Senin, 08 Januari 2018

Bunga Deposito Bank Makin Loyo Tahun Ini, Investasi Kemana Enaknya? | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Bukan rahasia lagi bila orang Indonesia kebanyakan berkarakter konservatif bila berurusan dengan uang dan investasi. Konservatif artinya, banyak orang yang tidak berani mengambil risiko besar dengan menginvestasikan uangnya di produk yang lebih tepat. Itulah mengapa mayoritas orang Indonesia banyak yang memilih mengembangkan dana di produk deposito perbankan.
Mengutip Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan, sampai akhir September 2017, sekitar 77% dana masyarakat di bank ditempatkan di dua produk yaitu tabungan dan deposito. Khusus deposito, nilai dana masyarakat yang diparkir di sini mencapai Rp 2.368,82 triliun. Deposito di mata kebanyakan orang Indonesia dinilai membantu pengembangan dana untuk kebutuhan di masa mendatang. Apakah pandangan ini tepat? 
 
Data Bank Indonesia menyebutkan, hingga akhir September 2017, rata-rata bunga deposito bank adalah antara 6%-6,96% per tahun. Angka itu diperkirakan akan terus menurun pada tahun 2018 ini seiring tren pemangkasan bunga deposito yang dilakukan oleh bank, terutama bank-bank besar. 
Rentang bunga deposito perbankan kemungkinan akan berkisar antara 4%-5% saja. Angka itu jauh di bawah rata-rata tingkat inflasi di Indonesia dalam sepuluh tahun yang sebesar 6% per tahun. Ini berarti, bila Anda menempatkan dana di deposito bank, dana Anda tidak berkembang bahkan malah tergerus laju inflasi.
Nah, di mana sebaiknya tempat pengembangan dana atau investasi yang tepat dan efektif melawan inflasi? Berikut ini beberapa pilihan terbaik, saran dari situs perbandingan dan pengajuan kartu kredit dan pinjaman 

1. Emas batangan
Emas mencetak pertumbuhan harga yang mengesankan sepanjang tahun 2017. Khusus untuk emas batangan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk, pertumbuhan harganya selama 2017 mencapai 26%! Anda bisa menimbang untuk menempatkan dana di emas agar nilai uang Anda bisa berkembang jauh di atas laju inflasi.
2. Peer-to-peer lending
Era fintech di Indonesia tengah mencapai puncak. Bagi para investor ritel, terbuka lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan dana dengan lebih efektif, yaitu dengan menjadi pendana atau pemberi pinjaman pada platform Peer-to-Peer Lending (P2P lending). Kebanyakan platform P2P lending memungkinkan Anda mengembangkan dana melalui peminjaman uang pada para peminjam dalam tenor pendek di bawah setahun. Imbal hasil peminjaman uang juga menggiurkan, rata-rata di atas 16% per tahun.
 
3. Reksadana saham
Indeks harga saham gabungan tahun 2017 berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Anda bisa mencoba berinvestasi di reksadana saham untuk tujuan keuangan jangka panjang. Walau indeks reksadana saham hanya tumbuh di bawah 6% tahun lalu, tapi beberapa produk reksadana saham berhasil tumbuh di atas 20% per tahun, lho. 
4. Saham
Bila Anda ingin return atau hasil pengembangan dana lebih tinggi, Anda bisa langsung berinvestasi di saham. Tentu saja, Anda juga perlu menimbang risikonya, ya. Saham termasuk jenis instrumen investasi yang agresif atau berisiko tinggi. Tapi, apabila Anda jalankan investasi di saham dengan cermat, Anda bisa mengantongi untung yang besar. 
5. Properti
Pilihan investasi riil yang menjanjikan dalam jangka panjang adalah properti. Di Indonesia, permintaan terhadap properti masih akan tinggi karena kesenjangan antara kebutuhan rumah dan ketersediaan hunian masih sangat lebar. Memang, investasi properti membutuhkan modal besar. Tapi, Anda bisa memanfaatkan kredit pemilikan rumah dari bank untuk memiliki sebuah properti dan menjadikannya tabungan masa depan. Di awal tahun ini, banyak bank tengah menggelar promo bunga KPR murah.
(ris)
Sumber : Okezone


Jumat, 05 Januari 2018

Modus Investasi Bodong: Tawarkan Bunga di Atas 5% per Bulan | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang - Investasi bodong yang marak akhir-akhir ini membuat masyarakat makin gerah. Pasalnya, dana investasi yang digelapkan nilainya cukup fantastis.
Sekjen Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharam mengungkapkan, pelaku investasi bodong yang berkedok koperasi tidak lain adalah oknum dalam koperasi itu sendiri.

"Itu biasanya oknum yang melaksanakan atas nama koperasi. Kedua, mereka oknum bukan koperasi yang numpang kepada koperasi," ujarnya di Kantor Kementerian Koperasi dan UMKM, Jumat (5/1/2018).
Agus melanjutkan, saat ini Kementerian Koperasi dan UMKM berupaya maksimal untuk mencegah penyebaran dan menekan investasi bodong yang berkedok koperasi.

Bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kementerian Koperasi dan UMKM telah membentuk tim pengendalian usaha simpan pinjam.
Meskipun telah membentuk tim gabungan, namun Agus tetap menghimbau agar masyarakat tetap waspada sebelum menanamkan investasi. "Kami Kemenkop menghimbau kepada masyarakat untuk waspada apabila ada koperasi yang memberikan bunga di atas 5% dalam sebulan," tandasnya.
Selain itu, Kementerian Koperasi dan UMKM juga akan memperketat pengawasan dan persyaratan untuk lembaga simpan pinjam. Bahkan, Kementerian Koperasi dan UMKM mengimbau Gubernur di tiap provinsi untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Hal tersebut adalah bentuk reformasi koperasi guna meningkatkan dan menjamin keamanan berinvestasi bagi anggota koperasi. "Secara bertahap pengurus atau menajemen koperasi simpan pinjam itu akan bersertifikat," tegas dia.
Reformasi koperasi juga dilakukan melalui online data system (ODS) di Kementerian Koperasi dan UMKM guna mendapatkan data koperasi legal dan aktif beroperasi. 
Berdasarkan data per Desember 2017 jumlah koperasi sebanyak 153.171 unit. Dari jumlah tersebut anggota koperasi aktif tercatat mencapai 25.535.640 orang. Selanjutnya, jumlah UMKM tercatat sebesar 59.697.827 unit.
(mrt)
Sumber : Okezone

Kamis, 04 Januari 2018

Capital Finance Gelar Rights Issue Rp101 Per Saham | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo -  Palembang - PT Capital Finance Indonesia Tbk (CASA) telah menetapkan harga pelaksanaan rights issue. Berdasarkan keterbukaan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di Jakarta, kemarin, harga pelaksanaan aksi korporasi itu ditetapkan pada level Rp101 per saham. CASA akan melepas sebanyak-banyaknya 49,99 miliar saham atau setara 81,21% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Artinya, perusahaan itu bakal meraup Rp5,05 triliun melalui rights issue.
Setiap pemegang 100 saham lama CASA berhak atas 369 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Pemegang saham utama, yakni PT Capital Strategic Invesco telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan hak yang dimilikinya sebanyak 8 miliar HMETD menjadi saham dalam rights issue. Perolehan dana right issue tersebut nantinya akan digunakan untuk suntikan modal anak usaha, pendirian anak usaha baru, dan juga penguatan modal perusahaan.

Aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Rabu 16 Agustus 2018.
Direktur Utama Capital Financial Indonesia, Hengky Setiono pernah mengatakan, untuk saat ini standby buyer-nya belum ada, tetapi diharapkan pemegang saham pengendali Capital Financial dapat menyerapnya.

CASA sebelumnya juga berencana masuk ke bisnis pembiayaan dengan mendirikan entitas usaha baru. Di samping itu, perseroan juga bakal terus memanfaatkan jejaring bisnis sister company-nya, yakni Bank Capital untuk memperbesar bisnis asuransi miliknya. Hingga saat ini, Capital Financial Indonesia memilki kepemilikan saham sekitar 20,75% di Bank Capital. 

Kepemilikan saham tersebut terbagi atas beberapa anak usaha perusahaan, seperti PT Indigo Global Capital yang menggenggam 14,78% saham Bank Capital, kemudian PT Capital Asset Management yang memilki 4,4% saham di Bank Capital, dan PT Capital Life Indonesia yang memiliki 1,55% saham di Bank Capital. Asal tahu saja, sebelum menggelar rights issue, perseroan menaikkan terlebih dahulu modal dasar. Maklum saat ini modal dasar Capital Financial Indonesia masih berada di angka Rp2,42 triliun dengan jumlah saham 24,2 miliar lembar saham. Rencananya perseroan akan mengerek modal dasarnya ke angka Rp6,35 triliun atau menjadi Rp63,55 miliar lembar saham.
(ris)
Sumber : Okezone


Rabu, 03 Januari 2018

Sanksi PNS Bolos, dari Peringatan hingga Pencopotan Jabatan | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang – Tanggal 2 Januari 2018 bukan merupakan cuti bersama, maka dari itu Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja. Bagi yang nekad tidak masuk kerja, sudah ada sanksi yang telah menanti. Sanksi itu berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 tahun 2017. 

Selain itu, dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Nomor 707 Tahun 2017, Nomor 256 Tahun 2017, Nomor: 01/Skb/Menpan-Rb/09/2017 yang ditetapkan pada tanggal 22 September 2017 tersebut mengatur tentang Hari Libur Nasional, dan Cuti Bersama Tahun 2018. Di mana, SKB tersebut ditandatangani oleh beberapa menteri, antara lain Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.

Senada, Komisioner Ombudsman Laode Ida mengatakan bahwa ada beberapa sanksi yang akan dikenakan bagi PNS yang bolos pada jadwal yang telah ditentukan, antara lain peringatan lisan, peringatan secara tertulis hingga 3 kali berturut-turut, hingga sanksi administrasi.

“PNS yang bolos ada tahapannya, pertama dari yang ringan dulu ya, yaitu peringatan lisan, di mana pimpinan terkait akan memanggil pegawainya yang bolos dan menanyakan alasan bolos. Setelah itu peringatan tertulis sebanyak 3 kali kalau saya tidak salah. Jika kedua peringatan tersebut tidak digubris, maka akan ada sanksi administrasi. Sanksi administrasi terdiri dari diturunkannya pangkat, hingga pencopotan status PNS secara tidak terhormat,” ungkapnya kepada Okezone.

Jadi, lanjut Laode, pihak terkait juga harus kontrol aparaturnya yang melakukan tindakan pelanggaran administrasi, terutama bagi pegawai yang sedang mendapatkan tugas. “Pihak pejabat itu harus kontrol aparaturnya yang melakukan tindakan pelanggaran administrasi, khususnya bagi mereka yang kebagian tugas di hari kerjanya,” tegasnya. 

Sementara itu, bagi PNS yang sakit dengan menyertakan surat sakit dari dokter, maka tidak boleh dikenakan sanksi karena itu hal manusiawi. “Ada permintaan izin dianggap wajar saja, dan itu manusiawi. Mereka yang tidak memiliki alasan administrasi justru tidak wajar, akan dikenakan sanksi, yaitu peringatan,” tambahnya. Tidak hanya itu, bagi pegawai yang meminta izin dengan alasan yang masuk akal, pimpinan terkait tidak boleh mempersulitnya.
(dni)
Summber : Okezone


Selasa, 02 Januari 2018

Rupiah Awali 2018 dengan Menguat ke Rp13.547/USD | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - Palembang - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat, seiring melemahnya dolar AS. Meski demikian, pada perdagangan perdana hari ini Rupiah masih tersangkut di level Rp13.500 per USD.

Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate bertahan di Rp13.547 per USD. Adapun pergerakan harian Rupiah, berada pada kisaran Rp13.531-Rp13.547 per USD.

Sementara Yahoofinance mencatat Rupiah menguat 18 poin atau 0,13% menjadi Rp13.45 per USD. Pagi ini, dalam pantuan Yahoofinance Rupiah bergerak dalam rentang Rp13.528 per USD hingga Rp13.565 per USD.

Sekada informasi, dolar AS berada di titik terendah tiga bulanan terhadap sekeranjang mata uang lainnya setelah mencetak kerugiannya 9,8% di 2017, dan menjadi kinerjanya terburuk sejak 2003. Melemahnya dolar AS menjadi keuntungan bagi euro, dengan mata uang tunggal menikmati tahun terkuatnya melawan dolar AS dalam 14 tahun terakhir.

Hambatan utama dolar AS adalah pertemuan puncak Federal Reserve pada Desember, ketika mereka memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunganya. Dua pembuat kebijakan memilih menentang langkah tersebut di tengah keraguan inflasi akan mempercepat seperti yang diharapkan.

Selain itu, investor percaya ada 68% kemungkinan suku bunga kembali naik pada Maret, dan dua kenaikan lainnya pada 2018. Oleh karena itu, akan ada pemeriksaan yang cermat untuk menilai seberapa besar kepercayaan The Fed terhadap kenaikan tren inflasi. Akibatnya, dolar AS pun dianggap telah underloved dan oversold dan tidak akan banyak mengambil keuntungan dari profit taking dari shorts.

Selip dalam dolar, dikombinasikan dengan kekuatan permintaan China, yang telah menguntungkan komoditas dengan harga dalam mata uang yuan China. Di sisi lain, minyak mentah Brent berjangka berakhir tahun ini dengan kenaikan 17%, sementara minyak mentah A.S. naik 12% karena permintaan yang kuat dan penurunan persediaan global.
(mrt)
Sumber : Okezone