Jumat, 30 Juni 2017

George Soros Nilai Tak Ada Keuntungan dari Brexit | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Investor legendaris George Soros memperingatkan bahwa Brexit adalah solusi ‘lose-lose’ yang akan menjebak Inggris dalam spiral utang karena belanja rumah tangga yang meningkat namun belanja konsumen melemah dan standar hidup yang penurunan.

Soros adalah tokoh bisnis Hungaria-Amerika yang memiliki kekayaan 20 miliar poundsterling atau sekira USD25 miliar. Dia dikenal sebagai ‘Man Who Broke The Bank Of England’ atas perannya menjatuhkan nilai tukar poundsterling pada krisis Black Wednesday 1992, setelah dia menjual USD10 miliar poundsterling.

Dia menulis bahwa ‘realitas ekonomi’ mulai terlihat di Inggris, dengan angka-angka yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional pekan lalu menunjukkan bahwa pertumbuhan upah gagal mengimbangi inflasi yang merajalela, yang naik mengikuti penurunan poundsterling pascavoting Brexit. 

"Realitas hancurnya ekonomi mulai menutupi harapan palsu yang ada di masyarakat. Mereka percaya adanya janji populer bahwa Brexit tidak akan mengurangi standar hidup mereka, jadi mereka mempertahankan standar tersebut dengan menjalankan utang rumah tangganya," kata dia seperti dilansir businessinsider. 

"Setelah pengalaman Juni diulang pada bulan-bulan berikutnya, masyarakat akan menyadari bahwa standar hidup mereka menurun dan mereka harus menyesuaikan kebiasaan belanja mereka," tambah dia. 

Menurutnya, keadaan menjadi lebih buruk ketika mereka menyadari telah terlalu bergantung dengan utang dan mereka harus membayar kembali utang mereka. Ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga yang telah menopang ekonomi lebih jauh lagi. 

Bank of England mencatat, pada April ini pinjaman oleh konsumen dan pinjaman kartu kredit mencapai 1,5 miliar poundsterling. Angka ini naik 10,3%. Soros pun melihat Inggris saat ini mendekati titik kritis yang menandai semua perkembangan yang tidak berkelanjutan. 

Dia memperingatkan bahwa Perdana Menteri Theresa May harus mengubah taktik mendekati negosiasi Brexit, yang dimulai pada hari Senin, untuk mendamaikan mereka dengan Eropa. 

Ada tanda-tanda bahwa May telah mengetahui kelemahan posisinya yang inheren dalam perundingan Brexit, setelah dia kehilangan mayoritas parlemennya dalam pemilihan umum 8 Juni. Sekjen Brexit, David Davis, dipaksa untuk turun pada hari pertama perundingan Brexit saat dia menerima jadwal untuk melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa. (ded) 
(rhs)
Sumber : Okezone

Kamis, 29 Juni 2017

6 Minggu Pudar, Harga Emas Akhirnya Kinclong | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga emas akhirnya mengalami kenaikan setelah mencapai titik terendah dalam enam pekan terakhir. Kenaikan harga emas ini didorong oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) hingga mencapai 1%.
 
Melansir dari laman Reuters, Rabu (28/6/2017), harga emas naik sebesar 0,5% dan menyentuh level USD1.249,51 per ounce. Harga emas ini lebih tinggi dibandingkan pada Senin sebesar USD1.236,46 per ounce.

Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk Agustus tercatat naik 0,04%. Harga emas kini berada pada level USD1,246.90. 

"Dolar sangat lemah, yang juga memberi dukungan pada pasar (penjualan) emas," kata Senior commodities broker for RJO Futures di Chicago, Phillip Streible, seperti dikutip dari Reuters

Turun naiknya harga emas ini juga ditopang oleh rencana Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Janet Yellen yang akan kembali menaikkan suku bunga acuannya. Pasar pun merespons rencana Bank Sentral AS ini, termasuk pada investasi melalui emas. 

"Mungkin emas mengantisipasi sikap yang jauh lebih sulit dari Yellen," kata Phillip Streible. 

Sementara itu, untuk harga logam mulia lainnya, perak tercatat naik sebesar 0,8% menjadi USD16,69 per ounce. Adapun paladium turun 0,6% menjadi USD860 per ounce. Selain itu, platinum tercatat naik 0,8% pada level USD919,45. 

(ulf)
(rhs)
Sumber : Okezone

Rabu, 28 Juni 2017

Cermati 4 Hal Ini Sebelum Gadaikan Barang | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Saat puasa dan Lebaran, pengeluaran uang lazimnya meningkat tajam. Banyak agenda pengeluaran tahunan dapat menguras kantong. Tak sedikit dari mereka yang telah berpenghasilan merasa kelimpungan menutup berbagai kebutuhan seputar Ramadan dan Lebaran. 

Akhirnya, banyak orang yang memilih untuk meminjam uang untuk menutup kebutuhan seputar Lebaran. Meminjam uang tunai ke saudara, kerabat bahkan memanfaatkan produk pinjaman ke lembaga keuangan melalui gesek tunai kartu kredit dan pengajuan kredit tanpa agunan.

Bila Anda saat ini merasa mulai kelimpungan menutup kebutuhan seputar Lebaran, jangan terburu-buru memilih opsi meminjam uang. Lihat dulu ke sekitar, apakah ada aset cukup berharga yang bisa Anda gadaikan? 

Opsi menggadai barang bisa menjadi jalan keluar yang tepat untuk menutup kebutuhan uang tunai seputar keperluan Lebaran. Beberapa barang yang bisa Anda gadaikan antara lain emas batangan, perhiasan, barang elektronik atau gadget seperti laptop, handphone, dan lain sebagainya. Juga sepeda motor atau sepeda biasa. 

Menggadaikan barang memungkinkan Anda mendapatkan pinjaman dalam waktu cepat dengan jaminan barang yang bisa Anda tebus kembali kelak sebelum jatuh tempo. Nah, empat hal-hal yang perlu Anda perhatikan bila hendak menggadai barang: 

Kredibilitas Jasa Gadai
 
Bila ingin menggadaikan  barang berharga, pastikan Anda memilih pusat jasa gadai terpercaya. Bagaimanapun, yang akan gadaikan adalah barang berharga ketika Anda masih berharap bisa mendapatkan lagi barang tersebut bila kelak utang gadai lunas. Jadi,  pastikan jasa  gadai yang dituju bisa terpercaya menjaga barang dan menjaga informasi pribadi Anda agar tidak dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. 

Nilai Taksiran Barang 
 
Ketika menggadaikan barang, maka dana pinjaman yang bisa Anda peroleh maksimal 80% dari nilai barang tersebut di pasar. Jadi, tidak perlu kecewa bila nilai taksiran barang tidak sesuai harapan. Sebagai contoh, Anda menggadaikan sepeda motor dimana nilai pasarannya saat ini sekira Rp12 juta. Maka, dana pinjaman yang bisa didapatkan dari menggadaikan sepeda motor tersebut kemungkinan sekira Rp9 jutaan saja. 

Biaya Gadai
 
Biaya gadai meliputi tarif sewa modal dan biaya administrasi yang perlu dibayarkan selama masa pinjaman berlangsung. Biaya administrasi ini akan bergantung pada nominal barang yang Anda gadaikan. Perhatikan pula biaya denda keterlambatan bila pembayaran pinjaman melampaui batas jatuh tempo. Baca juga: Manfaatkan Promo Kartu Kredit untuk Belanja Lebaran 

Kemampuan Pembayaran Pinjaman
 
Sistem gadai pada umumnya tidak memberikan skema cicilan. Bila ingin menebus barang yang Anda gadaikan, Anda harus membayar pinjaman gadai jatuh tempo beserta biaya-biayanya. Bila sampai jatuh tempo, Anda belum memiliki dana untuk menebus, Anda masih bisa memperpanjang masa gadai. Namun, untuk itu Anda terkena biaya lagi. 

Oleh sebab itu pastikan Anda memiliki dana untuk menebus barang berharga, ketika pinjaman jatuh tempo agar barang Anda tidak sampai dilelang oleh pihak jasa gadai. Paling tidak, Anda sudah memiliki perkiraan akan mendapatkan dana untuk menebus barang yang digadaikan. 

(kmj)
Sumber : Okezone

Selasa, 27 Juni 2017

Rupiah Stabil, Kadin Sudah Prediksi Suku Bunga BI Ditahan | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meyakini pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) dapat mengantisipasi gejolak kebijakan moneter dunia, salah satunya kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang dilakukan The Fed. Pengusaha optimis kenaikan FFR tidak melemahkan mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). 

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, sebenarnya kenaikan suku bunga The Fed sudah bisa diantisipasi, malah pemerintah melihat hal tersebut tidak seagresif yang diperkirakan oleh analis.

"Dan kita pun melihat walaupun ada kenaikan suku bunga, tapi BI tetap menahan. Kita ngelihatnya BI punya keyakinan dengan suku bunga ini, Rupiah kita fundamentalnya tetap kuat. Tidak terjadi kemunduran terhadap mata uang kita," kata dia dalam acara open house di kediamannya, Jalan Kemang Timur, Jakarta, Senin (26/6/2017). 

Menurut Rosan, dampak terbesar kenaikan suku bunga The Fed pada Rupiah. Tapi apa yang dilakukan The Fed ternyata tidak membuat mata uang Garuda melemah. 

"Mata uang kita tetap kuat seharusnya tidak akan ada kenaikan yang signifikan, kecuali itu berdampak pada kenaikan suku bunga di luar yang akan berdampak pada usaha-usaha kita yang mempunyai landing. Jadi apabila tidak dalam posisi hedging, akan kena dampaknya," ujarnya.

Asal tahu saja, beberapa waktu lalu The Fed menaikan tingkat suku bunga sebesar 0,25% menjadi 1%-1,25%. Diramalkan akan adanya kenaikan suku bunga satu kali lagi tahun ini. 

(mrt)
Sumber : Okezone

Jumat, 23 Juni 2017

THR Cair, Sebaiknya Jangan Dihabiskan Semua! | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Dana tunjangan hari raya (THR) dapat digunakan untuk keperluan Lebaran, menabung, bahkan untuk investasi. 

Sementara itu, menurut tokoh perencanaan keuangan Safir Senduk, perlu diingat bahwa dana dari THR dapat digunakan untuk keperluan Lebaran. Tetapi tidak luput juga dari menabung hingga investasi.

"THR itukan tunjangan hari raya, sebaiknya diprioritaskan untuk kebutuhan Lebaran. Memang banyak yang menggunakan untuk keperluan bayar utang ataupun investasi. Tetapi itu bisa digunakan, jika ada sisa dari pemenuhan kebutuhan Lebaran itu sendiri," jelasnya. 

Prioritaskan kebutuhan yang akan dikeluarkan pada saat Lebaran. Jangan boros ketika berkunjung ke rumah saudara atau kerabat. Memang tidak ada salahnya jika uang THR digunakan untuk membayar kebutuhan di luar Lebaran. 

"Jika dapat diatur dengan baik, kebutuhan Lebaran akan terpenuhi dan sisanya dapat digunakan untuk hal lainnya," sambungnya. 

Lebaran itu sendiri banyak kebutuhannya, meski demikian bukan berarti dana THR harus habis pada saat itu juga. Ada baiknya utamakan kebutuhan, lalu sisihkan sisanya dari sekarang. 

(dni)
Sumber : Okezone