Jumat, 26 Juli 2019

Rifanfinancindo - Tertekan Sepanjang Pekan, Yen Terlemah dalam 2 Minggu

Tertekan Sepanjang Pekan, Yen Terlemah dalam 2 Minggu
Foto: REUTERS / Yuriko Nakao
Rifanfinancindo - Mata uang yen Jepang kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (26/7/19) WIB. Bahkan sepanjang pekan ini mata uang uang bergelar safe haven terus mengalami tekanan hingga menyentuh level terlemah dua pekan atau tepatnya sejak 10 Juli.

Pada pukul 7:07 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 108,72 atau melemah 0,09% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Pada Kamis kemarin, yen melemah 0,42%.

Rilis data inflasi dari Negeri Matahari Terbit belum mampu mendongkrak kinerja yen. Data dari Badan Statistik Jepang menunjukkan inflasi inti di Tokyo tumbuh 0,9% year-on-year (YoY) di bulan ini, sama dengan pertumbuhan bulan sebelumnya. Meski pertumbuhannya stagnan, namun masih lebih baik dari prediksi pelambatan menjadi 0,8% di Forex Factory.

Inflasi merupakan salah satu acuan bagi bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) dalam menetapkan kebijakan moneter. Ada banyak jenis pengukuran inflasi, tetapi setidaknya data ini bisa memberikan gambaran kenaikan harga-harga di Jepang masih lemah.

BOJ menjadi salah satu bank sentral utama dunia yang diprediksi akan mengucurkan stimulus moneter guna memacu perekonomian dan mendorong kenaikan inflasi. Bank sentral di pimpinan Gubernur Haruiko Kuroda ini akan mengumumkan kebijakan pada Selasa 30 Juli pekan depan, sampai saat ini belum jelas stimulus macam apa dan kapan akan diberikan.

Berbeda dengan BOJ, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) hampir pasti akan memangkas suku bunga pada 31 Juli (1 Agustus waktu Indonesia). Tetapi kemungkinan pemangkasan 50 basis poin (bps) kini sepertinya sudah hilang, hal tersebut yang membuat dolar terus menguat melawan yen.
Data terbaru bahkan menunjukkan peluang pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) AS lebih tinggi dari prediksi.

Departemen Perdagangan AS melaporkan data pesanan barang tahan lama di bulan Juni naik 2% dari bulan sebelumnya yang turun 2,3%. Sementara pesanan barang tahan inti (yang tidak memasukkan sektor transportasi dalam perhitungan) tumbuh 1,2% dari bulan sebelumnya yang naik 0,4%.

Pesanan barang tahan lama ini menghitung jumlah produk terpesan yang memiliki umur ekonomis lebih dari 3 tahun. Bahkan kategori barang investasi untuk dunia usaha mencatat kenaikan sebesar 1,9%, menjadi yang terbesar dalam empat bulan terakhir.

AS akan melaporkan data pembacaan awal PDB (advance GDP) AS malam ini pukul 19:30 WIB, dan bisa menentukan apakah yen akan terus tertekan atau bisa berbalik menguat melawan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/hps)

Sumber : CNBC
 
 

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar