Rabu, 28 November 2018

PT Rifan Financindo Berjangka – Visual Stories: Dara Seksi Penakluk Tong Setan

sepe
PT Rifan Financindo Berjangka, Jakarta – Jarang ada perempuan jadi pembalap. Apalagi pembalap tong setan. Berputar-putar di dalam tong sambil memacu sepeda motor turun naik dengan kecepatan tinggi. Dihantui maut.
Pertunjukan tong setan kerap menjadi primadona di setiap pasar malam. Jika beruntung, Anda bisa bertemu dara-dara muda bernyali besar yang menjadi penakluk pusaran tong setan.
Karmila dan Laras terpikat dengan atraksi yang memacu adrenalin ini sejak semula melihatnya. Bukannya takut, mereka justru penasaran mencoba.
Tentu saja awalnya tak berjalan mulus. Pusing, mual, bahkan sampai pingsan. Ikuti kisah Karmila dan Laras serta aksi mereka sebagai pembalap tong setan dalam Visual Stories di sini.
(cha/asp)

Selasa, 27 November 2018

IHSG Dibuka Melemah ke 6.009 | Rifanfinancindo

Ilustrasi/Foto: Rengga Sancaya 
Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah. IHSG berbalik melemah pada pembukaan pagi ini.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menjinak ke level Rp 14.479.

Pada perdagangan pre opening, IHSG melemah 20,387 poin (0,34%) ke 6.002,391. Indeks LQ45 turun 5,086 poin (0,53%) ke 957,863.

Membuka perdagangan, Selasa (27/11/2018), IHSG melanjutkan pelemahan 10,783 poin (0,22%) ke 6.009,783. Indeks LQ45 juga turun 4,215 poin (0,44%) ke 958,875.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG masih betah di zona merah ke 6,010 (0,21%). Indeks LQ45 juga masih melemah 4,189 poin (0,43%) ke 958,818.

Sementara itu indeks utama bursa Wall St ditutup kompak dalam zona hijau. Indeks Dow Jones naik 1,46%, S&P terangkat 1,55%, dan Nasdaq menguat 2,06%. Rebound-nya indeks Wall St dikarenakan pelaku pasar melakukan bargain hunter atas saham-saham yang sudah terkoreksi cukup besar padahal masih memiliki fundamental yang cukup sehat. 

Selain itu, adanya perayaan Thanksgiving beberapa waktu lalu nampaknya berhasil meningkatkan konsumsi yang pada akhirnya mendukung ekspektasi atas saham-saham sektor ritel. Adapun dari sektor energi juga terkoreksi dengan harapan pasokan akan segera mengalami penurunan.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 bertambah 45 poin ke 21.857,551
  • Indeks Hang Seng turun 156,080 ke 26.220,100
  • Indeks Komposit Shanghai bertambah 4,370 poin atau 0,17% ke 2.580,070
  • Indeks Strait Times turun 14,750 poin ke 3.076,820



Senin, 26 November 2018

Harga Minyak Dunia Tertekan Pasokan yang Membanjir | Rifan Financindo

Harga Minyak Dunia Tertekan Pasokan yang Membanjir
Rifan Financindo -- Tren penurunan harga minyak dunia masih berlanjut sepanjang pekan lalu di tengah kekhawatiran membanjirnya pasokan di pasar. Ke depan, harga minyak diperkirakan membaik seiring upaya sejumlah produsen utama minyak dunia bersepakat memangkas produksi dalam pertemuan awal Desember 2018.

Dilansir dari Reuters, Senin (26/11), harga minyak mentah Brent secara mingguan merosot 11,3 persen menjadi US$58,8 per barel pada Jumat (23/11) lalu. Secara harian, harga Brent terjerembab US$3,8 atau 6,1 persen.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) sebesar 10,8 persen secara mingguan menjadi US$50,42 per barel. Dalam perhitungan harian, harga WTI tercatat merosot US$4,21 atau 7,7 persen.

Kedua harga acuan telah melemah selama tujuh pekan berturut-turut. Pekan lalu, persentase penurunan kedua harga acuan merupakan yang terbesar sejak Januari 2016.

Sepanjang November, harga minyak merosot lebih dari 20 persen sejak menyentuh level tertingginya pada awal Oktober 2018 lalu. Diperkirakan, kedua harga acuan bakal mencatatkan penurunan harga bulanan terbesar sejak akhir 2014.

Produksi minyak, terutama dari AS, tumbuh lebih cepat dibandingkan permintaan. Untuk mencegah bertambahnya bahan bakar yang tidak terpakai, seperti yang terjadi pada 2015, Organisasi Negara Pengekspor Minyak diperkirakan bakal memangkas produksinya. Kesepakatan berpotensi terjadi dalam pertemuan 6 Desember 2018 mendatang.

Kendati demikian, rencana pemangkasan produksi OPEC kurang ampuh dalam mendongkrak harga. Pasar minyak terbebani oleh perang dagang antara dua perekonomian terbesar dunia AS dan China. Rencananya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bakal bertemu di pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina, pada pekan ini.

"Pasar tengah memasukkan faktor perlambatan ekonomi - mereka (pelaku pasar) mengantisipasi pembicaraan perdagangan dengan China tidak akan berjalan mulus," ujar Analis Price Futures Group Phil Flynn di Chicago.

Ketakutan pasar terhadap lemahnya permintaan meningkat setelah China, pada pekan lalu, mencatatkan ekspor bensin terendah sejak lebih dari setahun. Lunglainya ekspor bensin terjadi di tengah berlebihnya pasokan bahan bakar di Asia dan secara global.

Persediaan bensin melesat di Asia, dengan stok di Singapura, hub kilang di kawasan, meningkat ke level tertingginya dalam tiga bulan terakhir. Pekan lalu, persediaan minyak di Jepang juga menanjak. Di AS, persediaan bahan bakar naik tujuh persen sejak setahun terakhir.

Produksi minyak mentah juga melonjak tahun ini. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan produksi dari non-OPEC naik sebesar 2,3 juta barel per hari (bph) tahun ini. Sementara, permintaan tahun depan diproyeksi hanya akan terkerek 1,3 juta bph.

Pelemahan permintaan membuat eksportir minyak mentah utama dunia Arab Saudi, pada Kamis lalu, menyatakan kemungkinan bakal memangkas produksinya. Diperkirakan, Arab Saudi bersama anggota OPEC lainnya akan memangkas produksi hingga 1,4 juta bph.

Kendati demikian, Trump menegaskan penolakannya terhadap kenaikan harga minyak. Banyak analis memprediksi Arab Saudi akan mengikuti keinginan AS untuk menolak tekanan pemangkasan produksi dari anggota OPEC lain.

Sejumlah analis memperkirakan, jika OPEC memangkas produksinya pada pertemuan bulan depan, harga minyak akan kembali pulih.

"Kami memperkirakan OPEC akan mengatur pasar di 2019 dan mengkaji kemungkinan terjadinya kesepakatan untuk mengurangi produksi sekitar dua banding tiga. Pada skenario tersebut, harga Brent kemungkinan bakal kembali ke level US$70 per barel," ujar Ahli Strategi Komoditi Morgan Stanley Martijn Rats dan Amy Sergeant dalam catatannya kepada klien yang dikutip Reuters.

Analis Riset FXTM Lukman Otunaga menilai apabila OPEC tidak memangkas produksinya, harga minyak bisa tertekan lebih dalam menuju US$50 per barel.

Penurunan harga minyak telah menyeret saham sektor energi di bursa AS. Saham perusahaan minyak raksasa Exxon Mobil Corp dan Chevron merosot lebih dari tiga persen pada pekan lalu.

Lebih lanjut, Intercontinental Exchange (ICE) mencatat manajer keuangan dan investasi memangkas posisi beli pada Brent sebesar 32.263 kontrak menjadi 182.569 kontrak pada pekan yang berakhir 20 November 2018. Jumlah kontrak beli bersih tersebut terendah sejak Desember 2015. (sfr/lav)

Sumber : CNN Indonesia
Rifan Financindo

Jumat, 23 November 2018

WTO Bakal Bahas Perang Dagang Akibat Tarif AS | PT Rifan Financindo

WTO Bakal Bahas Perang Dagang Akibat Tarif AS
PT Rifan Financindo -- Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sepakat untuk mendengar keluhan dari berbagai negara mengenai tarif baja dan aluminium baru AS, serta keluhan dari Washington atas tarif balasan.

Badan Penyelesaian Perselisihan WTO (DSB) setuju untuk membentuk panel untuk meninjau keputusan Presiden AS Donald Trump guna untuk mengenakan tarif baru sebesar 25 persen pada baja dan 10 persen pada aluminium.

Dikutip dari AFP, DSB akan membuat panel terpisah untuk keluhan oleh Uni Eropa, China, Kanada, Meksiko, Norwegia, Rusia dan Turki. Hal ini dilakukan karena AS mengatakan tidak akan setuju dengan satu panel untuk mendengar semuanya.


Badan tersebut setuju membuat tiga panel sesuai permintaan AS untuk memutuskan legalitas tarif pembalasan yang dikenakan oleh Kanada, Cina, Meksiko dan Uni Eropa.

DSB juga menyetujui permintaan AS membentuk panel guna meninjau langkah-langkah China yang berkaitan dengan perlindungan hak kekayaan intelektual.
Trump mengklaim pengenaan tarif baru dilakukan sebagai langkah untuk menjaga keamanan nasional AS di tengah masifnya impor ke negara tersebut.

Washington menerapkan pengecualian WTO yang jarang digunakan, yakni memungkinkan suatu negara untuk mengambil tindakan apa pun yang dianggap perlu untuk melindungi kepentingan keamanan utamanya.

Sementara, Duta Besar AS Dennis Shea memperingatkan tentang risiko yang diajukan ke sistem penyelesaian perselisihan WTO ketika seorang anggota menentang tindakan yang diambil untuk melindungi kepentingan keamanan esensial.

Delegasi AS juga memperingatkan bahwa setiap tinjauan tindakan yang diambil untuk alasan keamanan nasional akan merusak legitimasi dan bahkan kelangsungan hidup WTO secara keseluruhan.

Pengenaan tarif impor telah meningkat menjadi perang dagang habis-habisan antara AS dan China, juga meningkatnya ketegangan perdagangan antara Washington dan banyak sekutu tradisionalnya.
Keputusan untuk membentuk panel mengikuti putaran konsultasi yang gagal antara para pihak secara bilateral. Ini juga menandai eskalasi dalam bentrokan yang sedang berlangsung di WTO seputar kebijakan perdagangan Trump yang kontroversial.

Permintaan pertama untuk membentuk panel ditolak bulan lalu, mendorong pihak untuk mengajukan permintaan kedua.

Di bawah peraturan WTO, pihak-pihak yang berselisih dapat memblokir permintaan pertama untuk pembuatan panel arbitrase, tetapi jika para pihak mengajukan permintaan kedua, itu semua dijamin akan melalui.

Pembuatan panel DSB biasanya memicu pertempuran hukum yang panjang dan sering mahal, terkadang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan. (AFP/agi)

Sumber : CNN Indonesia
PT Rifan Financindo

Kamis, 22 November 2018

Berlawanan dengan Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat ke 5.956 | Rifanfinancindo

Foto: Rachman Haryanto
Rifanfinancindo - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau. Setelah kemarin ditutup merah, IHSG pagi ini berhasil dibuka positif setelah sempat bergerak negatif di pre-opening.

Sementara nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menjinak ke level Rp 14.574.

Pada perdagangan pre opening, IHSG turun 11,39 poin (0,19%) ke 5.936,66. Indeks LQ45 juga turun 2,84 poin (0,3%) ke 942,490.
Membuka perdagangan, Kamis (22/11/2018), IHSG berbalik hijau. IHSG naik 8,83 poin (0,14%) ke 5.956,88. Indeks LQ45 naik 1,81 poin (0,19%) ke 947,427.

Pada perdagangan pukul 09.05 waktu JATS, IHSG melanjutkan penguatan, naik 9,13 poin (0,15%) ke 5.957,18. Sementara Indeks LQ45 naik 1,21 poin (0,13%) ke 946,523.

Sementara itu, Bursa Amerika Serikat ditutup menguat. Dow Jones ditutup 24.464.69 (-0.00%), NASDAQ ditutup 6,972.25 (+0.92%), S&P 500 ditutup 2,649.93 (+0.30%). Bursa Amerika Serikat ditutup menguat didorong rilis data ekonomi yang tak mampu memenuhi ekspektasi. Klaim tunjangan pengangguran diumumkan sebesar 224.000 lebih tinggi dibanding estimasi sebesar 215.000.

Selain itu pemesanan barang tahan lama diumumkan sebesar 0.1% MoM dibawah konsensus pertumbuhan sebesar 0.4% MoM. Dengan data seperti ini ada kemungkinan The Fed akan menunda kenaikan suku bunganya. Volume perdagangan Wall Street hari ini lebih rendah dikarenakan sebagian besar pelaku pasar telah cuti untuk merayakan Thanksgiving.

Sedangkan bursa saham Asia mayoritas bergerak negatif pagi ini. Berikut pergerakannya:
  • Indeks Nikkei 225 turun 0,01% ke 21.506,26
  • Indeks Hang Seng turun 0,21% ke 25.916,49
  • Indeks Komposit Shanghai turun 0,27% ke 2.644,46
  • Indeks Strait Times turun 0,17% ke 3.033,46 (eds/eds)