Rabu, 07 Desember 2016

Harga Minyak Dunia Turun Tertekan Keraguan Pemangkasan Produksi | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga minyak dunia turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan kenaikan empat sesi berturut-turut, karena pasar mengkhawatirkan rekor produksi dan reaksi produsen-produsen minyak serpih AS dapat merusak kesepakatan pemangkasan produksi OPEC.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mencatat rekor produksi minyak tertinggi lagi pada November, naik menjadi 34,16 juta barel per hari, menurut survei Bloomberg News.

Sementara itu, Rusia melaporkan rata-rata produksi minyak pada November sebesar 11,21 juta barel per hari, tertinggi dalam hampir 30 tahun. Itu berarti OPEC dan Rusia sendiri memproduksi cukup untuk menutupi hampir setengah dari permintaan minyak global.
OPEC pada 30 November memutuskan untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 1,2 juta barel per hari, menetapkan pagu produksi minyak di 32,5 juta barel per hari.

Pengurangan produksi ini berlaku mulai 1 Januari 2017, merupakan pemotongan produksi minyak pertama kartel sejak 2008. Pengurangan ini dikoordinasikan dengan negara produsen non-OPEC, Rusia, yang berjanji akan memangkas produksinya 300.000 barel per hari Di sisi lain, para analis telah memperingatkan bahwa harga minyak yang lebih tinggi akan mendorong produksi minyak serpih (shale oil) AS dan kemudian membawa harga turun kembali.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, turun USD0,86 menjadi menetap di USD50,93 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, berkurang USD1,01 menjadi ditutup pada USD53,93 per barel di London ICE Futures Exchange.
(dni)
Sumber : Okezone

Selasa, 06 Desember 2016

OPEC Bakal 'Panaskan' Harga Minyak Jadi USD60/Barel | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG – Setelah OPEC melakukan pertemuan tingkat tinggi, harga minyak dunia berhasil mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan adanya kesepakatan dari OPEC untuk memangkas produksi minyak dari negara-negara anggotanya. Kesepakatan ini diambil untuk pertama kalinya sejak tahun 2008 lalu.
Melansir CNN, harga minyak dunia pada akhir pekan lalu mencapai USD51,68 per barel. Harga minyak dunia ini adalah yang tertinggi dalam 17 bulan terakhir. Kenaikan ini juga disebabkan karena investor juga memandang positif hasil pertemuan ini.

“OPEC membuat keputusan pemangkasan yang sangat serius dan kredibel. Pasar memperoleh semua yang diharapkan dari OPEC," ujar Kepala Riset Minyak Global Michael Wittner di Societe Generale seperti dikutip pada laman CNN.

Sebelum pertemuan, pasar sempat memberikan respons negatif. Hal ini terlihat dari penurunan harga minyak dunia sebelum pertemuan OPEC. Hanya saja, harga minyak dunia saat ini mencapai level yang cukup memuaskan apabila dibandingkan titik terendahnya 13 tahun yang lalu.

Kenaikan harga minyak ini diproyeksi akan terus terjadi dalam jangka panjang. Bahkan, manajer analisis energi di Bentek Energy, Anthony Starkey, harga minyak mentah dapat meningkat hingga USD60 per barel pada tahun 2017 mendatang.

“Namun investor masih wait and see apakah OPEC berkomitmen terhadap pembatasan produksinya sendiri. OPEC memiliki rekam jejak yang beragam,” tutupnya.
(dni)
Sumber : Okezone

Senin, 05 Desember 2016

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Jakarta, Puluhan ribu massa akan turun ke jalan untuk menggelar Aksi Bela Islam jilid III di Monas, Jakarta hari ini (2/12/2016). Di saat bersamaan, ratusan ribu buruh siap mengepung Istana dan berdemo menolak kebijakan upah murah. Aksi yang disebut demo 2 Desember ini apakah akan berpengaruh pada laju nilai tukar rupiah?
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak pada rentang 13.500-13.620 per dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan hari ini. Dari kurs tengah Bank Indonesia (BI) kemarin (1/12), nilai tukar mata uang Garuda menyentuh level Rp 13.582 per dolar AS.
"Demo 2 Desember kan sudah diredam, sehingga saya percaya tidak ada gejolak karena kondisi domestik kita tenang-tenang saja. Jadi saya perkirakan rupiah di level 13.500-13.620 per dolar AS hari ini," ujarnya, Jakarta, Jumat ini.
Ariston menjelaskan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bersafari ke partai politik, organisasi masyarakat (ormas) Islam, dan berbagai pihak terkait lainnya untuk meredam keadaan yang sempat memanas.
"Jadi sudah menunjukkan sinyal bahwa akan aman-aman saja. Bahwa tidak ada masalah di dalam negeri kita, meskipun ada demo 2 Desember," tuturnya.
Diakuinya, seluruh pelaku pasar di dunia saat ini lebih fokus pada perkembangan kebijakan pemerintah AS dan The Fed yang berencana menaikkan tingkat bunga acuan pada 14 Desember mendatang. Sehingga membuat nilai tukar rupiah terus tertekan.
"Faktor eksternal lebih kuat membayangi pergerakan rupiah saat ini. Sejak Donald Trump terpilih, rupiah melayang di kisaran 13.300-13.600 per dolar AS," ujar Ariston.
Dirinya memproyeksikan, kurs rupiah masih akan terus tertekan karena indikasinya The Fed akan menaikkan Fed Fund Rate pada akhir tahun ini sekali, dan dua kali di 2017.
"Kalau indikasinya masih mau naikkan suku bunga tahun depan, rupiah masih bisa tertekan. Hingga akhir tahun ini, rentang rupiah berada di level 13.300-13.700 per dolar AS," dia menerangkan.
Namun demikian, Ariston optimistis, peluang rupiah menguat di tahun depan masih terbuka lebar di kisaran 13.000-13.200 per dolar AS.
"Pendorong potensi apresiasi rupiah, diperkirakan ada repatriasi dari tax amnesty Rp 100 triliun, perbaikan pertumbuhan ekonomi di kuartal I, dan jika Trump tidak mengeluarkan kebijakan aneh, seperti kebijakan proteksionis," harap Ariston.
Untuk diketahui, puluhan ribu orang diperkirakan akan memadati kawasan Monas, Jakarta. Mereka menggelar aksi damai 2 Desember. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) bersama polisi telah sepakat mengubah demo 2 Desember menjadi aksi super damai yang diisi dengan kegiatan keagamaan di Monas. Kesepakatan tersebut tercapai saat keduanya bertemu di kantor MUI.
Meski format aksi berubah, namun demo 2 Desember tidak mengubah tuntutannya agar polisi dan kejaksaan menuntaskan proses hukum terhadap tersangka dugaan penistaan agama, Ahok.
Sumber - liputan6.com
rhd - rifanfinancindo

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Jumat, 02 Desember 2016

OJK Hentikan Kegiatan Penggalangan Dana Pandawa Group di Depok

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Jakarta,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana Masyarakat dan Pengelolaan Investasi (Satgas Waspada Investasi) menghentikan seluruh kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan Pandawa Group karena berpotensi merugikan masyarakat dan diduga melanggar UU tentang Perbankan.
Pandawa Group berkantor di Jalan Raya Meruyung No. 8A, RT 002/RW 024, Meruyung, Limo, Kota Depok, Jawa Barat, dan diketahui sejak beberapa waktu lalu telah melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat dengan tawaran bunga investasi yang tinggi.
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing mengatakan, Satgas Waspada Investasi telah memanggil pemimpin Pandawa Group Salman Nuryanto dan pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Mandiri Group pada 11 November 2016 di gedung OJK.
Dalam rapat tersebut, Salman Nuryanto dan pengurus KSP Pandawa Mandiri Group menjelaskan bahwa pertama, Kementerian Koperasi dan UKM telah melakukan pemeriksaan terhadap KSP Pandawa Mandiri Group dan saat ini sedang dilakukan pembinaan terhadap KSP Pandawa Mandiri Group sehingga dapat beroperasi sesuai dengan ketentuan perkoperasian.
Kedua, Pandawa Group itu tidak ada, yang ada adalah KSP Pandawa Mandiri Group, meskipun Satgas Waspada Investasi telah menunjukkan adanya perjanjian antara Pandawa Group dengan nasabah yang ditandatangani oleh Salman Nuryanto.
Ketiga, penghimpunan dana masyarakat dilakukan secara pribadi oleh Salman Nuryanto dan tidak ada kaitannya dengan KSP Pandawa Mandiri Group.
Adapun, jumlah masyarakat yang menyimpan dana saat ini sekitar 1.000 orang dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 500 miliar dengan suku bunga atau imbalan yang diberikan sebesar 10 persen per bulan.
Keempat, tidak pernah ada penawaran dari Salman Nuryanto, KSP Pandawa Mandiri Group, atau Pandawa Group kepada masyarakat untuk menyimpan dananya, tetapi masyarakat yang datang menitipkan dananya.
"Meski begitu, Satgas Waspada Investasi dalam rapat tersebut memutuskan untuk menghentikan kegiatan penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan oleh Salman Nuryanto dan atau Pandawa Group terhitung sejak tanggal 11 November 2016,"‎ kata Tongam dalam keterangannya, Selasa (15/11/2016).
Tongam juga menyatakan segala kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan Pandawa Group adalah ilegal. Untuk itu, OJK memerintahkan kepada Salman Nuryanto dan KSP Pandawa Mandiri Group untuk tidak menggunakan nama Pandawa Group dalam kegiatan menghimpun dana masyarakat.
Selain itu Tongam juga meminta mengganti papan nama dan segala yang berkaitan dengan Pandawa Group menjadi KSP Pandawa Mandiri Group. "Kita juga meminta Salman Nuryanto melanjutkan pembenahan KSP Pandawa Mandiri Group sehingga memenuhi ketentuan tentang perkoperasian," katanya.
Dikatakan Tongam, apabila masih terdapat kegiatan penghimpunan dana yang dilakukan oleh Salman Nuryanto dan atau Pandawa Group tanpa izin, OJK dan Bareskrim Polri akan melakukan penyidikan karena melanggar ketentuan dalam Pasal 46 UU Perbankan mengenai larangan penghimpunan dana tanpa izin atau bank gelap dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 200 miliar.
Dalam sistem hukum pidana di Indonesia, ancaman hukuman pidana tidak hanya dikenakan terhadap pelaku, tetapi termasuk juga terhadap setiap orang yang turut melakukan, menyuruh melakukan, atau membantu melakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
"Atas kasus ini, OJK dan Satgas Waspada Investasi mengimbau kepada masyarakat, khususnya yang berdomisili di wilayah Depok dan sekitarnya, agar tidak menyimpan dana kepada Salman Nuryanto dan atau Pandawa Group karena tidak memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan," katanya. (Yas/Gdn)
Sumber - liputan6.com
rhd - rifanfinancindo

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Kamis, 01 Desember 2016

BI: Inklusi Keuangan Butuh Mitigasi Risiko | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan sistem inklusi keuangan membutuhkan mitigasi risiko untuk mengatasi problem yang bisa menghambat akses masyarakat kurang mampu kepada sektor perbankan.

"Inklusi keuangan menghadapi sejumlah risiko potensial yang bisa menghambat pengembangannya. Hal itu bisa berdampak juga ke stabilitas sistem keuangan dan ekonomi," kata Ronald dalam pidato membuka acara "Maximizing the Power of Financial Access" di Nusa Dua, Bali, Rabu.
Ronald menjelaskan tujuan inklusi keuangan untuk menyejahterakan masyarakat masih menghadapi sejumlah tantangan maupun risiko yang bisa menghambat dan secara tidak langsung bisa mengganggu stabilitas sistem finansial.

Salah satunya terkait literasi masyarakat, karena apabila inklusi keuangan tidak diikuti dengan tingkat pendidikan yang memadai, maka berpotensi menimbulkan kebingungan informasi dan melahirkan masalah baru bagi sektor finansial.

"Kemampuan masyarakat, yang selama ini tidak tersentuh langsung dengan perbankan, yang rendah, justru bisa meningkatkan kredit macet, karena sebenarnya mereka kurang 'feasible'. Untuk itu, mereka tidak bisa diperlakukan sama seperti debitur lainnya," kata Ronald.

Selain itu, sistem pembayaran yang saat ini belum memadai dan adanya keterlibatan pihak ketiga untuk memperkuat layanan jasa, justru bisa menimbulkan permasalahan baru apabila tidak diikuti dengan pengawasan yang kuat.
Untuk menyelesaikan persoalan itu, kata Ronald, peran regulator sangat penting dalam memitigasi krisis di level mikro maupun makro. Caranya dengan melahirkan peraturan yang bisa menyeimbangkan antara risiko dan inovasi dalam inklusi keuangan agar konsumen terlindungi.

"Untuk mengatasi risiko yang muncul dari inklusi keuangan, peran regulator untuk pendalaman sektor jasa keuangan melalui inovasi yang baik sangat diharapkan, sehingga sektor tersebut bisa menggapai masyarakat akar rumput tanpa menimbulkan dampak negatif," katanya.

Formulasi kebijakan inklusi keuangan tersebut, kata Ronald, harus didukung oleh dua aspek finansial yang mencakup pendidikan dan perlindungan terhadap pengguna jasa sektor keuangan.
"Kedua faktor tersebut tidak bisa diabaikan, mengingat target utama inklusi keuangan adalah masyarakat akar rumput dengan tingkat edukasi finansial rendah. Namun, itu bukan hanya merupakan tanggung jawab regulator, tapi juga penyedia jasa keuangan," ujarnya.

Saat ini, baru sekitar 36 persen penduduk dewasa yang memiliki akses terhadap sistem perbankan. Melalui Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang dicetuskan Presiden Joko Widodo, diharapkan sebanyak 75% masyarakat memiliki akses keuangan pada 2019.
(rzy)
Sumber : Okezone