Senin, 13 Juli 2020

Stabil di US$ 40, Sesungguhnya Harga Minyak Rawan Digoyang

FILE PHOTO: A maze of crude oil pipes and valves is pictured during a tour by the Department of Energy at the Strategic Petroleum Reserve in Freeport, Texas, U.S. June 9, 2016.  REUTERS/Richard Carson/File Photo
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto
Rifan FinancindoMengawali pekan ini pada Senin (13/7/2020), harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai ditransaksikan mengalami koreksi. Kendati terkoreksi beberapa kali, harga minyak cenderung relatif stabil di kisaran US$ 40/barel.

Pada 09.35 WIB, harga minyak acuan global Brent turun 0,86% dan minyak patokan Amerika Serikat (AS) yakni West Texas Intermediate (WTI) anjlok 0,94% ke US$ 40,17/barel.


Saat ini pelaku pasar kembali menyorot kebijakan negara-negara eksportir minyak yang tergabung dalam OPEC+.

Komite Pengawasan Gabungan (Joint Ministerial Monitoring Committee/JMMC), yang diketuai bersama oleh Arab Saudi dan Rusia akan mengadakan sidang online pada 15 Juli dan membuat keputusan akhir soal pemangkasan produksi.

Proyeksinya, pemangkasan yang akan dilakukan bulan Agustus akan dikurangi menjadi 7,7 juta barel per hari (bpd) hingga akhir tahun, seperti yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Harga minyak yang sudah naik dan cenderung stabil di level US$ 40/barel bisa dibilang dipicu oleh pemangkasan output OPEC+ 9,7 juta bpd sejak Mei hingga Juli. Volume ini hampir mencapai 10% dari total output global.

Namun harga minyak belum bisa melesat lagi lebih tinggi dari US$ 40/barel. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) masih belum usai. Lonjakan kasus baru terus terjadi di berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS) sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia.

Sejak akhir pekan lalu, ada tambahan lebih dari 60 ribu kasus dalam seharinya di AS. Kenaikan kasus membuat banyak negara bagian AS yang kembali menerapkan larangan bepergian sehingga dapat menurunkan permintaan minyak di negara konsumen emas hitam terbesar di dunia tersebut.

Namun ada kekhawatiran lain yang dirasakan oleh para pelaku pasar. Memang benar harga minyak sudah terdongkrak setelah terjun bebas pada Maret dan April lalu ketika permintaan anjlok sampai 30%.

Adanya lonjakan kasus dan ancaman gelombang kedua wabah disertai dengan pengendoran pemangkasan berpotensi menjadi faktor penakan harga minyak mentah.

"Rencana pelonggaran pemangkasan produksi [minyak] oleh OPEC+ bulan depan dan potensi naiknya produksi AS dapat menambah tekanan dari sisi pasokan" kata Stephen Innes, chief global markets strategist di AxiCorp dalam sebuah catatan.

Sebelumnya pada 10 Juli, Badan Energi Internasional (IEA) telah mengatakan bahwa dampak terburuk pandemi telah dilalui. Namun lembaga itu juga memperingatkan bahwa gelombang infeksi baru, terutama di Amerika Utara dan Selatan, bisa membuat kondisi memburuk.

"Gelombang kedua kasus Covid-19 yang berkelanjutan dapat meruntuhkan pemulihan ekonomi yang terjadi selama beberapa bulan terakhir," kata Harry Tchilinguirian, seorang ekonom senior minyak di BNP Paribas.

"Karena OPEC+ memainkan perannya dalam menyeimbangkan kembali pasar minyak, pertumbuhan ekonomi akan tetap menjadi kunci untuk membuat harga minyak naik," katanya, sebelum menambahkan bahwa OPEC+ tetap harus bisa mengontrol produksi agar tidak melampaui kuota saat harga minyak naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 10 Juli 2020

Gegara Virus Corona Melayang di Udara, Yen Jadi Juara Asia

Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
Foto: Mata Uang Yen. (REUTERS/Kim Kyung-Hoon/Files)
PT RifanNilai tukar yen Jepang menguat melawan rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (10/7/2020) pagi. Virus corona yang kini dikatakan bisa menyebar lewat udara membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan yen menjadi diuntungkan.

Pada pukul 9:45 WIB, yen menguat 0,67% melawan rupiah di Rp 134,49/JPY di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di saat yang sama, yen juga menguat 0,12% di 107,06/US$.

Virus corona selama ini dikatakan hanya ditularkan lewat air liur, sekresi dan tetesan dari penderita melalui batuk, bersin atau bicara atau permukaan yang terkontaminasi. Sehingga jaga jarak dan cuci tangan lebih ditekankan.

Tetapi pada Selasa lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengakui ada bukti penularan lewat udara, dalam ruang dengan ventilasi yang buruk. Namun menegaskan perlu ada riset lebih lanjut.

Dalam panduan transmisi terbarunya, WHO setuju bahwa beberapa laporan yang berkaitan dengan kondisi ramai di dalam ruangan memungkinkan adanya transmisi. Misalnya dalam ruangan di mana latihan paduan suara dilakukan, di restoran atau di kelas kebugaran.

Dengan adanya bukti penularan lewat udara, ada risiko jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) akan kembali menanjak. Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, dan kembali mengalirkan investasinya ke aset aman (safe haven) seperti yen Jepang.

Dengan kondisi tersebut bisa ditebak, yen menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia saat semua mata uang utama lainnya melemah.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 9:45 WIB.


Perubahan pandangan WHO terkait penyebaran virus corona didorong oleh ratusan ilmuwan yang mempublikasikan suatu artikel terkait potensi penularan Covid-19 melalui udara. Ada 237 ilmuwan multidisipliner yang berasal dari berbagai latar belakang mulai dari ilmuwan aerosol, dokter spesialis infeksi hingga epidemiologis.

Studi yang dilakukan oleh banyak ilmuwan menunjukkan bahwa virus dapat dilepaskan ketika seseorang yang terinfeksi bernapas, berbicara, bersin hingga terbatuk.

Penyebaran Covid-19 melalui udara memang sudah dikonfirmasi, tetapi WHO mengatakan lebih banyak penelitian harus dibuat. "Sangat dibutuhkan untuk menyelidiki kejadian seperti itu dan menilai signifikansi mereka untuk transmisi Covid-19," kata lembaga itu dikutip Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 09 Juli 2020

Ada Sinyal Ekonomi Membaik, Bursa Asia Menghijau

Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)
PT Rifan Financindo BerjangkaBursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Kamis (9/7/2020) terpantau berada di zona hijauKenaikan di mayoritas bursa Benua Kuning hari ini terjadi karena rilis data ekonomi di masing-masing negara berhasil tumbuh lebih baik daripada konsensus.

Di Jepang indeks Nikkei berhasil naik 0,22% setelah rilis data Pemesanan Alat Permesinan Jepang Bulan Mei oleh Kantor Kabinet Jepang yang menunjukkan order permesinan jepang hanya terkontraksi 16,3% lebih baik daripada perkiraan konsensus yang meramalkan akan ada kontraksi sebesar 17,1%.

Angka ini juga lebih baik daripada bulan sebelumnya yaitu kontraksi 17,7%, ini artinya sektor manufaktur Jepang sudah menunjukkan pemulihan walaupun masih perlahan.

Selanjutnya di China, Indeks SSE berhasil menanjak 0,55% setelah rilis data Indeks Harga Konsumen China Bulan Juni yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China menunjukkan secara bulanan hanya terjadi deflasi sebesar 0,1%, tentunya ini lebih baik daripada perkiraan konsensus yang meramalkan akan terjadi deflasi sebesar 0,5%.

Bahkan bulan sebelumnya terjadi deflasi 0,8% yang menunjukkan daya beli masyarakat China perlahan sudah pulih.

Sedangkan untuk Indeks Harga Produsen China Bulan Juni yang dirilis oleh kantor yang sama, terjadi kontraksi sebesar 3%. Ini juga sedikit lebih baik daripada konsensus yang meramalkan akan terjadi kontraksi sebesar 3,2%.

Selanjutnya di Singapura Indeks STI turun 0,30%, di Hong Kong indeks Hang Seng juga berhasil terapresiasi 0,36%, sedangkan di Korea Selatan indeks Kospi terpantau loncat 0,46%

Sementara itu dari dalam negeriIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tipis 0,01% ke level 5.075,52 karena investor melakukan aksi profit taking setelah kemarin naik tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 08 Juli 2020

Walau Loyo di Kurs Tengah BI, Rupiah Tetap Perkasa di Spot

Ilustrasi Rupiah dan Dolar di Bank Mandiri
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
PT Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah mampu menguat di perdagangan pasar spot, meski tipis saja.

Pada Rabu (8/7/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.460. Rupiah melemah tipis hampir flat di 0,03% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah juga masih menghijau. Pada pukul 10:00 WIB, US$ dihargai Rp 14.385 di mana rupiah menguat tipis 0,1%.

Meski masih menguat, tetapi rupiah wajib waspada karena sebagian besar mata uang utama Asia kini melemah di hadapan dolar AS. Dengan penguatan yang terbatas, rupiah bisa terperosok ke zona merah kapan saja.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10: WIB:

(aji/aji)

Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 07 Juli 2020

Sudah Ambles 4% dalam Sebulan, Saatnya Rupiah Balas Dendam!

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Berbagai sentimen positif berhasil mendongrak minat pelaku pasar untuk masuk ke aset-aset berisiko.

Pada Selasa (7/7/2020), US$ 1 setara dengan Rp 14.400 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,28% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.

Kemarin, rupiah berhasil menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Padahal rupiah lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah.

Hari ini, sepertinya rupiah bakal nyaman dan tanpa hambatan untuk menapaki jalur hijau. Dari sisi domestik, rupiah memang sudah terlalu 'murah' karena tren depresiasi akhir-akhir ini. Selama sebulan terakhir, mata uang Tanah Air sudah ambles 4,26%.


Oleh karena itu, akan datang saatnya di mana rupiah mengalami technical rebound. Rupiah yang sudah 'murah' tentu kembali menarik minat investor.

Sementara dari sisi eksternal, investor global memang tengah bergairah. Ini terbukti dari penguatan tajam di bursa saham New York. Dini hari tadi waktu Indonesia, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,78%, S&P 500 menanjak 1,59%, dan Nasdaq Composite melejit 2,21%.

Data ekonomi terbaru di sejumlah negara memberi harapan akan kebangkitan selepas hantama keras pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Di Zona Euro, penjualan ritel pada Mei 2020 meroket 17,8% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) memang masih turun 5,1%, tetapi jauh lebih landai dibandingkan bulan sebelumnya yang anjlok 19,6%.

Di AS, angka Purchasing Managers' Index (PMI) sektor jasa periode Juni 2020 versi IHS Markit berada di 47,9. Masih di bawah 50, yang menandakan pelaku usaha belum melakukan ekspansi, tetapi jauh membaik ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 37,5.

Namun PMI jasa versi Institute for Supply Management pada Juni 2020 berada di 57,1, naik tajam dibandingkan bulan sebelumnya yakni 45,4. Angka 57,1 adalah yang tertinggi sejak Februari, artinya hampir menyamai level sebelum pandemi.

Di Jepang, cadangan devisa periode akhir Juni 2020 berada di US$ 1.383,2 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 1.378,2 miliar.

"Angka-angka ini sangat penting, membantu meningkatkan kepercayaan konsumen," ujar Quincy Krosby, Chief Market Strategist di Prudential Financial yang berbasis di New Jersey, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Sumber : CBNC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan