarif baru untuk produk Cina. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa pemerintahannya sedang menyusun tindakan pembalasan atas asal-usul pandemi virus corona yang telah melanda AS dan melumpuhkan ekonominya, seperti dilansir RTTNews.

Sementara Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, Phil Streible mengatakan "kami melihat beberapa kelemahan di pasar saham AS. Tampaknya Trump mengisyaratkan kebangkitan perang perdagangan."
Streible juga mengatakan, "banyak investor melikuidasi berbagai kelas aset yang mungkin terpengaruh oleh perang dagang dan kembali ke aset yang dianggap aman [safe haven], khususnya emas
," melansir dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (har/har)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan