PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Harga minyak AS berakhir sedikit
lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar yang lebih kuat
memperlemah sentimen pasar untuk minyak yang dihargakan dalam dolar AS.
Dolar AS yang lebih kuat membuat minyak yang dihargakan dalam mata uang dolar kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang
utama, naik 0,47% menjadi 93,849 pada akhir perdagangan, tingkat
tertinggi dalam tiga minggu.
Selain itu, harga minyak berada di bawah tekanan baru-baru ini
karena para investor khawatir bahwa kelebihan pasokan global akan
bertahan, setelah kepatuhan produsen-produsen minyak utama untuk
menurunkan produksi mereka tidak membaik.
Produsen-produsen minyak utama telah sepakat untuk mengurangi
pasokan sebesar 1,8 juta barel per hari sampai Maret mendatang.
Tujuannya adalah untuk mengurangi stok global, menyeimbangkan pasar yang
telah mengalami kelebihan pasokan yang bertahan selama sekitar tiga
tahun, dan akhirnya menaikkan harga minyak.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas
Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, sedikit menurun USD0,04
menjadi menetap di USD47,55 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk
pengiriman Oktober naik tipis USD0,07 menjadi ditutup pada USD50,80 per
barel di London ICE Futures Exchange.
(dni)
Sumber : Okezone