Rabu, 28 Agustus 2019

Rifan Financindo - Perang Dagang Berlanjut, China Tegaskan Emoh Nego Dengan AS

Perang Dagang Berlanjut, China Tegaskan Emoh Nego Dengan AS
Foto: Infografis/ Kronologi perang dagang AS-China belum temukan titik terang/Aristya Rahadian Krisabella
Rifan Financindo - Klaim bakal ada negosiasi damai antara Washington dan Beijing sepertinya masih jauh dari kenyataan. Kali ini, China secara resmi menegaskan, bahwa tidak ada komunikasi perdamaian antara keduanya, sebagaimana yang diutarakan Presiden AS Donald Trump awal pekan ini di KTT G7 di Prancis.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang kembali menegaskan bahwa ia tidak mengetahui negaranya melakukan panggilan telepon dengan AS. "Saya belum mendengar situasi ini mengenai dua panggilan yang disebutkan AS pada akhir pekan," katanya pada konferensi pers Selasa (27/8/19).

Dalam konferensi pers tersebut, Geng Shuang juga menyatakan China prihatin dengan langkah AS yang kembali menaikkan tarif impor untuk barang-barang negaranya. "Menyesal, AS telah semakin meningkatkan tarif pajak ekspor China ke AS. Tekanan ekstrem ini murni berbahaya bagi kedua belah pihak dan tidak konstruktif sama sekali," katanya lagi sebagaimana dilansir CNBC International.

Ia pun berharap pemerintah AS dapat bertindak rasional. "Kami berharap bahwa AS dapat menjaga ketenangan, kembali ke rasionalitas, menghentikan praktik yang salah, dan menciptakan kondisi bagi kedua belah pihak untuk melakukan konsultasi atas dasar saling menghormati, kesetaraan, dan saling menguntungkan," ujarnya lagi.

Media pemerintah China, Xinhua, juga bersikap tegas terhadap perang dagang. "China tidak dan tidak akan menyerah," kata Xinhua dalam sebuah kolom editorial.

Xinhua juga menyebut langkah Trump memerintahkan perusahaan AS agar meninggalkan China sebagai hal yang paling konyol. "Dengan memainkan trik lama bullying dan tekanan maksimum, pemerintah AS telah meningkatkan ketegangan perdagangan berulang kali dan mencoba memaksa China untuk menerima tuntutan irasionalnya," tulis media tersebut.

Perang dagang antara AS-China telah meningkat sejak Jumat pekan lalu, saat Trump mengatakan akan menaikkan bea impor yang ada atas US$ 250 miliar produk China menjadi 30% dari 25% pada 1 Oktober.

Terlebih lagi, tarif atas barang-barang China lainnya senilai US$ 300 miliar, yang mulai berlaku pada 1 September, akan dinaikkan menjadi 15%, bukan 10%.

Hal itu diumumkannya melalui postingan di Twitter setelah beberapa jam sebelumnya China mengumumkan akan mengenakan tarif impor pada US$ 75 miliar barang AS.

Meski demikian, ungkapan Trump yang menyebutkan akan adanya perdamaian sempat membuat ketegangan mereda. Namun sayangnya bantahan China membuat ekonomi dunia kembali labil. (sef/sef)

Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar