Jumat, 15 Oktober 2021

Kemarin 'Ngamuk', Rupiah Bisa ke Rp 14.000/US$ Hari Ini?

Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

 

PT Rifan FinancindoRupiah mengamuk, mencatat penguatan 0,7% melawan dolar Amerika Serikat (AS) di Rp 14.115/US$ Kamis kemarin. Sebelumnya, rupiah bahkan sempat menyentuh Rp 14.085/US$.

Rupiah berpeluang melanjutnya penguatan pada perdagangan hari ini, Jumat (15/10), sebab dolar AS masih mengalami tekanan.

Inflasi di Amerika Serikat kembali menjadi perhatian. Sebab tingginya inflasi saat ini diprediksi bisa berlangsung lama, bukan sementara saja. Oleh karena itu, bank sentral AS (The Fed) bisa jadi akan terpaksa menaikkan suku bunga, agar inflasi tidak lepas kendali.

Dampaknya bisa besar, sebab laju pertumbuhan ekonomi bisa terhambat, apalagi jika pasar tenaga kerja mulai melemah lagi. Yield obligasi AS (Treasury) pun bergerak volatil kemarin.

Treasury tenor 10 tahun sempat melesat ke atas 1,6%, tetapi setelahnya malah berbalik turun dan mengakhiri perdagangan di 1,5525%, atau turun 2,9 basis poin dari penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kenaikan yield menjadi artinya pelaku pasar melepas kepemilikan Treasury, sebab ada ekspektasi suku bunga akan dinaikkan, sehingga yield yang rendah menjadi kurang menarik.

Saat yield berbalik turun, artinya kembali ada aksi beli. Hal ini bisa menjadi mengindikasikan pelaku pasar cemas akan outlook perekonomian ke depannya, dan memilih bermain aman di aset safe haven.

Dampak dari penurunan yield Treasury tersebut, dolar AS kemarin jeblok 0,46% di hari Rabu, 0,13% kemarin. Pagi ini, indeks dolar AS naik tipis 0,07%, tetapi tidak menutup kemungkinan kembali tertekan sehingga rupiah bisa kembali menguat.

Secara teknikal, rupiah kemarin menembus batas bawah pola Rectangle di Rp 14.185/US$.

Sejak bulan September rupiah yang disimbolkan USD/IDR bergerak sideways membentuk pola Rectangle dengan batas atas di kisaran Rp 14.280/US$ dan batas bawah di Rp 14.185/US$. Lebar pola tersebut sebesar 95 poin, sehingga ketika batas bawah ditembus, target penguatannya juga selebar pola tersebut, artinya di Rp 14.090/US$.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Target penguatan tersebut langsung sukses disentuh Kamis kemarin, dan saat ini menjadi support yang harus dilewati untuk menguat lebih jauh ke Rp 14.050/US$ hingga Rp 14.030/US$, sebelum menuju level psikologis Rp 14.000/US$.

Tetapi patut diwaspadai koreksi rupiah melihat indikator Stochastic pada grafik harian dan 1 jam yang berada di wilayah jenuh jual (oversold).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Selama tertahan di atas support, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.150/US$, jika dilewati target selanjutnya di Rp 14.185/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar