Senin, 30 September 2019

PT Rifan Financindo - Perang Dagang AS vs Uni Eropa di Depan Mata, Kok Bisa?

Perang Dagang AS vs Uni Eropa di Depan Mata, Kok Bisa?
Foto: Reuters
PT Rifan Financindo - Perang dagang sebenarnya bukan hanya terjadi antara Amerika Serikat dan China saja. Ketegangan perdagangan juga terjadi antara AS dan sejumlah negara.

Kali ini, sebagaimana dikutip dari CNBC International, ketegangan AS dan Uni Eropa diprediksi akan meningkat. Ini terkait hasil keputusan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal gugatan AS ke perusahaan pembuat pesawat Eropa, Airbus yang rencananya diumumkan di Jenewa, Senin (30/9/2019).

Pemerintah AS menuntut pemerintah Uni Eropa melakukan tindakan curang dengan memberikan subsidi pada Airbus. AS pun memiliki perusahaan pembuat penerbangan, Boeing. 

Jika keputusan WTO tidak mengguntungkan AS, negara adi kuasa itu kemungkinan akan membalas dengan kenaikan tarif. Jika kalah, AS diprediksi akan menaikkan tarif bea masuk hingga 100% pada US$ 7,5 miliar barang Eropa.

Diperkirakan selain pesawat dan suku cadangnya, barang asal Eropa lain seperti sepeda, motor, makanan, minuman, pakaian, logam, dan perhiasan akan terkena imbas. Nilai perdagangan tahunan AS dan Uni Eropa sekitar US$ 11,2 miliar per tahun. 

Permasalahan keduanya sudah berlangsung 15 tahun. Sebelum AS membawa ke WTO, Uni Eropa telah lebih dulu menuduh pemerintah AS memberi subsidi ilegal pada perusahaan pembuat pesawat Boeing.

Kepala Pemasaran atau Comercial Officer Airbus, Christian Scherer mengatakan, aksi saling menggugat itu tidak akan menguntungkan kedua negara.

"Saya tidak berpikir bahwa komunitas kerdigantaraan atau ekosistem di dua negara [AS-Eropa] saling menguntungkan satu sama lain," katanya.

Sementara itu, Eropa kini juga tengah menggodok kenaikkan tarif untuk US$ 20 miliar produk AS. Termasuk pesawat terbang, bahan kimia, produk makanan beku serta buah. (sef/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Jumat, 27 September 2019

Rifanfinancindo - Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober

Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella
Rifanfinancindo - Negosiasi perang dagang antara AS dan China bakal memasuki babak baru. Setelah dua bulan pasar dihantui peningkatan eskalasi ketegangan perdagangan keduanya akibat saling menaikkan tarif, kali ini upaya damai kedua negara sepertinya akan berbuah manis.

Bahkan, para pejabat yang turut dalam negosiasi perdagangan menegaskan akan ada kesepakatan baru yang dicapai. "Pembicaraan dagang antara China dan AS akan disimpulkan pada 10-11 Oktober nanti di Washington," tulis CNBC International sebagaimana dikutip CNBC Indonesia, Jumat (27/9/2019).

China bakal diwakili Wakil Perdana Menteri Liu He. Liu memang ditunjuk khusus oleh Presiden China Xi jinping untuk berdiskusi dengan AS, termasuk pembelian kedelai dari negara Paman Sam di kantor Presiden AS Donald Trump.

Namun sayangnya, belum ada komentar pasti dari AS. Gedung Putih hanya menegaskan kesepakatan baru akan muncul bulan depan. 

Makin Cerah, Hasil Nego Perang Dagang Diketok 10 Oktober
Foto: Infografis/Saling balas serangan AS VS CHINA/Aristya Rahadian krisabella
 
Sementara itu, Trump dalam pertemuan dengan pemimpin dunia di PBB mengatakan bahwa China memang sangat ini membuat kesepakatan dengan AS. "Bisa saja terjadi, bisa saja terjadi bahkan lebih cepat dari yang kalian pikirkan," katanya kepada reporter.
 
Salah satu pejabat dari Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing tengah mempertimbangkan untuk membeli kedelai dan daging babi AS. Sebelumnya, di Agustus lalu, Beijing sempat menolak masuknya produk pertanian AS ke China. (sef/sef)

Kamis, 26 September 2019

Rifan Financindo - Harga Minyak Bisa di Atas US$ 75/barel, Berapa Idealnya?

PT Rifan Financindo - Harga mentah dunia diprediksi bisa meloncat di atas US$ 75 per barel jika kekurangan pasokan minyak dunia tidak segera dipenuhi oleh produsen, usai serangan pesawat nirawak (drone) yang menyebabkan kebakaran pada dua fasilitas perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco.

Ari Kuncoro, Guru Besar dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, mengatakan, serangan drone pada Sabtu (14/9) dini hari itu menghilangkan produksi minyak sekitar 5,7 juta barrel per hari dari pasar dunia.

Hal ini, jika tidak dikompensasikan, akan meningkatkan harga minyak, baik melalui jalur selisih permintaan dengan pasokan maupun melalui ekspektasi perdagangan instrumen derivatif keuangan berjangka.

Ari yang baru terpilih menjadi Rektor UI periode 2019-2024 pada Rabu (25/9) ini mengatakan serangan ke fasilitas Aramco itu membuat perekonomian dunia yang sudah tidak menentu akibat perang dagang Amerika Serikat-China menjadi semakin tak menentu.

"Serangan itu sempat membangkitkan kepanikan di pasar minyak dunia yang tercermin dari kenaikan harga minyak, segera setelah serangan itu. Kualitas minyak mentah standar diwakili WTI [West Texas Intermediate], sementara kualitas premium diwakili Brent. Ada selisih harga kurang lebih US$ 10 per barel di antara dua kualitas tersebut," kata Ari kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/9/2019).

Dia mengatakan, harga minyak Brent (untuk patokan Eropa dan Asia) sudah naik saat ini hampir 20% ke US$ 72 per barel atau kenaikan tertinggi sejak 14 Januari 1991 pada saat Perang Teluk pecah.

Sementara itu, harga minyak jenis WTI (untuk patokan Amerika) juga naik menjadi sekitar US$ 65 per barel.

"Situasi ini sempat menimbulkan kepanikan sehingga terjadi spekulasi harga minyak akan naik ke US$ 100 per barel, bahkan lebih. Hal ini mendorong anggaran bahwa resesi dunia yang belum pasti kapan terjadinya, akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat," jelas Ari yang juga dikenal sebagai ekonom ini.


PAGI-Harga Minyak Bisa di Atas US$ 75/barel, Berapa Idealnya?
Foto: Kondisi fasilitas minyak Aramco usai serangan drone (REUTERS/Hamad l Mohammed)
Harga minyak berpotensi rekor

Dia menganalisis, jika kekurangan pasokan minyak sekitar 5,7 juta barel per hari dari pasar dunia itu tidak dikompensasi, maka ada beberapa skenario kenaikan harga minyak dunia.

Bila dalam 6 pekan situasi kekurangan pasokan itu tidak bisa diatasi, harga minyak Brent bisa meloncat sampai US$ 9 per barel menjadi US$ 75 per barel.

Skenario lain, jika kekurangan suplai ini tidal kunjung diatasi, maka harga minyak dunia akan melesat di atas US$ 75 per barel. "AS mungkin akan mengeluarkan cadangan strategisnya untuk mencegah harga mendekati US$ 100 per barel," jelasnya.

Menurut Ari, pasar minyak saat ini sudah berbeda dengan periode tahun 1980-an dan 1900-an karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC tidak lagi menjadi pemain dominan.

Ekspor minyak negara-negara anggota OPEC saat ini Hanya meliputi 60% dari ekspor minyak dunia sehingga lebih mirip model oligopoli Cournot (biasa disebut duopoli) yang contestable (persaingan). Lazimnya, pasar duopoli hanya terdapat dua perusahaan yang menjual produk yang homogen, dengan demikian hanya terdapat satu harga pasar. (tas/sef)
Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo

Rabu, 25 September 2019

PT Rifan Financindo - Ekonomi AS Makin Gelap, Kepercayaan Konsumen AS Jeblok

Ekonomi AS Makin Gelap, Kepercayaan Konsumen AS Jeblok
Foto: Pendukung Donald Trump (REUTERS/Randall Hill)
PT Rifan Financindo - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Amerika Serikat turun tajam dalam sembilan bulan di September 2019, jauh di bawah ekspektasi. Pandangan akan perlambatan ekonomi karena perang dagang AS-China menyebabkan ini terjadi.

The Conference Board, sebuah kelompok industri, mengatakan IKK turun menjadi 125.1 dari bulan sebelumnya 134,2. Meski demikian IKK masih masuk dalam kategori optimis karena di atas 100.

"Meningkatnya ketegangan perdagangan dan tarif di akhir Agustus tampaknya mengguncang konsumen," ujar Direktur Senior Indikator Ekonomi di lembaga tersebut, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/9/2019).

Dalam surveinya Reuters memperkirakan IKK di September akan ada di 133,5. Penurunan IKK ini merupakan yang terburuk sejak 2010.

Selain itu, Indeks Ekspektasi Konsumer (IEK) turun menjadi 95,8 di September ini, dari bulan sebelumnya 106,4. IEK berdasar pada prospek jangka pendek konsumen untuk kondisi pendapatan, bisnis dan pasar tenaga kerja. (sef/sef)

Selasa, 24 September 2019

Rifanfinancindo – Mengungkap Fakta “Berita Penipuan” Investasi Berjangka

Rifanfinancindo – Coba Anda ketik perusahaan pialang berjangka di mesin pencari google tak ayal beragam berita negatif pun muncul. Ada yang salah kah dengan itu ? Tidak. Sebagian kecil isi berita tersebut boleh jadi benar, namun sebagian besar keliru.

Mengapa demikian, jika kita cermat membaca isi berita yang terkandung, ada banyak kesalahpahaman tentang investasi berjangka, kemudian dari sisi pengakuan para nasabah yang mengaku tertipu. Ada dua fakta yang bisa kita ungkap di sini, pertama setiap nasabah yang melakukan kegiatan investasi di perusahaan pialang berjangka legal, akan diberikan username dan password untuk melakukan investasi sendiri.

Sehingga baik keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung melekat kepada diri nasabah sendiri. Mekanisme investasi mengikuti tren market dan tidak ada unsur campur tangan perusahaan pialang karena mereka diawasi dan diatur kegiatannya oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai regulator dari pemerintah.

Fakta kedua yang patut disampaikan adalah seluruh dana investasi nasabah di perusahaan pialang legal akan ditempatkan di rekening terpisah, sehingga tidak ada celah bagi perusahaan untuk menggunakan dana tersebut demi kepentingan apapun.

Karenanya setiap nasabah harus bijak dan berani mulai sekarang untuk mengecek terlebih dahulu perusahaan pialang yang dipilih, apakah sudah berijin resmi dan terdaftar di Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta serta Kliring Berjangka Indonesia. Juga, memiliki rekening terpisah atau tidak.

Lantas, apakah ada berita negatif tentang pialang berjangka yang benar? Tentu saja ada. Hanya kita harus lebih jeli dalam menilai, apakah isi berita tersebut sesuai fakta atau jangan-jangan hanya menyuarakan satu sisi untuk satu kepentingan.

Untuk mengenali ciri berita yang benar, adalah sifatnya yang berimbang. Apabila ada berita pengaduan dari nasabah, maka konten lain yang seharusnya disertakan adalah komentar dari perusahaan pialang yang bersangkutan, ditambah minimal pendapat dari regulator.

Jika hanya memuat satu sisi, kita harus berhati-hati dalam beropini. Karena, tidak ada yang tahu fakta yang sebenarnya yang dialami oleh nasabah yang mengaku ‘tertipu’ tersebut. Apakah karena ulah dari perusahaan pialang atau hanya ‘mengaku tertipu’ demi mendapatkan kembali dana yang hilang akibat risiko kerugian investasi sendiri.

Beberapa kasus yang berhasil terungkap, nasabah yang merasa tertipu atau dirugikan oleh perusahaan pialang berjangka, ternyata sudah mengetahui dan mendapat penjelasan risiko di awal. Artinya, secara sadar mereka sudah memahami baik keuntungan maupun risiko dari investasi ini.

Namun di sisi lain, ada pula kasus kerugian yang disebabkan oleh perusahaan pialang berjangka antara lain karena ‘kenakalan’ broker yang tidak menjelaskan risiko di awal, atau menggunakan username serta password nasabah secara diam-diam. Meskipun begitu, nasabah tidak perlu khawatir jika itu yang dialami, atau sungguh merasa dirugikan oleh perusahaan pialang berjangka.

Nasabah bisa membawa bukti-bukti kerugian dengan melaporkannya kepada BAKTI (Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi).

Lembaga ini didirikan oleh empat institusi yang berkecimpung di ranah bursa komoditi. Yaitu, PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia, dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia. Lembaga ini dibentuk untuk memberikan kepastian hukum bagi penyelesaian sengketa antara nasabah dengan perusahaan pialang berjangka.

Dari ulasan ini, semoga tidak ada keraguan lagi yang muncul untuk berinvestasi di perusahaan pialang berjangka, apalagi jika sumber keraguan itu hanya bersumber dari sebuah berita. (AD/RFB)

Sumber : CNBC

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
Rifanfinancindo