Kamis, 12 Maret 2020

ECB Umumkan Kebijakan Moneter, Euro Kembali Menguat

ECB Umumkan Kebijakan Moneter Besok, Euro Kembali Menguat
Foto: Anggota Dewan Eksekutif Bank Sentral Eropa (ECB) Yves Mersch, mempresentasikan uang kertas 100- dan 200-euro baru di ECB
Rifan FinancindoNilai tukar euro menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (11/3/2020) jelang pengumuman kebijakan moneter European Central Bank (ECB) Kamis besok.

Pada pukul 20:07 WIB, euro menguat 0,52% ke US$ 1,1338 di pasar spot, melansir data Refinitiv. ECB akan mengumumkan kebijakan moneter di tengah aksi bank sentral lainnya yang memberikan stimulus guna meredam dampak virus corona ke perekonomian.

Bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) siang tadi mengumumkan pemangkasan suku bunga darurat sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 0,25%.
"Pada rapat khusus yang berakhir 10 Maret 2020, Komite Kebijakan Moneter (MPC) secara bulat memutuskan memangkas suku bunga sebesar 50 bps menjadi 0,25%" kata BoE dalam pernyataannya, Rabu (11/3/2020) sebagaimana dilansir CNBC International.

 Kebijakan tersebut diambil untuk meminimalisir dampak virus corona ke ekonomi Inggris. Selain memangkas suku bunga, BoE juga mengumumkan skema pembiayaan baru untuk perusahaan kecil dan menengah, serta untuk industri perbankan.

Kebijakan dari BoE tersebut serupa dengan The Fed yang juga melakukan pemangkasan suku bunga darurat.

Pada Selasa (3/3/2020) malam (Selasa pagi waktu AS), The Fed mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga acuannya (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 50 basis poin (bps) ke 1%-1,25%. Pemangkasan mendadak sebesar itu menjadi yang pertama sejak Desember 2008 atau saat krisis finansial. Kala itu The Fed memangkas suku bunga 75 bps.

Bank sentral paling powerful di dunia ini seharusnya mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 17-18 Maret waktu AS, tetapi penyebaran wabah corona virus menjadi alasan The Fed memangkas suku bunga lebih awal dari jadwal RDG.

Pemangkasan tersebut sudah diprediksi oleh pelaku pasar, hanya saja terjadi lebih cepat dari jadwal RDG pekan depan. Pelaku pasar memprediksi The Fed masih akan memangkas suku bunga lagi bahkan lebih agresif saat mengumumkan suku bunga 18 Maret (19 Maret waktu Indonesia) nanti.

Berdasarkan data piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 66,4% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 bps menjadi 0,5-0,75%. Selain itu pelaku pasar melihat 33,6% suku bunga akan dipangkas 100 bps menjadi 0-0,25%, dan tidak ada probabilitas suku bunga dipangkas 50 adan 25 bps atau dipertahankan.

Sementara itu kebijakan yang bisa diterapkan oleh ECB sepertinya lebih terbatas dibandingkan The Fed.

Pada September lalu, ECB sudah menggelontorkan stimulus guna memacu ekonomi zona euro yang melambat. Saat itu ECB memangkas suku bunga deposito (deposit facility) sebesar 10 basis poin (bps) menjadi -0,5%, sementara main refinancing facility tetap sebesar 0% dan suku bunga pinjaman (lending facility) juga tetap sebesar 0,25%.

Bank sentral yang saat itu masih dipimpin Mario Draghi ini juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) yang sebelumnya sudah dihentikan pada akhir tahun 2018.

Program pembelian aset kali ini akan dimulai pada 1 November 2019 dengan nilai 20 miliar euro per bulan. Berdasarkan rilis ECB yang dilansir Reuters, QE kali ini tanpa batas waktu, artinya akan terus dilakukan selama dibutuhkan untuk memberikan stimulus bagi perekonomian zona euro.

Suku bunga ECB sudah rendah bahkan minus, sementara QE sudah diterapkan, sehingga kebijakan ECB kemungkinan tidak akan seagresif The Fed, euro pun berhasil menguat melawan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar