Selasa, 10 Juni 2025

Indeks Dolar AS Menguat di Tengah Harapan Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok

 


Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama dunia, bangkit kembali ke sekitar 99,25 selama sesi awal Eropa pada Selasa (10/06). Penguatan ini didorong oleh membaiknya sentimen risiko di pasar global, dengan para investor secara cermat memantau hasil perundingan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dijadwalkan akan dilanjutkan di London pada hari yang sama.

Perundingan dagang yang krusial antara kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini telah dimulai di London pada hari Senin dan memasuki hari kedua pada Selasa. Pemerintahan Trump telah mengisyaratkan kesediaannya untuk mencabut beberapa pembatasan ekspor teknologi. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat mengharapkan jaminan dari Tiongkok mengenai pelonggaran pembatasan pengiriman rare earth (logam tanah jarang), komoditas yang sangat penting untuk berbagai produk energi, pertahanan, dan teknologi mutakhir. Perkembangan ini merupakan indikasi positif yang dapat membuka jalan bagi resolusi konflik dagang yang telah berlangsung lama.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menggambarkan diskusi pada hari Senin sebagai "pertemuan yang baik," sebuah pernyataan yang menambah optimisme di pasar. Optimisme mengenai meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok berhasil meredam kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di kedua negara adidaya tersebut, yang pada gilirannya memberikan dukungan signifikan bagi greenback (Dolar AS). Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Mei, yang akan dirilis pada hari Rabu. Laporan ini sangat dinantikan karena dapat memberikan petunjuk penting mengenai dampak tarif yang telah diberlakukan dan prospek suku bunga di masa mendatang. Konsensus pasar memproyeksikan IHK utama diperkirakan akan naik sebesar 2,5% secara tahunan (YoY) pada Mei, sementara IHK inti diperkirakan naik sebesar 2,9% secara tahunan pada periode yang sama. Apabila laporan menunjukkan pembacaan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan, hal tersebut berpotensi menyeret Dolar AS lebih rendah secara keseluruhan, mengingat implikasinya terhadap kebijakan moneter Federal Reserve.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar