Rabu, 15 November 2023

Harga Minyak Mentah Mereda di Tengah Ketegangan Palestina-Israel

Minyak, Oselote / Shutterstock

Pasar minyak global mengalami fluktuasi ringan pada dini hari Rabu, 15 November 2023, dengan tanda-tanda bahwa ketegangan antara Palestina dan Israel mungkin mereda.

Perhatian: Dampak Ketegangan pada Harga Minyak Mentah

Di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah, khususnya antara Palestina dan Israel, pasar minyak mentah mengalami pergeseran kecil pada awal Rabu. Antisipasi potensi de-eskalasi konflik Palestina-Israel dan ketidakpastian mengenai pasokan minyak AS memainkan peran dalam perubahan ini.

Minat: Faktor Utama yang Mempengaruhi Harga Minyak

  1. Jaminan Biden: Presiden Joe Biden memberikan jaminan kepada publik dengan diskusi harian untuk memastikan pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok militan Hamas. Optimismenya berkontribusi pada suasana stabilitas.

  2. Pergerakan Harga: Kontrak berjangka Brent turun 5 sen menjadi $82,47 per barel, melorot di bawah $84,58 pada 6 Oktober, sehari sebelum serangan Hamas terhadap Israel. Dalam beberapa minggu berikutnya, kontrak berjangka Brent diperdagangkan setinggi $93,79 per barel pada 20 Oktober.

  3. Stabilitas WTI: Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dari AS tetap stabil di $78,26 per barel, mencerminkan sentimen pasar yang hati-hati.

Keinginan: Harapan Pasar dan Faktor yang Mempengaruhi

  1. Dampak Potensial Perdamaian: Premi perang mungkin akan hilang karena tampaknya tidak akan ada gangguan pasokan di Timur Tengah. Sentimen ini muncul ketika penasihat Gedung Putih, Brett McGurk, melakukan misi diplomatik untuk berbicara dengan pejabat di Israel, Tepi Barat, Qatar, Arab Saudi, dan negara-negara lainnya.

  2. Dampak Perdagangan Awal: Jam perdagangan awal melihat kedua harga minyak mentah acuan melonjak lebih dari $1 per barel. Kenaikan ini disebabkan oleh revisi ke atas oleh Badan Energi Internasional (IEA) terhadap perkiraan pertumbuhan permintaan dan pelemahan dolar AS, menunjukkan perlambatan inflasi di ekonomi terbesar.

  3. Ketidakpastian atas Laporan Penyimpanan: Harga minyak menunjukkan kenaikan awal pada hari Selasa tetapi mundur kemudian karena pasar tidak yakin tentang apa yang akan ditunjukkan oleh laporan penyimpanan minyak AS oleh Administrasi Informasi Energi (EIA). American Petroleum Institute (API) menggegerkan pasar minggu lalu dengan melaporkan peningkatan stok minyak mentah sebesar 11,9 juta barel.

Aksi: Proyeksi Masa Depan dan Dinamika Pasar

  1. Antisipasi Laporan EIA: Laporan inventaris minyak EIA yang akan datang sangat dinantikan setelah dua minggu vakum karena pembaruan sistem. Analis memperkirakan penambahan sekitar 1,8 juta barel ke stok minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada 10 November.

  2. Outlook Permintaan Global: Meskipun ada perlambatan ekonomi yang diantisipasi, IEA meningkatkan proyeksinya untuk pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini dan tahun depan. OPEC juga meningkatkan proyeksinya untuk permintaan minyak global pada 2023 sambil mempertahankan harapan yang relatif tinggi untuk 2024.

  3. Pengaruh Fed: Para pedagang berspekulasi bahwa Federal Reserve AS mungkin memulai pemotongan suku bunga pada bulan Mei, bertujuan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak. Harapan akan pemotongan suku bunga telah melemahkan dolar AS terhadap mata uang lainnya, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak dengan membuat minyak mentah lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar.

Sebagai kesimpulan, pasar minyak sedang berlayar melalui ketidakpastian geopolitik, kekhawatiran penyimpanan, dan proyeksi permintaan. Saat upaya diplomatik terus berlanjut dan faktor ekonomi berkembang, lintasan masa depan harga minyak mentah tetap bergantung pada interaksi kompleks peristiwa global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar