Selasa, 06 Juli 2021

"Sang Raja" Dolar AS Masih Lesu, Rupiah Bisa ke Rp 14.400/US$

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoRupiah sukses menghentikan pelemahan 5 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin kemarin. Tidak hanya itu, rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dengan penguatan 0,37% di Rp 14.476/US$. 

Ruang untuk kembali menguat masih terbuka untuk rupiah pada perdagangan Selasa (6/7/2021), sebab dolar AS masih mengalami tekanan. Setelah merosot 0,4% pada perdagangan Jumat lalu, indeks dolar AS masih turun tipis 0,02% ke 92,212 kemarin.

Meredupnya ekspektasi tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) masih membuat "sang raja" mata uang lesu. Rilis data tenaga kerja pada Jumat pekan lalu dinilai oleh pelaku pasar belum cukup bagi The Fed untuk merubah proyeksi tapering dari tahun depan menjadi semester II 2021.

Analis Westpac, Imre Spesizer juga menyatakan para investor dolar AS kini harus menunggu hingga pertemuan tahunan Jackson Hole di bulan Agustus mendatang untuk melihat kembali peluang tapering dilakukan di tahun ini.

"Rilis data tenaga kerja kemungkinan membuat The Fed tidak akan melakukan tapering dalam waktu dekat. Saya pikir pasar melihat kemungkinan mendapat sinyal tapering di pertemuan Jackson Hole bulan Agustus," katanya sebagaimana dilansir CNBC International Senin (5/7/2021).

Jackson Hole merupakan acara tahunan yang mempertemukan bank sentral di seluruh dunia, begitu juga menteri keuangan, akademisi hingga praktisi dunia finansial. Sehingga pertemuan tersebut selalu dinanti-nanti oleh pelaku pasar.

Secara teknikal, potensi berlanjutnya penguatan rupiah masih terbuka lebar melihat indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk ke wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya rupiah memiliki tenaga yang cukup besar untuk menguat.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Apalagi pada pekan lalu muncul pola-pola yang berpeluang membuat rupiah menguat bermunculan.

Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola gravestone doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyak reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Efeknya baru terlihat di awal pekan ini, dan bisa berlanjut lagi selama bertahan di bawah level psikologis RP 14.500/US$. Target penguatan rupiah ke kisatan Rp 14.450/US$ hingga Rp 14.430/US$. Jika mampu melewati level tersebut, rupiah berpotensi menguat ke Rp 14.400/US$. 

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.550/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar