Kamis, 17 Juli 2025

EUR/USD Melemah Menuju 1.1600, Pasar Fokus pada Data Inflasi HICP Zona Euro

 Pasangan mata uang EUR/USD mengalami penurunan pada sesi perdagangan Asia hari Kamis, diperdagangkan di kisaran 1.1620 setelah menghapus sebagian penguatan yang tercatat pada sesi sebelumnya. Perhatian para pelaku pasar kini tertuju pada rilis data Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) Zona Euro yang dijadwalkan pada hari ini. Angka inflasi ini berpotensi menjadi pemicu volatilitas signifikan terhadap nilai tukar euro, terutama jika hasilnya jauh dari ekspektasi pasar.

Di sisi lain, fokus pasar juga mulai beralih ke data Penjualan Ritel Amerika Serikat (US Retail Sales) untuk bulan Juni yang akan dirilis pada sesi perdagangan Amerika Utara. Data ini akan menjadi indikator penting bagi arah konsumsi domestik AS dan dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai kekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut, sekaligus memberikan petunjuk tambahan terhadap arah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed).

Nilai tukar dolar AS menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut, terutama karena meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam kisaran 4,25%–4,50% pada pertemuan kebijakan bulan Juli mendatang. Ketidakpastian tarif yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS Donald Trump menjadi salah satu alasan utama mengapa The Fed kemungkinan besar akan bersikap hati-hati dalam menentukan langkah selanjutnya.

Trump mengumumkan pada hari Rabu bahwa ia berencana mengirimkan satu surat kepada lebih dari 150 negara, memberitahu mereka bahwa tarif sebesar 10% akan diberlakukan. Ia menegaskan bahwa negara-negara tersebut bukanlah mitra dagang besar seperti Tiongkok atau Jepang, dan menyebut tarif tersebut bisa meningkat menjadi 15–20%, meskipun tidak memberikan rincian pasti. Pernyataan ini menambah tekanan terhadap ketidakpastian perdagangan global dan berdampak pada pergerakan nilai tukar mata uang utama dunia, termasuk euro.

Lebih lanjut, Trump juga menyatakan bahwa ia ingin Jerome Powell mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua The Fed, namun menambahkan bahwa pemecatan paksa dapat mengganggu stabilitas pasar. Ini kembali memunculkan kekhawatiran investor terhadap potensi intervensi politik terhadap independensi bank sentral AS.

Dari sisi inflasi, data harga konsumen AS untuk bulan Juni yang lebih tinggi dari perkiraan telah memicu kekhawatiran bahwa suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama. Presiden The Fed Dallas, Lorie Logan, menekankan bahwa The Fed mungkin perlu mempertahankan tingkat suku bunga saat ini lebih lama demi memastikan inflasi tetap terkendali, terutama dengan adanya tekanan tambahan dari kebijakan tarif pemerintahan Trump.

Sementara itu, Presiden The Fed New York, John Williams, menyatakan bahwa posisi kebijakan moneter saat ini sudah tepat, memberikan ruang bagi The Fed untuk memantau perkembangan ekonomi sebelum mengambil keputusan selanjutnya. Pernyataan ini menandakan bahwa bank sentral AS masih bersikap wait-and-see, yang semakin memperkuat posisi dolar sebagai aset aman di tengah ketidakpastian global.

Dengan banyaknya data penting dan dinamika geopolitik yang sedang berlangsung, EUR/USD berpotensi melanjutkan tren pelemahannya jika inflasi Zona Euro meleset dari ekspektasi atau jika sentimen terhadap dolar AS tetap solid. Para trader dan analis kini menantikan konfirmasi dari kedua rilis data hari ini untuk mengukur arah tren jangka pendek selanjutnya bagi pasangan mata uang utama ini.

Sumber : newsmaker.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar