Jumat, 23 Agustus 2019

Rifan Financindo - Tunggu Arah Kebijakan The Fed, Harga Minyak Naik Perlahan

Tunggu Arah Kebijakan The Fed, Harga Minyak Naik Perlahan
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Rifan Financindo - Pergerakan harga minyak mentah dunia masih terbatas dengan kecenderungan menguat. Pelaku pasar masih menantikan gambaran yang jelas dari kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed. Gubernur The Fed, Jerome Powell dijadwalkan untuk berpidato dalam simposium Jackson Hole malam hari nanti.

Pada sesi perdagangan hari Jumat (23/8/2019) pukul 09:00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Oktober menguat 0,2% ke level US$ 60,04/barel. Sementara harga minyak light sweet (West Texas Intermediate/WTI) naik 0,1% menjadi US$ 55,41/barel.

Sebagaimana yang telah diketahui, simposium Jackson Hole telah berlangsung sejak hari Kamis (22/8/2019) kemarin. Simposium ini diselenggarakan oleh The Fed dengan mengundang pihak-pihak terkait seperti ekonomi dan perbankan. Pembahasan dalam pertemuan ini adalah seputar perekonomian, dan isu resesi yang masih hangat di kalangan pelaku pasar.

Powell akan membacakan pidato pada hari Jumat (23/8/2019) pagi waktu setempat atau malam hari waktu Indonesia. Pelaku pasar akan mencermati setiap nada-nada yang keluar dari mulut Powell.

Harapannya, ada nada-nada yang semakin dovish sehingga peluang untuk pemangkasan suku bunga acuan (Federal Fund Rate/FFR) yang agresif semakin tinggi.

Karena bila hal itu terjadi, laju pertumbuhan ekonomi bisa digenjot lebih tinggi lagi. Jika perekonomian AS tumbuh lebih pesat, maka seluruh dunia juga akan merasakan dampaknya. Sebeb saat ini Negeri Paman Sam merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan terhubung dengan rantai pasokan global yang kompleks.

Permintaan energi seringkali bergerak searah dengan pertumbuhan ekonomi global. Kala pertumbuhan ekonomi bisa dipacu, artinya permintaan energi, yang salah satunya berasal dari minyak, juga bisa bertambah.

Peningkatan pemrintaan tentu menjadi berita baik di pasar minyak mentah dunia karena harganya jadi punya potensi meningkat.

Sementara itu harga minyak juga masih mendapat tekanan dari pemangkasan proyeksi pertumbuhan permintaan global yang dilakukan oleh International Energy Agency (IEA) dan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Pada awal Agustus, IEA memprediksi pertubuhan permintaan minyak dunia di tahun 2019 akan tertekan ke level terendah sejak krisis keuangan 2008. IEA memangkas prediksi pertumbuhan permintaan minyak dunia menjadi tinggal 1,1 juta barel/hari di 2019 dan 1,3 juta barel/hari di tahun 2020.

Sementara pada hari Jumat (16/8/2019), OPEC kembali memangkas prediksi permintaan minyak global tahun 2019 sebesar 40.000 barel/hari dan memberi sinyal terjadinya surplus pasokan di tahun 2020.

Permintaan minyak dunia versi OPEC sebesar 29,41 juta barel/hari pada tahun 2020, yang mana turun 1,3 juta barel dari tahun 2019.

Jika produksi minyak OPEC tetap ditahan pada level yang sekarang, pada tahun 2020, akan terjadi surplus minyak sebesar 200.000 barel/hari, seperti yang tertulis dalam laporan bulanan OPEC.

Adanya sentimen penurunan permintaan membuat laju kenaikan harga minyak menjadi terbatas. (taa/taa)
Sumber : CNBC

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo 
Rifanfinancindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar