Senin, 18 Maret 2019

Damai Dagang Kian Dekat, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat - Rifanfinancindo

Damai Dagang Kian Dekat, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat
Foto: Ilustrasi Bursa Hong Kong (REUTERS/Bobby Yip)
Rifanfinancindo - Bursa saham utama kawasan Asia kompak dibuka di zona hijau pada perdagangan pertama di pekan ini: indeks Nikkei naik 0,59%, indeks Shanghai naik 0,2%, indeks Hang Seng naik 0,35%, indeks Straits Times naik 0,32%, dan indeks Kospi naik 0,16%.

Membuncah-nya optimisme terkait damai dagang AS-China membuat instrumen berisiko seperti saham menjadi incaran investor. Xinhua News Agency pada hari Jumat (15/3/2019) melaporkan bahwa AS dan China telah membuat perkembangan yang konkret terkait penulisan kesepakatan dagang kedua negara, seperti dilansir dari South China Morning Post.

Xinhua yang merupakan media milik pemerintah China tersebut juga menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He berbicara dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada hari Kamis (14/3/2019) melalui sambungan telepon.


Dalam pidato di sidang tahunan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang juga telah menegaskan bahwa pemerintah akan menerapkan aturan baru mengenai investasi.

Dalam aturan tersebut, China berkomitmen untuk melindungi investasi (termasuk asing) dan tidak akan mewajibkan transfer teknologi. Proses dan pelaksanaan investasi akan dibuat transparan sehingga menciptakan iklim yang nyaman bagi dunia usaha. Aturan ini sudah disahkan oleh parlemen dan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2020.

Isu mengenai pemaksaan transfer teknologi ini sering dikeluhkan oleh Presiden AS Donald Trump. Bahkan, Trump menyebutnya sebagai pelanggaran atas hak kekayaan intelektual.

Sejauh ini, perang dagang yang berkecamuk antar kedua negara terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing. Di China misalnya, belum lama ini ekspor periode Februari 2019 diumumkan terkontraksi sebesar 20,7% secara tahunan, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang hanya memperkirakan penurunan sebesar 4,8% YoY, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor turun hingga 5,2%, juga lebih dalam dari ekspektasi yakni penurunan sebesar 1,4%.

Jika kesepakatan dagang benar bisa dicapai nantinya, tentu perekonomian kedua negara, berikut perekonomian dunia, bisa dipacu untuk melaju lebih kencang.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar