Selasa, 05 September 2017

Ancaman Badai Harvey Mereda, Harga Minyak Menguat Tipis | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga minyak mentah Amerika Serikat (As) naik tipis pada penutupan perdagangan waktu setempat. Ancaman Badai Harvey nampaknya sudah mulai berkurang sehingga kilang-kilang minyak sudah mulai beroperasi. 

Kilang-kilang minyak dan jaringan pipa di Gulf Coast AS secara perlahan memulai kembali aktivitasnya, sehingga mengurangi kekhawatiran pasokan. Selain itu, harga bensin mengalami penurunan.

Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) menguat 8,0 sen menjadi USD47,37 per barel seiring pulihnya permintaan AS setelah terpukul oleh pengurangan aktivitas kilang sejak Harvey mendarat pada 25 Agustus. 

Harga minyak mentah Brent turun 41 sen menjadi USD52,34 per barel, karena sebagian beralih dari pasar minyak mentah ke aset-aset yang dianggap lebih aman, seperti emas, menyusul sebuah uji coba nuklir Korea Utara yang kuat. 

Kontrak berjangka bensin NYMEX RBc1 turun 3,28 persen menjadi USD1,6906 per galon, level yang terakhir terlihat pada 25 Agustus. Kerusakan akibat Badai Harvey pada infrastruktur minyak di Gulf Coast tampak kurang luas dibanding yang dikhawatirkan banyak orang. 

Sejumlah kilang-kilang utama, yang mengubah minyak mentah menjadi produk olahan seperti bensin dan bahan bakar jet, secara bertahap melanjutkan operasinya pada Senin. Colonial Pipeline, sistem bahan bakar Amerika terbesar, memulai kembali segmen distilasi dari jaringan pipanya dari Texas ke New Jersey. 

Jaringan pipa bensinnya akan kembali beroperasi pada Selasa (5/9/2017) waktu setempat, kata perusahaan itu. Pada saat yang sama, sekitar 5,5% produksi minyak Teluk Meksiko AS, atau 96.000 barel produksi harian, tetap ditutup pada Minggu turun dari puncaknya lebih dari 400.000 barel per hari minggu lalu. 

"Gangguan dari Badai Harvey di Gulf Coast AS secara bertahap pulih kembali. Dalam skema yang lebih luas, tampak bahwa sejauh ini industri energi terhindar dari kerusakan besar pada aset dan infrastruktur," kata analis di JBC Energy yang berbasis di Wina dalam sebuah catatan. 

"Namun, beberapa kilang di wilayah Houston kemungkinan akan tetap tak beroperasi untuk beberapa waktu lebih lama." Para pedagang memesan puluhan tanker bensin selama sepekan terakhir dari Asia dan Eropa ke Amerika Serikat dan Amerika Latin untuk mengatasi kekurangan pasokan setelah penutupan.

Margin penyulingan bensin Eropa turun hampir seperlima pada Senin (4/9/2017). Dan sementara pemerintah AS membuka cadangan minyak strategisnya untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir pekan ini, kepala Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan badan pengawas energi global tidak melihat perlunya pelepasan stok minyak internasional yang terkoordinasi setelah Harvey. 

Gubernur Texas Greg Abbott memperkirakan kerugian sebesar USD150 miliar hingga USD180 miliar menyebutnya lebih besar daripada kerugian akibat Badai Katrina atau Sandy, yang melanda New Orleans pada 2005 dan New York pada 2012. 

Para pedagang juga mengamati perkembangan di Korea Utara dengan cemas, yang militernya melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat selama akhir pekan. Pyongyang mengatakan telah menguji sebuah bom hidrogen canggih untuk rudal jarak jauh, yang mendorong ancaman respons militer besar-besaran oleh Amerika Serikat jika atau sekutunya diancam. 

Hal tersebut menekan harga minyak mentah karena para pedagang memindahkan uang dari minyak - yang dipandang berisiko tinggi - ke dalam emas berjangka, yang secara tradisional dilihat sebagai tempat yang aman bagi investor. Harga emas spot naik untuk hari ketiga, menguat 0,9% pada Senin (4/9/2017).
(rzk)
Sumber : Okezone 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar