Selasa, 01 Juli 2025

Harga Perak Stabil di Tengah Melemahnya Dolar AS

 


Harga perak bertahan stabil di kisaran \$36 per ons pada Selasa, mempertahankan kekuatan setelah mencatatkan performa positif sepanjang bulan Juni. Penguatan ini ditopang oleh melemahnya dolar AS, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih agresif, meningkatnya kekhawatiran fiskal, serta ketidakpastian yang terus berlanjut terkait kebijakan perdagangan global.

Dolar yang lebih lemah biasanya mendorong permintaan terhadap komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti perak. Hal ini terjadi karena logam mulia tersebut menjadi lebih murah bagi pembeli dari luar negeri. Kombinasi antara ketegangan fiskal, arah kebijakan moneter AS, dan ketidakjelasan dalam perdagangan internasional menjadikan perak tetap menarik sebagai aset pelindung nilai (safe haven).

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Dorong Permintaan Safe Haven

Pasar kini semakin yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinan besar pada pertemuan bulan Juli. Sentimen ini dipicu oleh data ekonomi AS yang mulai menunjukkan tanda-tanda pelemahan, serta tekanan politik yang terus diarahkan kepada bank sentral untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

Investor tengah menantikan rilis data tenaga kerja AS yang akan dirilis pekan ini. Jika data menunjukkan pelemahan, hal tersebut akan semakin memperkuat spekulasi bahwa The Fed perlu segera melonggarkan kebijakan moneternya. Dalam konteks ini, perak berpotensi mendapat dorongan tambahan sebagai alternatif investasi ketika imbal hasil obligasi menurun dan risiko pasar meningkat.

Rencana Pemangkasan Pajak dan Belanja AS Tingkatkan Kekhawatiran Fiskal

Selain faktor moneter, fokus investor juga tertuju pada upaya Senat AS dalam mengesahkan paket pemangkasan pajak dan belanja besar-besaran yang diajukan oleh Presiden Donald Trump sebelum tenggat 4 Juli. Paket kebijakan ini diperkirakan akan menambah utang nasional hingga \$3,3 triliun, sehingga menimbulkan kekhawatiran serius terkait ketahanan fiskal jangka panjang Amerika Serikat.

Kondisi fiskal yang memburuk biasanya memperlemah kepercayaan terhadap mata uang negara tersebut, dalam hal ini dolar AS. Akibatnya, investor cenderung mencari aset keras seperti perak dan emas untuk melindungi nilai kekayaannya dari potensi penurunan nilai tukar dan inflasi.

Ketidakpastian Perdagangan Masih Membayangi Sentimen Pasar

Sementara itu, isu perdagangan tetap menjadi perhatian utama. Investor masih menunggu kejelasan apakah AS akan berhasil mencapai kesepakatan dengan mitra dagang utamanya sebelum masa penangguhan tarif selama 90 hari berakhir minggu depan. Jika kesepakatan gagal tercapai, risiko meningkatnya tensi perdagangan bisa kembali memicu volatilitas pasar secara global.

Secara keseluruhan, harga perak kemungkinan akan tetap mendapat dukungan kuat selama tekanan terhadap dolar AS berlanjut dan ketidakpastian makroekonomi tetap tinggi. Dengan berbagai katalis yang sedang berkembang, logam mulia ini terus menjadi pilihan favorit bagi investor yang menghindari risiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar