Rabu, 07 Juni 2017

Pemilu Inggris hingga Konflik Timur Bikin Harga Emas Meroket | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik lebih dari 1% pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena ketegangan geopolitik mengangkat permintaan investasi untuk logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus, naik USD14,8 atau 1,15%, menjadi menetap di USD1.297,5 per ounce.

Harga emas memperpanjang kenaikan beruntun mereka ke sesi ketiga berturut-turut dan berakhir pada level tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak November lalu, menurut MarketWatch.

Para analis mengatakan ketidakpastian seputar keretakan antara Qatar dan negara-negara Timur Tengah lainnya, pemilihan umum di Inggris yang akan datang dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) meningkatkan permintaan investasi untuk logam mulia. 

Pelemahan dolar AS juga membantu mendorong harga logam mulia naik, karena Indeks dolar AS turun 0,3% menjadi 96,52 pada pukul 19.30 GMT. 

Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS turun maka emas berjangka akan naik. 

Data ekonomi lemah dari Amerika Serikat telah mengurangi ekspektasi percepatan kenaikan suku bunga AS tahun ini, namun Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan Juni pekan depan. 

Kenaikan suku bunga akan mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi dan cenderung memperkuat greenback, yang cenderung melemahkan harga emas. 

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 12,9 sen atau 0,73% menjadi USD17,71 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD5,7 atau 0,6%, menjadi menetap di USD963,3 per ounce. 

(dni)
Sumber : Okezone

Selasa, 06 Juni 2017

Dolar AS Mixed di Tengah Laporan Data Ekonomi | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Kurs dolar AS diperdagangkan bervariasi terhadap mata uang utama lainnya pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah sejumlah data ekonomi.

Aktivitas ekonomi AS di sektor nonmanufaktur tumbuh pada Mei untuk bulan ke-89 berturut-turut, lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan, Senin (5/6/2017).

Indeks nonmanufaktur ISM tercatat 56,9% pada Mei, yang 0,6% lebih rendah dari angka April sebesar 57,5%. 

Pesanan baru AS untuk barang-barang manufaktur pada April turun USD0,8 miliar atau 0,2% menjadi USD469,0 miliar, sesuai dengan konsensus pasar, Departemen Perdagangan mengumumkan pada Senin (5/6/2017). 

Sementara itu, para investor masih memilah-milah laporan pekerjaan nonpertanian yang lebih lemah dari perkiraan untuk Mei. 

Total penggajian pekerja nonpertanian AS meningkat sebanyak 138.000 pada Mei, jauh di bawah konsensus pasar untuk kenaikan 185.000, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Jumat (5/6/2017). Namun, tingkat pengangguran sedikit berubah pada 4,3%. 

Beberapa analis mengatakan penurunan dalam angka pertumbuhan pekerjaan mungkin membawa beberapa keraguan mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan ini. 

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik tipis 0,09% menjadi 96,802 di akhir perdagangan. 

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1252 dari USD1,1277 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi USD1,2908 dari USD1,2881 di sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi USD0,7489 dari USD0,7438. 

Dolar AS dibeli 110,49 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,48 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9650 franc Swiss dari 0,9640 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3474 dolar Kanada dari 1,3495 dolar Kanada. 

(dni)
Sumber : Okezone

Senin, 05 Juni 2017

Awal Pekan, Rupiah Menguat ke Rp13.286/USD | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat dan memasuki level Rp13.280-an per USD.

Melansir Bloomberg Dollar Index, Jakarta, Senin (5/6/2017), Rupiah pada perdagangan spot exchange rate di pasar Asia, menguat 28 poin atau 0,21% menjadi Rp13.286 per USD.

Adapun pergerakan harian Rupiah, berada di kisaran Rp13.280-Rp13.293 per USD.

Sementara data Yahoofinance mencatat, Rupiah menguat 18 poin atau 0,13% ke Rp13.283 per USD.

Dalam catatan Yahoofinance, Rupiah bergerak dalam rentang Rp13.273 per USD hingga Rp13.303 per USD.

(dni)

Sumber : Okezone 

Jumat, 02 Juni 2017

Emas Berada Dalam Tekanan Jelang Rilis Data NFP | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga Emas terpantau melemah sepanjang sesi perdagangan hari Kamis (1/6) jelang rilis data Non Farm Payroll AS yang bersifat krusial sebelum diadakannya pertemuan Fed pada pertengahan Juni mendatang. Banyak Investor berharap data NFP bisa memberi petunjuk mengenai apakah Rate Hike akan dilakukan bulan ini atau kembali diundur.

“Investor tengah menanti rilis data ekonomi hari ini dan besok (NFP) mengingat Emas sangat bergantung pada pergerakan Dollar AS, jadi kami tinggal menunggu saja”, ucap Georgette Boele, Ahli Komoditas ABN AMRO di Amsterdam.

Emas yang sedang tertekan disaat naiknya Index Dollar ditengah Yields Treasury AS terus meninggi dan menguatnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Fed pada bulan ini. Selain itu turun-nya harga Emas juga disebabkan oleh karena penguatan Euro pasca rilis data Manufaktur Uni Eropa menunjukan trend penguatan terbaik dalam kurun waktu lebih dari enam tahun terakhir, bursa Eropa menghijau membuat minat Investor terhadap logam mulia seperti Emas menurun.

Data Payroll yang positif bisa semakin menguatkan probabilitas Rate Hike sehingga rilis NFP besok begitu dinanti nantikan Investor jelang pertemuan Fed pada 13 – 14 Juni mendatang. Berdasarkan CME Group's FedWatch menunjukan 87 persen Trader percaya Fed akan menaikan suku bunga bulan ini dan berpotensi akan terus meningkat apabila NFP tumbuh secara menyakinkan.

Pada pukul 20:38 WIB malam ini, Emas diperdagangkan pada level $1,262 per ounce atau melemah 0.64 persen sejak sesi Asia tadi pagi, sementara itu Emas Futures AS turun 0.5 persen menjadi $1,265.5 per ounce. Logam mulia lain seperti Perak melemah 1.1 persen menjadi $17.1 dan platinum turun 0.4 persen seharga $939.75

Sumber : SeputarForex

Rabu, 31 Mei 2017

Usai Lebaran, Sebaiknya Jual atau Beli Saham? | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Pola perdagangan saham usai Lebaran sedikit banyak dapat memengaruhi investor untuk melakukan transaksi jual-beli saham. 

Lantas, menyoroti kinerja perdagangan saham usai libur selama pekan Lebaran, langkah apa yang paling bijak dilakukan oleh investor? Menjual atau membeli saham?

Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menyatakan, tak ada standar acuan apakah lebih baik menjual atau membeli saham ketika momen Lebaran belum usai. 

"Seteleh Lebaran tergantung masing-masing (investor), karena masing-masing (investor) punya motivasi berbeda-beda," katanya ketika dihubungi Okezone di Jakarta. 

Untuk diketahui, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang pekan periode pascalibur Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran 2016 mengalami kenaikan. IHSG naik 2,79%, dari level 4.971,58 poin ke posisi 5.110,18 poin. 

Dia pun menambahkan, jika investor membeli saham usai Lebaran untuk kepentingan jangka pendek, menurutnya masih memungkinkan dan tidak mengandung risiko. Namun, investor tetap perlu cermat memilih.
"Kalau bicaranya untuk jangka pendek, kapan pun beli, kapan pun jual itu kan masing-masing bisa, dan itu balik ke pola investasi masing-masing," tambahnya. 

Usai Lebaran tahun lalu pun nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) di periode 11 hingga 15 Juli 2016 telah mengalami peningkatan menjadi Rp5.489,69 triliun dari Rp5.340,98 triliun di akhir pekan sebelumnya. 

(kmj)
(rhs)
Sumber : Okezone