Kamis, 23 November 2023

Perhatian: Memahami Keputusan OPEC+ dan Dampaknya pada Harga Minyak


Dalam peristiwa yang mengejutkan pada Rabu (22/11/2023), harga minyak mengalami penurunan hampir 1% setelah OPEC+ tiba-tiba menunda pertemuan mengenai pemotongan produksi. Langkah yang tidak terduga ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang pasokan minyak mentah global dan meninggalkan para pedagang serta analis meragukan jalur masa depan harga minyak.

Minat: Reaksi Pasar dan Keputusan OPEC+

Selama sesi perdagangan yang bergejolak pada Rabu, kontrak berjangka Brent ditutup 49 sen lebih rendah menjadi $81,96 per barel, turun lebih dari 4% ke level terendah $78,41 di awal sesi. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) ditetapkan 67 sen lebih rendah pada $77,10, setelah turun lebih dari 5% ke sesi terendah $73,79 pada sesi sebelumnya.

OPEC+ memutuskan untuk menunda pertemuan yang semula dijadwalkan pada 26 November 2023, mendorongnya menjadi 30 November 2023. Penundaan yang tak terduga ini membuat pasar terkejut, memicu penurunan tajam harga minyak di awal perdagangan. Agenda utama pertemuan yang ditunda tersebut diperkirakan berkisar pada diskusi apakah akan memperpanjang pemotongan produksi minyak.

Pasar melihat pemulihan ketika berita muncul, menunjukkan bahwa ketidaksepakatan yang menyebabkan penundaan tersebut terkait dengan negara-negara Afrika, produsen kecil dalam kelompok tersebut, bukan eksportir minyak utama.

Beberapa pedagang juga mengaitkan pelemahan tersebut dengan likuiditas yang rendah menjelang liburan Thanksgiving di Amerika Serikat.

Keinginan: Kekhawatiran dan Kemungkinan Hasil

Penundaan ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan produksi minyak dari anggota OPEC+ dalam beberapa bulan mendatang. Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial, menyoroti bahwa penundaan tersebut dapat menyebabkan peningkatan produksi, menekan harga.

Selain itu, lonjakan persediaan minyak mentah AS sebanyak 8,7 juta barel pada minggu sebelumnya, yang dipicu oleh impor yang lebih tinggi, menambah tekanan pada harga, menurut Badan Informasi Energi (EIA).

Penguatan Dolar AS pada hari Rabu juga berperan membuat minyak lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain, ikut berkontribusi pada penurunan harga minyak.

Aksi: Tantangan OPEC+ dan Masa Depan Harga Minyak

Agar harga minyak mendapatkan dukungan, OPEC dan sekutunya tidak hanya perlu mempertimbangkan perpanjangan pemotongan produksi, tetapi juga meningkatkan kedalaman pemotongan tersebut, menurut John Evans dari pialang minyak PVM. Panel teknis OPEC sebelumnya menyajikan pandangan bearish untuk pasar minyak dalam presentasi kepada dealer pasar keuangan terkemuka, menunjukkan masa-masa sulit di depan.

Bahkan jika negara-negara OPEC+ memutuskan untuk memperpanjang pemotongan produksi ke tahun depan, ada kekhawatiran bahwa pasar minyak global dapat mengalami surplus pasokan yang sedikit pada tahun 2024, seperti yang disebutkan oleh kepala divisi pasar minyak Badan Energi Internasional (IEA) pada Selasa (22/11).

Sebagai kesimpulan, penundaan mendadak dalam pertemuan OPEC+ telah menyuntikkan ketidakpastian ke dalam pasar minyak, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam harga. Pasar sekarang dengan cermat mengamati bagaimana OPEC+ menghadapi tugas yang sulit untuk seimbang antara pemotongan produksi dan potensi kelebihan pasokan, dengan implikasi untuk jalur harga minyak hingga ke depan. Investor dan analis sama-sama akan memperhatikan perkembangan untuk mengukur arah pasar di tengah-tengah masa sulit ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar