Rabu, 08 Desember 2021

Ada Inflow 13 Ton ke Pasar ETF, Apa Efeknya Bagi Emas Antam?

Emas Antam
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. stagnan pada perdagangan Rabu (8/12), setelah naik tipis kemarin. Ada kabar bagus bagi emas, investor tetap memandangnya sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sehingga ada peluang harganya bisa menanjak lagi.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat 1 gram dijual Rp 933.000/batang, sama dengan harga kemarin.

PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berikut daftar lengkap harga emas batangan di Butik LM Graha Dipta Pulo Gadung, berdasarkan situs logammulia.com.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 516,500 518,500 520,500
1 gr 933,000 937,000 941,000
2 gr 1,806,000 1,814,000 1,822,000
3 gr 2,684,000 2,696,000 2,708,000
5 gr 4,440,000 4,459,000 4,479,000
10 gr 8,825,000 8,864,000 8,904,000
25 gr 21,937,000 22,035,000 22,134,000
50 gr 43,795,000 43,992,000 44,189,000
100 gr 87,512,000 87,905,000 88,299,000
250 gr 218,515,000 219,498,000 220,481,000
500 gr 436,820,000 438,785,000 440,751,000
1000 gr 873,600,000 877,531,000 881,462,000

Emas saat ini masih dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi terlihat dari laporan terbaru World Gold Council (WGC). Sepanjang bulan November dilaporkan terjadi inflow di pasar Exchange Trade Fund (ETF) berbasis emas sebesar 13,6 ton.

Inflow di pasar ETF tersebut menunjukkan emas masih menjadi salah satu lindung nilai terhadap inflasi, meski belum tercermin dari harga emas yang justru melemah.
Namun, jika dilihat sepanjang bulan November, harga emas sebenarnya sempat melesat lebih dari 5%, tetapi malah berbalik melemah 0,5%.

Seperti diketahui, banyak negara mengalami inflasi tinggi saat ini. Tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) berada di level tertinggi dalam tiga dekade terakhir.

"Emas masih 4% lebih rendah dari tahun lalu sebab gagal mempertahankan reli harga akibat hambatan dari kebijakan moneter dan dolar AS yang konsisten menguat sejak bulan Juni," kata analis WGC dalam laporan yang dikutip Kitco, Selasa (7/12).

Di tahun 2022, WGC melihat banyak faktor yang akan mempengaruhi harga emas, tetapi semakin besar ketidakpastian akan menjadi support bagi harga emas.

"Kami percaya banyak faktor yang mempengaruhi harga emas di tahun ini masih akan menjadi faktor penting di 2022. Laju dan arah inflasi serta suku bunga, Covid-19, dan resilien pertumbuhan ekonomi global. Ketidakpastian masih akan memberikan support ke emas sebagai investasi lindung nilai," kata analis WGC.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia

Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar