Kamis, 14 Mei 2020

Cadangan AS Turun, Harga Minyak Malah Bergejolak

Cadangan AS Turun, Harga Minyak Malah Bergejolak
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Rifan FinancindoHarga minyak mentah untuk kontrak yang ramai diperdagangkan bergerak volatil pagi ini setelah data stok minyak mentah Negeri Paman Sam dirilis oleh Energy Information Agency (EIA). Dimana persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel.

Kamis (14/5/2020), pada 07.50 WIB, harga minyak cenderung naik. Brent menguat 0,2% ke US$ 29,25/barel. Di saat yang sama, harga minyak mentah untuk acuan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) juga menguat 0,3% ke US$ 25,37/barel.

Namun pada 08.43 WIB, harga minyak mentah berbalik arah. Brent melemah 0,58% ke US$ 29,02/barel dan WTI terpangkas tipis 0,04% ke US$ 25,28/barel.

Stok minyak mentah di AS terus mencatatkan kenaikan sejak pertengahan Januari karena turunnya permintaan bahan bakar di seluruh dunia sebagai akibat dari merebaknya wabah virus corona (Covid-19).

Namun secara mengejutkan persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel pada pekan lalu yang berakhir hingga 8 Mei, jika mengacu pada data EIA. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan perkiraan analis yang meramal stok bakal naik 4,1 juta barel.

"Stok minyak mentah komersial AS secara tak terduga turun minggu lalu, menambah bukti bahwa pasar minyak AS telah melewati yang terburuk," kata Capital Economics dalam sebuah catatan, melansir Reuters.

Harga telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan dan lockdown sehingga memberikan harapan akan kenaikan permintaan bahan bakar.

Suasana di pasar juga membaik atas komitmen produsen minyak utama yang memangkas output demi mencapai keseimbangan supply & demand.  Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia sepakat pada bulan April untuk mengurangi produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) pada bulan Mei dan Juni.

Bahkan Arab Saudi selaku pemimpin de facto OPEC mengatakan akan menambah kuota pemangkasan produksi minyaknya secara sukarela sebanyak 1 juta bpd menjadi 7,5 juta bpd mulai Juni nanti.

Menambah sentimen positif untuk harga minyak, permintaan bensin dan solar di Eropa telah berangsur pulih karena pemerintah di berbagai negara kawasan Benua Biru sudah mulai mengendorkan pembatasan dan aktivitas ekonomi kembali bergeliat.

EIA memperkirakan konsumsi bahan bakar minyak dan bahan bakar cair secara global rata-rata 94,1 juta bpd pada kuartal pertama 2020 atau menurun 5,8 juta bpd dari periode yang sama pada 2019.

Lembaga asal AS itu memproyeksikan permintaan minyak bumi dan bahan bakar cair global rata-rata 92,6 juta bpd pada tahun 2020. Volumenya turun 8,1 juta bpd dari tahun lalu, sebelum akhirnya meningkat 7,0 juta bpd pada tahun 2021.

Lebih lanjut, persediaan bahan bakar cair global akan tumbuh rata-rata 2,6 juta bpd pada tahun 2020 setelah turun 0,2 juta bpd pada tahun 2019. EIA memperkirakan persediaan naik 6,6 juta bpd pada kuartal pertama dan meningkat menjadi 11,5 juta bpd pada kuartal kedua sebagai akibat dari pembatasan mobilitas publik yang semakin meluas & tajam sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan tajam dalam kegiatan ekonomi.

Pertumbuhan permintaan yang lebih kuat karena ekonomi global mulai pulih dan pertumbuhan pasokan yang lebih lambat akan berkontribusi pada penurunan persediaan minyak global dimulai pada kuartal ketiga tahun 2020. EIA memperkirakan persediaan bahan bakar cair global akan turun sebesar 1,9 juta bpd pada tahun 2021.

Hal ini membuat harga minyak berpotensi naik ke depan. Namun karena stok masih akan tetap tinggi, susah rasanya harga si emas hitam untuk kembali ke level US$ 60/barel. Perkiraan EIA, harga minyak Brent rata-rata US$ 46/barel pada 2021 nanti.

Namun adanya ancaman gelombang kedua wabah membuat pasar cukup was-was. Pasalnya jika second wave outbreak datang dan lockdown beserta segala pembatasan sosial lainnnya kembali diterapkan, maka semua prediksi itu jadi tak berarti dan harga minyak pun terancam anjlok.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Sumber : CNBC
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar