Rabu, 24 Juli 2019

PT Rifan Financindo - Euro Jeblok Lagi, Ini Kata Analis dari Bank ING

Euro Jeblok Lagi, Ini Kata Analis dari Bank ING
PT Rifan Financindo - Mata uang euro jeblok lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/7/19) hingga menyentuh level terendah sejak 3 Juni lalu. Pada pukul 19:58 WIB, euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1167 atau melemah 0,35% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

European Central Bank (ECB) yang akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (25/6/19) nanti menjadi penyebab utama buruknya performa euro. Bank sentral di bawah pimpinan Mario Draghi tersebut diprediksi akan memangkas suku bunganya.

Tujuh bulan lalu ECB sudah mengakhiri program pembelian aset (surat berharga dan obligasi) atau yang disebut quantitative easing (QE). ECB di bawah pimpinan Mario Draghi bahkan berencana menaikkan suku bunga di kuartal IV tahun ini.

Namun hanya dalam enam bulan semua berubah dan berbalik arah, ECB kembali akan melonggarkan kebijakannya akibat tekanan yang dialami ekonomi zona euro serta inflasi yang lemah. Draghi pada 18 Juni lalu mengejutkan pasar dengan menyatakan akan menggelontorkan stimulus moneter jika diperlukan untuk membantu perekonomian.

Beberapa analis juga berpendapat jika ECB akan bertindak mendahului The Fed agar euro tidak menguat signifikan melawan dolar AS, melansir Reuters. Analis dari Bank ING memprediksi mata uang 19 negara ini akan turun lebih dalam saat ECB mengumumkan kebijakan moneternya, melansir FXStreet.com.

Pelaku pasar dikatakan melihat probabilitas sebesar 40% suku bunga ECB akan dipangkas 10 basis poin (bps) Kamis nanti, dan lebih dari 10 bps, begitu juga di bulan September. Selain pemangkasan suku bunga tersebut, dikatakan ada dua hal berisiko menekan euro lebih dalam.

Yang pertama, ECB diprediksi akan mengubah panduan kebijakan moneternya dan memberikan sinyal pemangkasan suku bunga di bulan September. Hal tersebut akan menguatkan ekspektasi pelaku pasar jika ECB akan bersikap dovish.

Yang kedua, Draghi dalam konferensi pers nanti disebut akan bersikap dovish dan mengindikasikan akan ada program QE.

Akibat dua faktor tersebut, euro diprediksi masih memiliki ruang untuk melemah dalam beberapa hari ke depan merespon konferensi pers ECB, begitu juga dalam beberapa bulan ke depan akibat ekspektasi ECB akan menggelontorkan stimulus melalui QE. (pap/pap)
Sumber : CNBC
 
 

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar