Selasa, 03 April 2018

Harga BBM di Seko Tembus Rp20.000/Liter | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami lonjakan hingga Rp20.000 per liter.
Warga Kecamatan Seko, Ullang, mengatakan kawasan tersebut nampaknya tidak menerapkan BBM satu harga, lantaran medan yang dilaluinya dengan kondisi serta bentang alam yang memang berbeda dengan kondisi alam di Lutra.

"Kalau di seko sendirinya biasanya mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Hak itu dikarenakan kurangnya tukang ojek yang lalu jalan dan dengan jarak kurang lebih menempuh 86 kilometer yang harus dilaluinya dengan medan dan konstruksi jalan yang berlumpur," kata Ullang kepada Okezone.

Selain Seko, kabupaten Luwu Utara memiliki daerah bagian yang terisolir dan sangat sulit di jangkau melalui jalur darat. Meski Jaraknya hanya 86 km dari ibu kota kabupaten Luwu Utara di Masamba, namun Rampi (kawasan terisolir lainnya) hanya bisa diakses dengan motor modifikasi melalui jalur darat atau menggunakan pesawat perintis melalui Bandara Andi Djemma. 

Akses darat menuju Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terbilang menyeramkan dan fantastis dan tarif ojek yang ditawarkan untuk pulang pergi pun mencapai Rp1,8 juta per motor, itu pun tidak boleh hanya satu motor, minimal tiga motor, dengan lama perjalanan satu hari. 

"Itu kalau beruntung, dan paling cepat. Biasanya di tempuh dua hari dua malam. Tidak semua tukang ojek berani melakukan perjalanan ke Kecamatan Rampi," jelas dia. 

"Karena selain masuk dan ke luar hutan, juga harus melewati berbagai rintangan seperti jurang di kiri-kanan jalan, serta melewati jalanan yang sangat tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan roda dua, apalagi kalau hanya seorang diri, itu hal mustahil," bebernya.
Meski Pemerintah daerah terus berupaya untuk membuka akses darat menuju kecamatan terpencil ini, namun apa daya, kondisi alam yang sering longsor, membuat jalan darat menuju Rampi begitu sulit di lalui.

Terpisah, Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII, Roby Hervindo, mengklaim BBM satu harga akan memberikan dampak positif, karena harga di pelosok dapat tersentuh dengan baik, dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat pendalaman. 

"Sebagai contoh, di Tojo Una Una (Sulawesi Tengah) harga BBM yang dulunya mencapai Rp15 ribu hingga Rp20 ribu per liternya. Nelayan harus mengambil bahan bakar dengan dari daerah tersebut hingga ke kota Ampana (jarak kurang lebih 26 km melalui darat) sedangkan dengan menggunakan kapal tradisional serta jarak waktu 1-2 jam," kata Roby. 

Roby mengatakan, program BBM satu harga di Sulawesi hingga saat ini telah beroperasi di 4 lokasi yaitu Kecamatan Wangi Wangi Kabupaten Wakatobi, Kecamatan Melonguane Kabupaten Talaud, Kecamatan Kabaruan Kabupaten Talaud dan Kecamatan Una Una Kabupaten Tojo. 

Dirinya juga menjamin akan kestabilan harga yang ada saat sekarang ini justru semakin menyejahterakan nelayan dan pengguna BBM yang berada di kawasan pelosok. 

"Kini dengan adanya BBM 1 harga di sana, harga premium dan solar sama dengan daerah lain di Indonesia. Bahan bakar untuk nelayan melaut lebih mudah diperoleh dengan harga standar. Sehingga harga-harga menjadi lebih stabil. Tantangan yang dihadapi umumnya kondisi alam/cuaca," jelasnya.
(mrt)
Sumber : Okezone


Tidak ada komentar:

Posting Komentar