Senin, 19 Februari 2018

3 Perusahaan Petrokimia Tambah Investasi USD10,6 Miliar | Rifan Financindo Palembang


Rifan Financindo - Palembang - Tiga perusahaan yang bergerak di sektor industri petrokimia siap melakukan investasi senilai total USD10,6 miliar.
Ketiga perusahaan tersebut yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk., Lotte Chemical Titan, dan Siam Cement Group (SCG).

“Mereka akan memproduksi kebutuhan bahan baku kimia berbasis naphta cracker di dalam negeri, sehingga nanti kita tidak perlu impor lagi,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta kemarin. 

Menurut Airlangga, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk selaku industri nasional akan menggelontorkan dana USD6 miliar hingga 2021 dalam rangka peningkatan kapasitas produksi. Sementara itu, perusahaan asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan, akan merealisasikan investasinya sebesar USD3-4 miliar untuk memproduksi naphta cracker dengan total kapasitas 2 juta ton per tahun.

Selanjutnya perusahaan asal Thailand, Siam Cement Group (SCG), akan membangun fasilitas produksi naphta cracker senilai USD600 juta di Cilegon, Banten. 

“Dengan tambahan investasi Lotte Chemical dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Indonesia akan mampu menghasilkan bahan baku kimia berbasis naphta cracker sebanyak 3 juta ton per tahun,” ujar Airlangga.
Bahkan, lanjutnya, Indonesia bisa memosisikan sebagai produsen terbesar ke-4 di ASEAN setelah Thailand, Singapura, dan Malaysia. Di samping itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat bebe rapa perusahaan farmasi dan bahan baku obat telah menggelontorkan dananya untuk investasi di Indonesia.

Beberapa di antaranya PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia senilai Rp132,5 miliar dan PT Ethica Industri Farmasi sebesar Rp1 triliun. Sementara di sektor kosmetika, PT Unilever Indonesia melakukan perluasan pabrik senilai Rp748,5 miliar.

Kemenperin menargetkan nilai investasi di sektor Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) akan mencapai Rp117 triliun pada 2018, naik dari realisasi 2017 yang diperkirakan menembus Rp94 triliun. Penanaman modal dari sektor IKTA tahun ini diproyeksikan bakal menyumbang sebesar 33% terhadap target investasi secara keseluruhan pada kelompok manufaktur nasional senilai Rp352 triliun. 

“Kami sudah memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax allowance dan tax holiday supaya bisa menarik investasi dari para pelaku industri yang ingin mengembangkan pabrik bahan baku di Indonesia,” kata Airlangga. 

Selain itu, diperlukan juga dukungan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, penggunaan teknologi terkini, dan kemudahan akses pasar. Airlangga menuturkan, terkait dengan harga gas masih ada sekitar 70 industri yang menunggu penurunan harga gas.
(dni)
Sumber : Okezone


Berbenah Data Produksi Beras RI | PT Rifan Financindo Palembang


PT Rifan Financindo - Palembang  - Perbedaan data soal produksi beras di Indonesia meninggalkan cerita. Sebab, perbedaan data ini membuat kebingungan di masyarakat.
Hal ini berujung pada kebijakan impor beras 500.000 ton yang dilakukan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan. Namun di sisi lain, Kementerian Pertanian mengklaim surplus beras.

Menanggapi hal ini, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, kegaduhan soal data produksi beras yang ternyata berbeda merupakan kesalahan fatal.
Dia melihat kesalahan ini sulit dimaafkan sehingga perlu dilakukan evaluasi total. "Dari situ saya rasa perlu evaluasi total," kata Bhima di Jakarta, Minggu malam.
Untuk itu, dirinya meminta kegaduhan soal produksi beras diselesaikan agar masyarakat tidak merasa kebingungan soal beras.
 
"Soalnya selama ini kan kita selalu dibilang surplus untuk berbagai komoditas, misalnya beras," tegas Bhima.
Anggota DPR asal Partai Gerindra Bambang Haryo sebelumnya juga menilai, pemerintah tidak konsisten dalam mewujudkan swasembada pangan sebagaimana yang menjadi program Nawacita Presiden Jokowi.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor yang membuat Indonesia belum juga mencapai swasembada. Salah satunya tidak adanya koordinasi antara Kementrian Pertanian dengan kementrian teknis lainnya.
“Kordinasi kebutuhan pangan Kementan dengan kementrian lain berantakan,” serunya.
 
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman sendiri mengaku telah membongkar sejumlah regulasi yang dianggap dapat menghambat hasil produksi pertanian yang tentunya akan memberikan kerugian besar bagi para petani di Indonesia. "Kami sudah membongkar sejumlah regulasi yang merugikan produksi pertanian," ucapnya. 

Salah satu regulasi yang akhirnya harus dibuang karena begitu memberikan dampak kerugian yang besar bagi petani yakni terkait regulasi pengadaan pupuk. "Dulu sesuai regulasi, pupuk itu harus ditender 3-4 untuk bisa mendapatkan. Jadi misalnya Januari baru bisa keluar anggaran sementara usia padi itu sekitar 3 bulan, maka selesai panen baru pupuknya datang," katanya
(dni)

Sumber : Okezone

 

Kamis, 15 Februari 2018

Kemendag Masih Tahan Izin Impor Garam Industri, Apa Alasannya? | Rifanfinancindo Palembang


Rifanfinancindo - Palembang - Pemerintah kembali melakukan rapat koordinasi untuk membahas impor garam industri. Hal ini setelah Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan izin impor garam untuk keperluan bahan baku industri dalam negeri sebanyak 2,37 juta ton. 

Sedangkan alokasi impor garam industri pada 2018 kurang lebih sebanyak 3,7 juta ton. Artinya masih ada kesempatan izin impor garam industri sebanyak 1,33 juta ton lagi.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Oke Nurwan mengungkapkan, meski banyak permintaan tapi pihaknya belum akan mengeluarkan impor. Pasalnya akan mereview yang sudah ada izin terlebih dahulu.
"Sudah banyak yang mengajukan (impor garam industri), tapi kita diminta review izin yang sudah keluar dulu," ungkapnya di Kemenko Perekonomian, Rabu (14/2/2018).

Oke menjelaskan, permintaan impor sudah datang dari banyak industri tapi pihaknya akan mereview izin yang sudah diterbitkan kepada 21 perusahaan. Salah satunya adalah PT Asahi.
"21 perusahaan. Udah berjalan (impornya)," jelasnya.
 
Bahkan dia menyebutkan yang diberikan izin belum semuanya masuk. Oleh karenanya akan dipastikan dulu proses impor ini berjalan baik baru bisa keluarkan izin lagi.
"Ada yang belum, ada yang sudah. Mereka kebutuhannya berapa kan kita udah kasih setahun," tukasnya.
(dni)
Sumber : Okezone


Rabu, 14 Februari 2018

Mulai Diserang Aksi Jual, IHSG Melemah ke 6.577 | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - Palembang – Sempat menguat pagi tadi, pasar saham Indonesia malah mengalami kejatuhan siang ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1 poin atau 0,02% ke 6.577.

Menutup jeda siang ini, 177 saham menguat, 143 saham melemah, dan 119 saham stagnan. Sesi I ini, telah terjadi transaksi perdagangan mencapai Rp3,17 triliun dari 6,54 miliar lembar saham diperdagangkan.

Indeks LQ45 turun 1,76 poin atau 0,16% menjadi 1.107, Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,65 poin atau 0,08% ke 776, indeks IDX30 turun 1,05 poin atau 0,17% ke 605 dan indeks MNC36 turun 0,15 atau 0,04% ke 379.
Tercatat ada tujuh sektor yang menopang IHSG, yakni sektor tambang, manufaktur, perkebunan, aneka industri, perdagangan, industri dasar dan properti. Sementara untuk sektor konsumsi, keuangan dan infrastruktur melemah.

Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers, antara lain saham PT Bank Agris Tbk (AGRS) naik Rp70 atau 24,65% ke Rp354, saham PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) naik Rp310 atau 17,42% ke Rp2.090, dan saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) naik Rp52 atau 13,07% ke Rp450.

Sedangkan saham-saham yang berada dalam jajaran top losers antara lain, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) turun Rp1.025 atau 11,52% ke Rp7.875, saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) turun Rp125 atau 9,8% ke Rp1.150, dan saham PT Intikeramik Alamasri Inds. Tbk (IKAI) turun Rp15 atau 9,2% ke Rp148.
(mrt)
Sumber : Okezone

Selasa, 13 Februari 2018

Beras Impor 57.000 Ton Sudah Tiba di Indonesia | PT Rifan Financindo Palembang


PT Rifan Financindo - Palembang - Impor beras pemerintah yang dilakukan Perum Bulog untuk menstabilkan lonjakan harga beras beberapa waktu lalu sudah tiba ke Indonesia. Sebanyak 57.000 ton beras sudah merapat ke sejumlah pelabuhan di Indonesia.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati membenarkan, hingga hari ini beras impor sudah datang ke Indonesia. Hanya saja belum semuanya dibongkar.

"Di Tenau NTT sudah bongkar 10.000 ton. Di Priok sudah sandar tapi belum bongkar menunggu dok bongkat 41.000 ton. Merak 6 ribu ton juga sama (belum bongkar)," tuturnya kepada Okezone.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menjamin padi petani di tengah panen raya sekarang hingga April 2018 akan diserap pemerintah. Walaupun sekarang impor beras melalui Perum Bulog sebanyak 500 ribu ton sudah dimulai.

"Semua petani itu akan dibeli. Jadi buat apa khawatir. Pokonya berapapun hasilnya akan dibeli. Dijamin," tuturnya.
Enggar mengklaim, sampai saat ini tidak ada protes dari petani soal rencana impor beras. Menurutnya, banyak petani yang setuju.
"Baca di Media Indonesia kemarin. Banyak yang setujua. Ada yang menerima," tuturnya.
(rzy)

Sumber : Okezone