Rabu, 03 November 2021

Besok Tapering, Investor Emas Antam Degdegan Gak nih?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

Rifan FinancindoBank sentral Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis dini hari waktu Indonesia. Artinya, kurang dari 24 jam lagi, dan akan berdampak signifikan ke harga emas dunia.

Pergerakan harga emas dunia nantinya akan berpengaruh ke emas batangan di dalam negeri. Sebelum pengumuman tersebut, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam turun tipis Rp 1.000/gram pada perdagangan Rabu (3/11).

Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 929.000/batang secara persentase turun 0,11%, melansir data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Antam. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Berikut daftar lengkap harga emas batangan di situs logammulia.com.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 514,500 516,500 518,500
1 gr 929,000 933,000 937,000
2 gr 1,798,000 1,806,000 1,814,000
3 gr 2,672,000 2,684,000 2,696,000
5 gr 4,420,000 4,439,000 4,459,000
10 gr 8,785,000 8,824,000 8,864,000
25 gr 21,837,000 21,935,000 22,033,000
50 gr 43,595,000 43,791,000 43,987,000
100 gr 87,112,000 87,504,000 87,896,000
250 gr 217,515,000 218,493,000 219,472,000
500 gr 434,820,000 436,776,000 438,733,000
1000 gr 869,600,000 873,513,000 877,426,000

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa melemah 0,32% dan pagi ini berlanjut 0,2% ke US$ 1.784/troy ons. Pelemahan tersebut menjadi indikasi pelaku pasar mengantisipasi pengumuman tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) The Fed.

Tapering pernah terjadi di tahun 2013 yang membuat emas masuk ke tren bearish (penurunan dalam waktu panjang) hingga tahun 2015.

Tetapi, kondisi saat ini berbeda dengan tahun 2013, sebab ada inflasi tinggi di berbagai negara yang bisa menjaga kinerja emas. Selain itu, para analis melihat harga emas saat ini sudah menakar terjadinya tapering.

Hanya saja, masih belum diketahui seberapa agresif tapering akan dilakukan. Pasar melihat saat ini The Fed akan mengurangi QE sebesar US$ 15 miliar setiap bulannya dari saat ini US$ 120 miliar per bulan.

Jika The Fed agresif dalam melakukan tapering, dan mengindikasikan akan menaikkan suku bunga di tahun depan emas berisiko merosot.

Namun, Carsten Fritsch, analis komoditas di Commerzbank, mengatakan hal itu tidak akan terjadi, dan emas berpeluang melesat.

"Saya memperkirakan The Fed akan mengumumkan mulai melakukan tapering, tetapi saya tidak melihat mereka akan memberikan waktu spesifik kapan akan menaikkan suku bunga," kata Fritsch sebagaimana diwartakan CNBC International.

"Itu akan menimbulkan kekecewaan di pelaku pasar yang mengharapkan sesuatu yang lebih spesifik yang akan membuat emas menuju US$ 1.800/troy ons lagi," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar