Jumat, 08 September 2017

Ancaman Badai Irma Bayangi Harga Minyak Mentah | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Minyak berjangka ditutup bervariasi pada perdagangan waktu setempat. Brent naik ke level tertinggi, sementara minyak mentah AS turun. 

Penurunan terjadi karena persediaan minyak mentah lebih besar dari perkiraan, menyusul dimulainya kembali penyulingan AS setelah Badai Harvey dan adanya ancaman badai Irma.

Kontrak berjangka Brent naik 29 sen atau 0,5% menjadi USD54,49 per barel, penutupan tertinggi sejak 18 April untuk hari kedua berturut-turut. 

Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun tujuh sen atau 0,1% menjadi USD49,09 per barel. 

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah mingguan AS meningkat 4,6 juta barel pekan lalu, melampaui perkiraan para analis untuk kenaikan 4,0 juta barel.

Melihat dampak Badai Harvey yang melanda Gulf Coast pada 25 Agustus, EIA mengatakan tingkat pemanfaatan kilang minyak AS merosot 16,9% menjadi 79,7% pekan lalu, atau terendah sejak 2010. 

Fasilitas-fasilitas di Gulf Coast AS secara perlahan pulih dari dampak buruk Harvey, yang menyerang Louisiana dan Texas hampir dua minggu lalu, menutup infrastruktur utama di jantung industri minyak dan gas bumi AS. 

(rzk)
Sumber : Okezone 


Kamis, 07 September 2017

Wall Street Menguat, Pasar Saham Asia Dibuka Masih 'Ragu-Ragu' | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Pasar saham Asia dibuka melemah hari ini, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan para pemimpin kongres sepakat untuk menaikkan batas utang pemerintah Amerika. Kesepakatan ini, sekaligus menutup spekulasi adanya shutdown pemerintah untuk saat ini. 

Di sisi lain, euro mempertahankan kenaikan tipis minggu ini menjelang pengumuman kebijakan Bank Sentral Eropa. Sementara harga minyak mentah menguat, setelah kilang di Teluk Pantai AS dibuka kembali.

Berita tersebut juga membantu imbal hasil US Treasuries, dengan yield 10 tahun naik kembali ke 2,1% dari level terendah 10 bulan di 2,05%, yang sempat terjadi beberapa hari sebelumnya. Namun, ketegangan geopolitik mengenai program nuklir dan rudal Korea Utara terus membuat bayangan, terutama di Jepang dan Korea Selatan. 

Berita bahwa Wakil Ketua Fed Stanley Fischer akan mengundurkan diri karena alasan pribadi, membuat investor goyah akan pemerintahan AS, setelah banyak pejabat tinggi telah berhenti kurang dari satu tahun dalam pekerjaan mereka. 

Indeks MSCI terluas di Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,3%, sementara Nikkei Jepang. N225 naik 0,6%. Sementara di New York, indeks S&P 500 naik 7,69 poin atau 0,31%, dipimpin oleh kenaikan di sektor energi karena kenaikan harga minyak. 

Harga minyak mempertahankan sebagian besar kenaikan kuat minggu ini, karena marjin yang tinggi dan pembukaan kembali kilang Pantai Teluk AS meningkatkan prospek setelah penurunan tajam yang disebabkan oleh Badai Harvey. 

Pedagang sekarang mengalihkan fokus mereka ke Badai Irma, yang masuk dalam salah satu dari lima badai Atlantik yang paling kuat dalam 80 tahun terakhir, yang melewati Kepulauan Virgin paling utara yang diperkirakan akan mencapai Florida pada akhir pekan. 

(mrt)
Sumber : Okezone 


Rabu, 06 September 2017

Dolar Melemah di Tengah Ketegangan Geopolitik Amerika-Korut | Rifan Financindo Palembang

Rifan Financindo - PALEMBANG - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) berakhir melemah terhadap mata uang utama lainnya di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Korea Utara dengan AS. 

Seperti diketahui, Korut meluncurkan rudal melintasi wilayah Jepang. Ketegangan antara AS dan Korea Utara meningkat terutama setelah Presiden AS, Donald Trump mengatakan bahwa Korea Utara akan menghadapi "api dan kemarahan" jika terus mengancam negaranya.

Para investor meningkatkan eksposur terhadap mata uang "safe haven" termasuk Yen Jepang dan Franc Swiss. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,24% menjadi 92,410 di akhir perdagangan. 

Pada akhir perdagangan New York, Euro naik menjadi USD1,1905 dari USD1,1867 dan Poundsterling Inggris naik menjadi USD1,3027 dari USD1,2955. 

Dolar Australia meningkat menjadi USD0,7990 dari USD0,7970 dolar AS. Dolar AS dibeli 108,79 Yen Jepang, lebih rendah dari 110,23 Yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga melemah menjadi 0,9555 Franc Swiss dari 0,9649 Franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2382 dolar Kanada dari 1,2394 dolar Kanada. 

(rzk)
Sumber : Okezone 


Selasa, 05 September 2017

Ancaman Badai Harvey Mereda, Harga Minyak Menguat Tipis | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga minyak mentah Amerika Serikat (As) naik tipis pada penutupan perdagangan waktu setempat. Ancaman Badai Harvey nampaknya sudah mulai berkurang sehingga kilang-kilang minyak sudah mulai beroperasi. 

Kilang-kilang minyak dan jaringan pipa di Gulf Coast AS secara perlahan memulai kembali aktivitasnya, sehingga mengurangi kekhawatiran pasokan. Selain itu, harga bensin mengalami penurunan.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menguat 8,0 sen menjadi USD47,37 per barel seiring pulihnya permintaan AS setelah terpukul oleh pengurangan aktivitas kilang sejak Harvey mendarat pada 25 Agustus. 

Harga minyak mentah Brent turun 41 sen menjadi USD52,34 per barel, karena sebagian beralih dari pasar minyak mentah ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, menyusul sebuah uji coba nuklir Korea Utara yang kuat. 

Kontrak berjangka bensin NYMEX RBc1 turun 3,28 persen menjadi USD1,6906 per galon, level yang terakhir terlihat pada 25 Agustus. Kerusakan akibat Badai Harvey pada infrastruktur minyak di Gulf Coast tampak kurang luas dibanding yang dikhawatirkan banyak orang. 

Sejumlah kilang-kilang utama, yang mengubah minyak mentah menjadi produk olahan seperti bensin dan bahan bakar jet, secara bertahap melanjutkan operasinya pada Senin. Colonial Pipeline, sistem bahan bakar Amerika terbesar, memulai kembali segmen distilasi dari jaringan pipanya dari Texas ke New Jersey. 

Jaringan pipa bensinnya akan kembali beroperasi pada Selasa (5/9/2017) waktu setempat, kata perusahaan itu. Pada saat yang sama, sekitar 5,5% produksi minyak Teluk Meksiko AS, atau 96.000 barel produksi harian, tetap ditutup pada Minggu turun dari puncaknya lebih dari 400.000 barel per hari minggu lalu. 

"Gangguan dari Badai Harvey di Gulf Coast AS secara bertahap pulih kembali. Dalam skema yang lebih luas, tampak bahwa sejauh ini industri energi terhindar dari kerusakan besar pada aset dan infrastruktur," kata analis di JBC Energy yang berbasis di Wina dalam sebuah catatan. 

"Namun, beberapa kilang di wilayah Houston kemungkinan akan tetap tak beroperasi untuk beberapa waktu lebih lama." Para pedagang memesan puluhan tanker bensin selama sepekan terakhir dari Asia dan Eropa ke Amerika Serikat dan Amerika Latin untuk mengatasi kekurangan pasokan setelah penutupan.

Margin penyulingan bensin Eropa turun hampir seperlima pada Senin (4/9/2017). Dan sementara pemerintah AS membuka cadangan minyak strategisnya untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir pekan ini, kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan badan pengawas energi global tidak melihat perlunya pelepasan stok minyak internasional yang terkoordinasi setelah Harvey. 

Gubernur Texas Greg Abbott memperkirakan kerugian sebesar USD150 miliar hingga USD180 miliar menyebutnya lebih besar daripada kerugian akibat Badai Katrina atau Sandy, yang melanda New Orleans pada 2005 dan New York pada 2012. 

Para pedagang juga mengamati perkembangan di Korea Utara dengan cemas, yang militernya melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat selama akhir pekan. Pyongyang mengatakan telah menguji sebuah bom hidrogen canggih untuk rudal jarak jauh, yang mendorong ancaman respons militer besar-besaran oleh Amerika Serikat jika atau sekutunya diancam. 

Hal tersebut menekan harga minyak mentah karena para pedagang memindahkan uang dari minyak - yang dipandang berisiko tinggi - ke dalam emas berjangka, yang secara tradisional dilihat sebagai tempat yang aman bagi investor. Harga emas spot naik untuk hari ketiga, menguat 0,9% pada Senin (4/9/2017).
(rzk)
Sumber : Okezone 


Senin, 04 September 2017

Harga Gabah Naik, Nilai Tukar Petani Langsung Terkerek 0,94% | Rifanfinancindo Palembang

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi kenaikan pada harga gabah sepanjang Agustus 2017 lalu. Harga gabah yang mengalami kenaikan tercatat terjadi pada tingkat petani hingga tingkat penggilingan. 

Menurut catatan Kepala BPS Suharyanto, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani mencapai Rp4.013 per kg atau naik 2,67% dan di tingkat penggilingan Rp4.104 per kg atau naik 2,88%.

Kenaikan harga gabah ini juga diikuti oleh kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP nasional Agustus 2017 sebesar 101,60 atau naik 0,94% dibanding NTP bulan sebelumnya. 

"Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,92% sedangkan indeks harga yang dibayar petani yang turun sebesar 0,02%, ujar Kepala BPS Suharyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (4/9/2017).

Pada Agustus 2017, NTP Provinsi Lampung mengalami kenaikan tertinggi dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya, yaitu sebesar 1,82%. Sebaliknya, NTP Provinsi Papua Barat mengalami penurunan terbesar dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya, yaitu sebesar 0,44%. 

"Pada Agustus 2017 terjadi deflasi pedesaan di Indonesia sebesar 0,12% disebabkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan. Hal ini turut berdampak pada nilai tukar petani," ujar Suharyanto.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Agustus 2017 tercatat sebesar 110,61 atau naik 0,78% dibanding NTUP bulan sebelumnya.
(dni)

Sumber : Okezone