Rabu, 21 Mei 2025

Harga Emas Tembus $3.300 Lagi, Didorong Pelemahan Dolar AS dan Permintaan Safe Haven

 


Harga emas (XAU/USD) kembali menembus level psikologis \$3.300 per ons pada Rabu pagi (21 Mei), melanjutkan tren kenaikan mingguan untuk hari ketiga berturut-turut. Kenaikan ini menandai level tertinggi dalam satu setengah minggu terakhir dan memperkuat sentimen bullish terhadap logam mulia. Dorongan utama berasal dari pelemahan berkelanjutan pada Dolar AS, yang dipicu oleh kekhawatiran fiskal di Amerika Serikat dan penurunan peringkat kredit pemerintah AS pada akhir pekan lalu.

Sentimen negatif terhadap dolar terus mendominasi pasar setelah lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utang pemerintah AS. Hal ini menimbulkan keresahan baru terhadap prospek fiskal jangka menengah negara tersebut. Akibatnya, investor mulai mengalihkan portofolio mereka ke aset non-yielding seperti emas, yang secara historis dipandang sebagai pelindung nilai dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.

Di sisi lain, sikap kehati-hatian yang ditunjukkan oleh pejabat Federal Reserve mengenai prospek ekonomi Amerika turut memperkuat ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga lagi tahun ini. Harapan pelonggaran moneter ini memberikan tekanan tambahan pada dolar AS, yang pada akhirnya menguntungkan harga emas. Dolar kini berada di posisi terlemah dalam hampir dua minggu, memperkuat daya tarik emas di mata investor global.

Selain faktor domestik AS, ketegangan perdagangan yang kembali mencuat antara Amerika Serikat dan China juga ikut mendukung permintaan terhadap aset safe haven. Pasar mulai kembali memperhitungkan risiko potensi hambatan perdagangan global yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi, memperkuat alasan untuk berinvestasi pada aset yang lebih aman dan stabil seperti emas.

Dengan kombinasi dari melemahnya dolar AS, potensi pemangkasan suku bunga, dan meningkatnya ketegangan perdagangan global, prospek jangka pendek harga emas terlihat solid. Investor ritel maupun institusi mulai memperbesar eksposur terhadap emas sebagai langkah antisipatif terhadap volatilitas pasar yang tinggi dan ketidakpastian arah kebijakan ekonomi AS.

Seiring pasar yang masih sangat sensitif terhadap perubahan data ekonomi dan pernyataan pejabat bank sentral, pergerakan harga emas ke depan akan sangat bergantung pada sinyal lanjutan dari Federal Reserve serta perkembangan hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Namun untuk saat ini, momentum kenaikan emas masih terjaga kuat dan didukung oleh permintaan yang terus meningkat dari investor pencari lindung nilai.

Kamis, 15 Mei 2025

Trump Mengatakan AS dan Iran Semakin Dekat dengan Kesepakatan Nuklir

 


Presiden Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat mungkin semakin dekat dengan kesepakatan untuk membatasi program nuklir Republik Islam Iran. "Saya rasa kita semakin dekat dengan kesepakatan," ujar Trump pada sebuah acara dengan pemimpin bisnis di Qatar pada hari Kamis. "Anda mungkin sudah membaca di berita bahwa Iran telah menyetujui persyaratan."

Pernyataan Trump tampaknya merujuk pada wawancara NBC dengan Ali Shamkhani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, di mana Shamkhani menegaskan kembali posisi Teheran bahwa mereka bersedia membatasi pengayaan uranium dengan imbalan pencabutan sanksi.

Dampak Terhadap Harga Minyak

Komentar Trump dan Shamkhani menyebabkan harga minyak anjlok. Brent turun 2,8% menjadi $64,22 per barel pada pukul 08:00 waktu London.

AS dan Iran telah mengadakan empat putaran pembicaraan mengenai aktivitas nuklir Republik Islam, dengan Oman sebagai mediator. Trump menegaskan keinginannya untuk mencapai kesepakatan yang akan mencegah Iran membangun senjata nuklir, sementara Iran mencari pengurangan sanksi AS yang melumpuhkan.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang memimpin tim negosiasi Iran, mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua belah pihak masih menjaga jarak, dan mengharapkan pendekatan yang lebih realistis dari AS dalam putaran pembicaraan berikutnya, yang belum dijadwalkan.

Araghchi juga mengkritik Trump atas komentarnya tentang peran Republik Islam dalam ketegangan di Timur Tengah. "Kami sedang melakukan negosiasi yang sangat serius dengan Iran untuk perdamaian jangka panjang, dan jika itu tercapai, akan sangat fantastis," kata Trump pada hari Kamis.

Rabu, 07 Mei 2025

Indeks Dolar AS Bertahan Menjelang Keputusan The Fed

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak pergerakan Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama lainnya, diperdagangkan di sekitar level 99,50 pada sesi Eropa pada hari Rabu (07/05). Indeks ini kembali menguat setelah sempat kehilangan lebih dari 0,50% pada sesi sebelumnya.

Penguatan Dolar Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed

Penguatan dolar terjadi di tengah kehati-hatian pasar menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan pada sesi Amerika Utara. Diperkirakan, The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25–4,50% untuk ketiga kalinya secara berturut-turut pada pertemuan bulan Mei 2025. Langkah ini mencerminkan upaya bank sentral untuk menyeimbangkan indikasi inflasi yang mulai mereda dengan kondisi pasar tenaga kerja yang masih kuat serta meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan AS.

Kontraksi Ekonomi AS pada Kuartal Pertama

Ekonomi AS mengalami kontraksi pada kuartal pertama, dengan produk domestik bruto (PDB) menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,3%. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh lonjakan impor karena pelaku bisnis dan konsumen berlomba menyimpan barang menjelang kenaikan tarif yang diantisipasi. Meskipun pertumbuhan ekonomi melambat, indikator inflasi seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) menunjukkan tekanan harga yang mulai mereda, sementara data ketenagakerjaan tetap kuat.

Namun, investor semakin mempertimbangkan potensi pelemahan kondisi ekonomi dalam beberapa bulan mendatang, seiring dengan tanda-tanda perlambatan yang muncul dari data ekonomi terbaru.

Pernyataan Ketua The Fed dan Ketegangan Perdagangan

Para pelaku pasar akan sangat memperhatikan pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, terutama di tengah meningkatnya ketegangan tarif dan tekanan politik baru dari Presiden Trump untuk memangkas suku bunga. Pernyataan Powell akan menjadi kunci dalam mengantisipasi arah kebijakan moneter ke depan.

Pertemuan AS-China di Jenewa

Secara paralel, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, dijadwalkan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, di Jenewa akhir pekan ini. Ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama sejak AS menaikkan tarif, memperburuk ketegangan perdagangan global. Kementerian Perdagangan China telah mengonfirmasi partisipasinya setelah mengevaluasi proposal Washington berdasarkan masukan industri domestik dan sentimen global.

Kesimpulan

Indeks Dolar AS yang tetap bertahan di tengah dinamika ekonomi dan geopolitik menunjukkan ketahanan greenback sebagai mata uang safe-haven. Investor akan terus memantau kebijakan The Fed serta perkembangan dalam perundingan dagang AS-China sebagai indikator utama pergerakan selanjutnya.

Rabu, 16 April 2025

Saham Jepang Melemah, Indeks Nikkei 225 Turun 1,03% di Penutupan Perdagangan

 


Pasar saham Jepang ditutup melemah pada Rabu (16/4), di mana tekanan jual yang terjadi pada sektor Kertas & Pulp, Transportasi, serta Komunikasi menjadi penekan utama indeks. Indeks acuan Nikkei 225 turun 1,03% pada akhir sesi perdagangan di Tokyo, mencerminkan sentimen negatif yang melanda pasar.

Pelemahan ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan korporasi serta pengaruh tekanan eksternal seperti fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas global. Saham-saham dengan kapitalisasi besar juga ikut terseret, memperburuk koreksi indeks secara keseluruhan.

Meskipun mayoritas saham berada di zona merah, beberapa emiten tetap menunjukkan performa positif. Saham Toho Co., Ltd. (TYO:9602) memimpin penguatan dengan kenaikan signifikan sebesar 6,04% atau 461 poin, ditutup pada level 8.097,00. Disusul oleh Eisai Co., Ltd. (TYO:4523) yang naik 3,70% menjadi 3.865,00, serta Shimizu Corp. (TYO:1803) yang menguat 2,93% ke 1.372,00.

Namun demikian, tekanan jual yang tajam terlihat pada beberapa saham teknologi dan industri berat. Advantest Corp. (TYO:6857) menjadi yang paling merosot dengan penurunan 6,55% ke level 5.423,00. Saham SUMCO Corp. (TYO:3436), yang bergerak di bidang semikonduktor, turun 5,95% ke 856,20. Sementara itu, Toray Industries, Inc. (TYO:3402) melemah 4,39% ke posisi 883,00.

Secara keseluruhan, jumlah saham yang mengalami penurunan mencapai 2.264, melampaui jumlah saham yang menguat sebanyak 1.368, sementara 222 saham tercatat stagnan. Ketimpangan ini menandakan dominasi tekanan jual di bursa Tokyo.

Indeks volatilitas Nikkei, yang mengukur ekspektasi pasar terhadap volatilitas opsi Nikkei 225, turut mengalami penurunan sebesar 1,10% ke level 27,84, mengindikasikan bahwa walaupun tekanan masih terasa, pasar belum sepenuhnya panik.

Di sisi komoditas, harga minyak mentah berjangka untuk pengiriman Mei turun 0,82% atau 0,50 dolar menjadi $60,83 per barel. Sementara Brent untuk kontrak Juni melemah 0,71% ke $64,21 per barel. Di sisi lain, kontrak berjangka emas untuk Juni justru melonjak 2,21% atau 71,69 dolar ke $3.312,09 per troy ounce, mencerminkan minat investor terhadap aset lindung nilai di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Untuk pasar valuta asing, nilai tukar USD/JPY melemah 0,62% ke posisi 142,28, menandakan pelemahan dolar terhadap yen Jepang. Sebaliknya, EUR/JPY justru naik tipis 0,09% ke 161,60, menunjukkan adanya arus modal yang relatif stabil ke mata uang Eropa terhadap yen.

Pergerakan ini menegaskan bahwa investor saat ini lebih berhati-hati dan selektif dalam mengambil posisi, terutama di tengah ketidakpastian global dan tekanan geopolitik yang masih terus membayangi pasar finansial.

Senin, 14 April 2025

Saham Teknologi Eropa Melonjak 2,8%, Pasar Regional Menguat Setelah Pengecualian Tarif Trump

 


Pasar saham Eropa dibuka menguat tajam pada perdagangan Senin, menyusul kabar bahwa beberapa produk teknologi akan dibebaskan dari tarif impor Amerika Serikat. Sentimen ini membawa angin segar bagi investor, terutama di tengah ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang kerap berubah-ubah secara ekstrem.

Indeks Stoxx 600 pan-Eropa tercatat naik 2,16% pada pukul 08.50 pagi waktu London, dengan seluruh sektor mencatat penguatan. Sektor teknologi memimpin kenaikan dengan lonjakan sebesar 2,88%, sementara saham energi dan gas naik 3,1%, serta sektor perbankan mencatat lonjakan sebesar 3,3%. Lonjakan ini menjadi dorongan penting bagi pasar regional yang sempat tertekan selama April akibat kekhawatiran akan tarif dagang dan perlambatan ekonomi global.

Kebijakan tarif Trump yang agresif telah menciptakan volatilitas tinggi di pasar ekuitas global. Meski mengawali tahun dengan performa yang kuat dan sempat mengungguli pasar AS, indeks Stoxx 600 anjlok lebih dari 8% sepanjang April. Sebagai perbandingan, indeks S&P 500 di Wall Street mencatat penurunan sebesar 4,43% pada periode yang sama.

Dalam perkembangan terbaru, pemerintah AS mengumumkan pengecualian sementara terhadap tarif bagi sejumlah perangkat seperti smartphone, komputer, serta komponen dan perangkat elektronik lainnya. Berdasarkan panduan dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, terdapat 20 kategori produk yang tidak dikenakan tarif 125% terhadap impor dari Tiongkok, maupun tarif dasar 10% untuk impor dari negara lain. Namun, tarif sebesar 20% terhadap seluruh barang asal Tiongkok masih tetap diberlakukan.

Presiden Trump juga menyatakan akan mengumumkan tarif khusus untuk impor semikonduktor dalam sepekan mendatang, menurut laporan NBC News. Ini menambah lapisan ketidakpastian, terutama di sektor teknologi global yang sangat bergantung pada rantai pasok lintas negara.

Pertanyaan utama yang masih menggantung di pasar adalah seberapa lama jeda terhadap rencana tarif "resiprokal penuh" ini akan bertahan, dan bagaimana masing-masing negara akan merespons tanpa langsung melancarkan tindakan balasan. Uni Eropa sendiri telah menangguhkan rencana tarif balasan selama 90 hari sebagai bentuk itikad untuk membuka ruang dialog dan negosiasi, meskipun belum jelas arah hasil dari pembicaraan ini.

Secara keseluruhan, sentimen pasar saat ini masih dibayangi oleh dinamika kebijakan perdagangan AS yang tidak konsisten. Namun untuk sementara, kabar pengecualian tarif ini menjadi katalis positif yang mengangkat saham teknologi dan memperkuat bursa Eropa secara menyeluruh, di tengah musim laporan keuangan kuartalan yang mulai bergulir.