Jumat, 17 Februari 2017

Pengusaha Minta Dana Tax Amnesty Lari ke Sektor Bisnis | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Para pengusaha berharap agar dana tax amnesty (pengampunan pajak) segera bisa dinikmati untuk menggerakkan sektor bisnis. Ketika sektor bisnis di negara ini telah bergerak maka pertumbuhan ekonomi di Tanah Air bisa semakin terangkat dan mampu melebih target yang ditetapkan sebelumnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sukamdani mengatakan, Apindo telah menginisiasi anggotanya untuk mengikuti program tax amnesty tersebut. Sejumlah dana sudah berhasil dikumpulkan oleh pemerintah dari wajib pajak yang mengikuti program pengampunan pajak. Dana repatriasi pajak atau hasil deklarasi tersebut harapannya bisa menggerakkan sektor riil Tanah Air.

“Akan tetapi justru sampai sekarang belum begitu terasa,” ujarnya, kemarin.
Nampaknya apa yang dilakukan pemerintah justru kebalikannya. Pemerintah justru berusaha menyerap dana tersebut. Pemerintah mengeluarkan surat utang negara dengan harapan banyak dana yang masuk ke kas negara dan bisa menjadi penopang pembangunan.

Sampai saat ini, peredaran uang di Tanah Air justru masih sedikit. Ia mencatat peredaran uang yang ada di Tanah Air hanya sekitar 45% dari total nilai GTP. Tentu hal tersebut sangat mempengaruhi iklim bisnis di Tanah Air karena likuiditas yang terbatas tersebut. Seharusnya pemerintah memperbesar jumlah uang yang beredar di masyarakat.

Selama ini, lanjutnya, perekonomian di Indonesia dan DIY ditopang oleh tingkat konsumsi yang besar. Harusnya pemerintah segera memperbesar peredaran uang di masyarakat agar tingkat konsumsi semakin meningkat. Jika konsumsi meningkat, maka perekonomian akan terdongkrak dengan lebih tinggi. “Konsumsi harus dijaga dengan peningkatan kualitas,” ujarnya.

Di sisi lain, pemerintah juga harus mendukung peningkatan kualitas barang konsumsi yang dihasilkan industri di Tanah Air agar mampu bersaing. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mampu berpihak kepada pengusaha lokal.

Dengan keberpihakan tersebut, maka pengusaha dapat menekan ongkos produksi. Imbasnya, harga jual produk mereka bisa ditekan sehingga mampu bersaing di pasaran. Selama ini, lanjutnya, serbuan produk asing terus masuk ke Indonesia terutama dari China dengan harga yang sangat murah, lebih murah dari produk lokal.

Jika pemerintah memberikan dukungan dengan menggelontorkan kebijakan yang berpihak, maka pengusaha lokal dapat menyaingi produk dari luar negeri tersebut. “Saat ini yang terjadi masih berbeda,” ucapnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta Budi Hanoto mengakui, dua komponen utama pendukung pertumbuhan ekonomi adalah investasi dan konsumsi.

(rzk)
Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar