Selasa, 21 November 2023

Perhatian: Memahami Dinamika Harga Komoditas



Dalam dunia komoditas yang sibuk, fluktuasi terkini dalam harga batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan minyak mentah telah menarik perhatian para pelaku pasar dan analis. Saat kita menjelajahi skenario saat ini, jelas terlihat bahwa batu bara dan CPO mengalami tren pelemahan yang berlanjut, sementara minyak mentah berhasil memperkuat posisinya.

Teka-teki Batu Bara

Pasar batu bara, khususnya kontrak ICE Newcastle untuk Desember 2023 dan Januari 2024, telah menyaksikan penurunan berturut-turut selama tiga hari. Menurut data Bloomberg, kontrak Desember melemah sebesar -1,20%, ditetapkan pada US$124 per ton metrik, sementara kontrak Januari mengalami penurunan sebesar -0,98%, mencapai US$126,35 per ton metrik. Salah satu faktor kontribusi terhadap penurunan ini adalah penurunan impor batu bara China dari Rusia, mencapai titik terendah delapan bulan pada Oktober 2023. Permintaan restocking yang lemah dari perusahaan utilitas China, dipadu dengan harga yang kurang kompetitif, memengaruhi pembelian.

Bukan hanya Rusia yang menghadapi penurunan dalam ekspor batu bara; Mongolia mengalami penurunan dari 6,71 juta ton menjadi 5,01 juta ton pada September 2023, dipengaruhi oleh libur nasional selama seminggu pada Oktober 2023. Pengiriman batu bara Indonesia juga turun dari 18,06 juta ton pada September menjadi 15,78 juta ton pada Oktober. Namun, impor batu bara Australia naik sedikit menjadi 4,99 juta ton pada Oktober 2023, yang disebabkan oleh penghapusan larangan perdagangan batu bara dengan Australia oleh China. Meskipun demikian, menurut sumber pasar dan analis, batu bara Australia sejak itu menjadi kurang menarik karena harganya meningkat dibandingkan dengan pasokan domestik.

CPO Berjuang di Tengah Daya Pasar

Beralih perhatian ke sektor minyak kelapa sawit, harga crude palm oil (CPO) untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia melemah sebesar -4 poin menjadi 3.805 ringgit per ton metrik. Sementara itu, untuk kontrak Januari 2024 juga mengalami pelemahan sebesar -1 poin menjadi 3.890 ringgit per ton metrik. Meskipun pengaruh positif dari harga minyak kedelai di Chicago, kinerja ekspor minyak kelapa sawit yang sedikit negatif dan penguatan ringgit Malaysia membatasi kenaikan kontrak berjangka minyak sawit dalam mata uang ringgit.

India, sebagai konsumen besar batu bara, menyatakan keyakinan terhadap pasokan batu bara kokas dari Australia, sekitar 70 juta ton metrik per tahun. Namun, di Eropa, upaya memenuhi tujuan energi bersih menghadapi hambatan akibat keputusan pengadilan yang membatalkan pendanaan di luar anggaran sebesar 60 miliar euro untuk proyek-proyek energi bersih dan industri.

Kekuatan Tahan Minyak Mentah

Di sisi lain, harga minyak mentah terus menguat. West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember 2023 ditutup menguat 2,3% pada level US$77,6 per barel, menandai kenaikan sebesar 2,1%. Begitu pula dengan harga minyak Brent yang ditutup menguat 2,1% pada level US$82,32 per barel. Spekulasi pasar menunjukkan bahwa OPEC+ mungkin akan campur tangan untuk mendukung harga minyak, dengan Saudi Arabia dan sekutunya diharapkan memperdalam pemangkasan produksi dalam pertemuan 26 November mendatang. Antisipasi ini telah memicu aktivitas pembelian, seiring pembeli mencari keuntungan dari pergerakan pasar potensial.

Di Timur Tengah, perhatian tertuju pada penyitaan kapal yang disewa oleh Jepang oleh pemberontak Houthi di Laut Merah, menambah dimensi geopolitik pada pertimbangan pasar minyak.

Minat: Faktor Global Bermain

Dinamika Internasional Batu Bara

Penurunan impor batu bara dari Rusia dan pemain kunci lainnya mencerminkan permainan faktor yang kompleks. Perubahan permintaan China, libur nasional yang memengaruhi rantai pasokan, dan pergeseran geopolitik dalam hubungan perdagangan turut berkontribusi pada volatilitas dalam pasar batu bara.

Keseimbangan Delikat CPO

Keseimbangan delikat harga CPO, dipengaruhi oleh dinamika global minyak kedelai, kinerja ekspor, dan pergerakan mata uang, menyoroti keterkaitan komoditas di pasar internasional.

Minyak Mentah dan Ketegangan Geopolitik

Keuletan minyak mentah di tengah ketegangan geopolitik di Timur Tengah menggarisbawahi posisinya sebagai barometer global yang dipengaruhi tidak hanya oleh dinamika pasokan dan permintaan tetapi juga oleh peristiwa geopolitik yang dapat membentuk sentimen pasar.

Keinginan: Menavigasi Lanskap Komoditas

Saat bisnis dan investor menavigasi lanskap komoditas yang dinamis ini, tetap informasi tentang kompleksitas masing-masing pasar menjadi sangat penting. Memahami faktor-faktor global yang memengaruhi harga batu bara, CPO, dan minyak mentah memberdayakan pemangku kepentingan untuk membuat keputusan strategis.

Aksi: Merumuskan Strategi untuk Masa Depan

Untuk berkembang dalam pasar yang selalu berubah ini, bisnis harus menyesuaikan strategi mereka dengan nuansa dinamika batu bara, CPO, dan minyak mentah. Memantau perkembangan internasional, pergeseran rantai pasokan, dan peristiwa geopolitik akan menjadi kunci untuk membuat keputusan yang terinformasi di dunia komoditas global.

Untuk kesimpulan, situasi saat ini di pasar komoditas memberikan tantangan dan peluang. Baik itu penurunan harga batu bara, keseimbangan delikat CPO, atau ketahanan minyak mentah, pendekatan yang cermat untuk memahami dan menavigasi dinamika ini akan menjadi kunci kesuksesan dalam lanskap komoditas global.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar