Senin, 25 Februari 2019

Trump Tunda Kenaikan Bea Impor AS, Investor Tinggalkan Yen | Rifan Financindo

Trump Tunda Kenaikan Bea Impor AS, Investor Tinggalkan Yen
Foto: Yen (REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo)
Rifan Financindo - Mata uang Jepang yang juga merupakan aset safe haven, yen, melemah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan akan memperpanjang tenggat waktu kenaikan bea impor terhadap China yang seharusnya dilakukan pada 1 Maret mendatang.

Dalam kicauannya di Twitter ia mengatakan kedua negara telah mencatatkan kemajuan yang substansial dalam perundingan dagang mereka.

Yen Jepang melemah 0,1% ke 110,77 yen terhadap dolar AS pada Senin (25/2/2019) pagi sementara kurs offshore yuan menguat 0,1% ke 6,6930 yuan terhadap dolar menyusul beredarnya kabar tersebut, dilansir dari Reuters.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko dan menjadi proksi bagi investasi China melompat 0,3% terhadap dolar ke posisi US$0,7149.

Di lain pihak, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap beberapa mata uang utama dunia sempat menguat tipis ke posisi 96,514 ketika twit Trump diunggah sebelum turun ke 96,4840 hingga pukul 7.04 WIB.

Trump berencana untuk menunda kenaikan bea impor terhadap berbagai produk China yang awalnya direncanakan pada 1 Maret mendatang karena kedua belah pihak semakin dekat dengan kata sepakat untuk mengakhiri perang dagangnya. Namun, ia tidak menyebutkan tenggat waktu baru untuk perundingan tersebut.

"Saya senang melaporkan bahwa AS telah membuat kemajuan berarti dalam pembicaraan dagang kami dengan China terkait beberapa isu struktural penting, termasuk perlindungan kekayaan intelektual, transfer teknologi, pertanian, jasa, mata uang dan banyak isu lainnya," tulis Trump di akun media sosial Twitter.

"Sebagai hasil dari pembicaraan yang sangat produktif ini, saya akan menunda kenaikan bea impor AS yang dijadwalkan pada 1 Maret. Dengan mengasumsikan kedua belah pihak membuat kemajuan tambahan, kami sedang merencanakan pertemuan tingkat tinggi bagi Presiden Xi dan saya di Mar-a-Lago untuk merampungkan perjanjian. Selamat berakhir pekan untuk AS & China!" tambahnya.

Jumat, 22 Februari 2019

Stok AS Capai Rekor Tertinggi, Harga Minyak Jatuh Lemas - PT Rifan Financindo

Stok AS Capai Rekor Tertinggi, Harga Minyak Jatuh Lemas
Foto: kotkoa / Freepik
PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah pada pagi hari ini (22/2/2019) masih terus melemah. Hingga pukul 08:45 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April melemah sebesar 0,12% ke posisi US$ 66,99/barel, setelah sebelumnya turun 0,01% kemarin (21/2/2019).

Sementara harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak April juga terkoreksi 0,07% ke level US$ 56,92/barel.

Selama sepekan harga minyak telah naik sekitar 1,57% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga si emas hitam masih tercatat naik sekitar 24%.

Sedikit melemahnya harga minyak dipengaruhi oleh produksi minyak Amerika Serikat yang terus meningkat.

Kemarin, Energi Information Administration (EIA) mengatakan bahwa produksi minyak Negeri Paman Sam kembali menembus rekor baru yaitu sebesar 12 juta barel/hari, dari rekor sebelumnya yang dicatat pada 11,9 juta barel/hari.

Terlebih lagi, inventori minyak mentahnya juga naik 3,7 juta barel untuk minggu yang berakhir pada 15 Februari.

Pelaku pasar menjadi kembali dihantui banjir pasokan minyak di tahun ini. 

Namun setidaknya inisiatif OPEC untuk mengurangi pasokan minyaknya dapat meredam laju pelemahan harga minyak.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/taa)


Kamis, 21 Februari 2019

The Fed Galau, Harga Emas Turun Tipis - Rifanfinancindo

The Fed Galau, Harga Emas Turun Tipis
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Harga emas pagi hari ini (21/2) kembali terjerumus di zona merah. Hingga pukul 08:45 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX turun 0,5% ke posisi US$ 1.341,2/troy ounce, setelah menguat 0,23% pada perdagangan kemarin (20/2).

Selama sepekan, harga emas sudah terkerek naik 2,08% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga logam mulia ini tercatat menguat 4,67%.

Meski melemah, namun pergerakan harga emas masih terbatas.

Tafsiran atas notulensi rapat The Fed edisi Januari membuat investor masih galau untuk menentukan langkah.

Pasalnya The Fed kembali menegaskan akan lebih bersabar dalam mengeksekusi kenaikan suku bunga yang selanjutnya.

Namun juga ada pernyataan bank sentral yang siap mengubah stance saat derajat ketidakpastian ekonomi menurun.

Sikap The Fed yang masih tak jelas arahnya ini ikut membuat emas masih cenderung ditahan. Akan tetapi karena harganya yang sudah naik banyak sejak awal tahun, maka ruang untuk mengambil keuntungan juga terbuka lebar. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)


Rabu, 20 Februari 2019

Diskusi Dagang AS-China Dimulai, Bursa Jepang Dibuka Positif | Rifan Financindo


Diskusi Dagang AS-China Dimulai, Bursa Jepang Dibuka Positif
Foto: REUTERS/Yuya Shino
Rifan Financindo - Bursa Jepang dibuka menguat, Rabu (20/2/2019), didorong oleh penguatan Wall Street dan harapan perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China akan berlangsung lancar.

Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,28% dan indeks Topix bertambah 0,23% di awal perdagangan, AFP melaporkan. Nikkei telah mencatatkan reli selama dua hari beruntun.

Pembicaraan perdagangan antara AS dan China dimulai lagi di Washington, Selasa waktu setempat.

Pembicaraan ini adalah lanjutan dari negosiasi serupa yang diadakan di Beijing pekan lalu dan berakhir tanpa kesepakatan. Namun, kedua negara mengatakan telah mencapai kemajuan dalam beberapa isu kunci.

Di saat yang sama, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi mengisyaratkan kemungkinan perpanjangan tenggat waktu perundingan dagang pada 1 Maret mendatang, dilansir dari Reuters.

Ia mengatakan pada hari Selasa bahwa negosiasi dagang dengan China berjalan lancar dan mengindikasikan dirinya terbuka untuk memperpanjang deadline demi menyelesaikan perundingan tersebut. (prm)

Jumat, 15 Februari 2019

Karena OPEC, Harga Minyak Melonjak 20% Sejak Awal Tahun | PT Rifan Financindo

Karena OPEC, Harga Minyak Melonjak 20% Sejak Awal Tahun
PT Rifan Financindo - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan Jumat ini (15/2) masih melanjutkan penguatan.

Hingga pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak April naik sebesar 0,63% ke posisi US$ 64,98/barel, setelah kemarin juga menguat 1,51%.

Sementara harga minyak jenis lightsweet (WTI) kontrak Maret juga menguat sebesar 0,68% ke level US$ 54,78/barel, setelah ditutup naik 0,95% pada perdagangan kemarin.

Selama sepekan ini, harga minyak tercatat naik sekitar 4,28% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga emas hitam masih tercatat naik sekitar 20%.


Harga minyak masih terus didorong oleh pengurangan pasokan minyak dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang sudah mulai dilakukan sejak Januari lalu.

Sebelumnya, OPEC bersama Rusia dan sekutunya yang lain juga sepakat untuk mengurangi pasokan minyak sebanyak 1,2 juta barel/hari.

Teranyar, Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih mengatakan bahwa Negeri Padang Pasir tersebut akan mengurangi pasokan minyak lebih banyak dari jumlah yang telah disepakati.

Selain itu, meskipun masih jauh dari target, Rusia juga telah mengurangi produksi minyak sekitar 80.000-90.000 barel/hari.

Namun demikian, stok minyak mentah Amerika Serikat yang meningkat pada minggu lalu ke level tertingginya sejak November 2017 membuat pelaku pasar masih khawatir keseimbangan fundamental di pasar minyak dunia tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/tas)