Harga minyak mentah tidak banyak berubah pada hari Selasa karena prospek pasokan yang lebih kuat dan pertumbuhan permintaan global yang lemah melebihi kekhawatiran tentang eskalasi ketegangan di Timur Tengah yang dapat mempengaruhi produksi dari wilayah pengekspor utama tersebut.
Pergerakan Harga Minyak pada Hari Selasa
Brent dan WTI Menunjukkan Kenaikan Tipis
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik 13 sen, atau 0,18%, menjadi $71,83 per barel pada pukul 06:15 GMT. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik 14 sen, atau 0,21%, menjadi $68,31 per barel.
Penurunan Bulanan dan Kuartalan Minyak Brent dan WTI
Pada hari Senin, harga Brent menutup bulan September dengan penurunan sebesar 9%, menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut sekaligus penurunan terbesar sejak November 2022. Minyak Brent mengalami penurunan sebesar 17% pada kuartal ketiga, menjadi kerugian kuartalan terbesar dalam setahun. Di sisi lain, WTI turun 7% pada bulan lalu dan mencatat penurunan 16% untuk kuartal tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasar Minyak
Penambahan Pasokan OPEC+ dan Permintaan yang Lesu
Menurut Yeap Jun Rong, seorang ahli strategi pasar dari IG, banyak faktor yang menahan kenaikan harga minyak. Para pelaku pasar mencermati penambahan pasokan dari OPEC+ yang dijadwalkan pada akhir tahun ini, bersamaan dengan prospek permintaan yang masih lemah dari Tiongkok, sebagaimana tercermin dalam data PMI terbaru negara tersebut.
Di sisi lain, sentimen pasar tampaknya kurang terpengaruh oleh data ekonomi yang lebih lemah, dengan harapan bahwa rangkaian stimulus terbaru akan membantu memacu ekonomi ke depan. Meskipun begitu, outlook jangka panjang untuk permintaan minyak tetap suram.
Aktivitas Manufaktur Tiongkok yang Melemah
Aktivitas manufaktur Tiongkok mengalami kontraksi tajam pada bulan September, dengan pesanan baru baik domestik maupun internasional menurun, yang menyebabkan kepercayaan pemilik pabrik mendekati titik terendah. Survei sektor swasta yang dirilis pada hari Senin menunjukkan penurunan ini.
Namun, para analis percaya bahwa serangkaian langkah stimulus yang diluncurkan selama seminggu terakhir kemungkinan akan cukup untuk membawa pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun 2024 kembali ke sekitar 5%. Meskipun begitu, langkah-langkah tersebut tidak mungkin secara signifikan mengubah prospek jangka panjang.
Dampak Ketegangan Timur Tengah pada Pasokan Minyak
Eskalasi Konflik Israel dan Lebanon
Konflik di Timur Tengah semakin meningkat setelah serangan militer Israel terhadap Hezbollah di perbatasan Lebanon pada hari Selasa. Serangan ini dipicu oleh pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah, oleh Israel pada hari Jumat, yang memperburuk ketegangan antara Israel dan kelompok militan yang didukung Iran. Konflik ini berpotensi melibatkan Amerika Serikat dan Iran dalam skala yang lebih luas.
Namun, kekhawatiran mengenai gangguan pasokan minyak dari kawasan tersebut tampaknya masih terkendali untuk saat ini. Para pelaku pasar terus menghitung risiko konflik regional yang lebih luas, menurut Yeap dari IG.
Penurunan Stok Minyak di Amerika Serikat
Di Amerika Serikat, stok minyak mentah dan bahan bakar diperkirakan telah turun sekitar 2,1 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 27 September, menurut jajak pendapat awal Reuters yang dirilis pada hari Senin. Laporan resmi dari American Petroleum Institute diperkirakan akan keluar pada hari Selasa pukul 4:30 sore EDT (20:30 GMT).
Kesimpulan
Harga minyak terus berada dalam fase stabil di tengah kombinasi faktor-faktor yang mempengaruhi pasar. Sementara prospek peningkatan pasokan dari OPEC+ dan permintaan global yang lemah menjadi hambatan bagi kenaikan harga, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan penurunan stok minyak di Amerika Serikat masih menjadi faktor yang perlu diawasi oleh para pelaku pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar