Rifan Financindo - Palembang - komoditas di pasar dunia menjadi sentimen positif bagi
perekonomian nasional. Kenaikan harga komoditas ini melanjutkan tren positif selama 2017 lalu.
Meski dari sisi konsumsi domestik nasional pertumbuhan tidak
terlalu baik, setidaknya ada katalisator yang membuat perekonomian
nasional tetap seksi, yakni aktivitas ekspor komoditas. Tren kenaikan
harga sejumlah komoditas asal Indonesia yang diekspor, khususnya yang
bersumber dari komoditas sumber daya alam seperti karet, kelapa sawit,
batu bara dan komoditas tambang lain, memberikan sentimen positif bagi
penghasilan masyarakat, terutama yang tinggal di kawasan penghasil
komoditas seperti Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.
Bank Dunia juga memperkirakan harga komoditas di pasar global akan
terus pada fase tren meningkat pada tahun ini. Salah satunya akibat dari
meningkatnya permintaan di pasar Eropa dan China. Apalagi negara-negara
produsen dan pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC menyepakati
pemotongan kuota produksi. Ini tentu memberikan dampak terhadap
fluktuasi harga komoditas tahun ini. Bank Dunia memperkirakan untuk
komoditas seperti gas alam dan batu bara akan tumbuh 4-6% pada tahun
ini. Hal yang sama juga terjadi untuk komoditas berbasis mineral hasil
tambang seperti nikel, emas, dan feronikel. Lalu apa dampaknya terhadap
Indonesia?
Kondisi eksternal peningkatan harga komoditas di pasar dunia itu akan
menopang surplus neraca perdagangan nasional. Lalu apa dampaknya bagi
Indonesia? Tahun ini pemerintah memproyeksikan surplus neraca
perdagangan lebih tinggi daripada tahun lalu. Peningkatan gradual harga
komoditas juga telah memberikan dukungan pada ekspor tambang yang
menjadi salah satu komoditas ekspor utama Indonesia. Kenaikan harga
komoditas ini juga diyakini akan memberikan dampak pada pertumbuhan
sektor lain seperti automotif.
Meningkatnya permintaan
komoditas global secara langsung mendorong pertumbuhan perdagangan
internasional, khususnya ekspor ke negara-negara besar sepeti China, AS,
Jepang dan negara-negara kawasan Eropa. Peningkatan permintaan tersebut
juga telah memberi kontribusi pada pergerakan harga komoditas seperti
batu bara yang didorong kenaikan permintaan dari China
Kenaikan harga batu bara yang cukup tajam sejak 2017 lalu disebabkan
hambatan di sisi suplai karena penurunan produksi di China serta isu
perburuhan di Australia. Sementara untuk komoditas non-sumber daya alam
seperti komoditas pangan dan hortikultura berhasil dikendalikan
sehingga berkontribusi pada penurunan tren laju inflasi volatile food.
Penurunan beberapa harga komoditas pangan lainnya seperti bawang
merah, bawang putih, dan daging ayam ras mendorong laju inflasi pangan
yang relatif cukup rendah. Sementara untuk produk komoditas nonmigas,
komoditas ekspor sektor industri manufaktur dan pertanian tahun ini juga
diproyeksikan meningkat. Tren harga komoditas yang meningkat sejak
pertengahan 2017 lalu berhasil mendorong positifnya pertumbuhan ekspor
Indonesia.
Adapun komoditas ekspor utama yang diproyeksikan akan tumbuh
agresif adalah komoditas minyak nabati, bahan bakar mineral, mesin
dengan negara tujuan ekspor ke China, AS, dan Jepang. Meskipun tahun
ini merupakan tahun politik dengan diadakannya pilkada serentak di
beberapa kabupaten/kota dan provinsi, hal itu tidak akan memberikan
dampak krusial bagi pertumbuhan perekonomian nasional tahun ini.
Kondisi ekonomi global yang positif dan tren peningkatan harga
komoditas masih menjadi katalisator dan faktor pendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. Harapannya, di tahun politik ini, konsumsi domestik
justru meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi juga mendapat dukungan
dari pertumbuhan konsumsi di dalam negeri yang selama dua tahun terakhir
menunjukkan tren kurang bagus.
(kmj)
Sumber : Okezone
PT RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG), RIFAN FINANCINDO, PT RIFAN, RIFANFINANCINDO, RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, RIFAN, PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA, PT. RIFAN, RIFAN BERJANGKA, PT. RIFAN FINANCINDO, PT RIFANFINANCINDO, PT RFB, PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA, RFB