Senin, 08 Juni 2020

Duh! Sepekan Emas Antam Ambles Rp 37.000, Hari Ini Gimana?

Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Emas Antam (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
PT Rifan - Harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam pada perdagangan Sabtu pekan lalu (6/5/2020) ambles hingga Rp 12.000 atau minus 1,45% menjadi Rp 818.120/gram dibandingkan dengan harga pada Jumat di level Rp 830.120/gram.
Sebelumnya pada perdagangan Jumat, harga emas Antam sempat naik 0,12% atau sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 830.120/gram dari Kamis Rp 829.120/gram. Harga Kamis pun turun 2,01% atau Rp 17.000 dari posisi harga Rabu yakni Rp 846.120/gram.

Berdasarkan pencatatan data harga Logam Mulia di gerai Jakarta Gedung Antam di situs
logammulia milik Antam pada Sabtu lalu, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram ambles 1,45% berada di level Rp 81,812 juta dari harga Jumat lalu Rp 83,012 juta per batang.
Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

 Khusus emas Antam 1 gram juga melorot Rp 12.000 menjadi Rp 876.000/gram pada Sabtu dari Jumat Rp 888.000/gram.

Jika dihitung dalam sepekan terakhir, atau dari 30 Juni hingga 6 Juni, harga emas turun 4,3% atau Rp 37.000 dari Rp 855.120/gram pada Sabtu 30 Mei menjadi Rp 818.120/gram pada Sabtu lalu 6 Juni. Namun pada pembukaan Selasa (Senin libur Hari Lahir Pancasila 1 Juni) harga emas Antam naik 0,70% atau sebesar Rp 6.000 menjadi Rp 862.120/gram.

Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis, penurunan emas Antam seiring dengan bombardir kabar baik di pekan ini membuat harga logam mulia emas cenderung melorot. Rilis berbagai data semakin menunjukkan bahwa prospek ekonomi kian cerah dan membuat harga emas sebagai aset
safe haven terpangkas.

Harga emas dunia turun nyaris 1,5% pada penutupan perdagangan hari Jumat (5/6/2020). Dalam sepekan terakhir harga bullion turun 2,38% (week on week/wow).
Pada penutupan perdagangan akhir pekan harga emas dibanderol US$ 1.685,2/troy ons turun dari level psikologisnya US$ 1.700/troy ons.

Anjloknya harga emas karena harapan optimisme pulihnya ekonomi global kian terlihat dari berbagai rilis data yang ada. Memasuki bulan Mei, sektor manufaktur negara-negara G20 sudah mulai terlihat membaik walau masih mengalami kontraksi.
Peningkatan angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Mei menjadi indikatornya. Semua negara anggota G20 melaporkan adanya peningkatan angka PMI manufaktur.
Bahkan China yang pertama kali mendeklarasikan diri terlepas dari belenggu wabah virus corona sektor manufakturnya sudah terlihat ekspansif tercermin dari angka PMI manufaktur yang sudah berada di atas level 50.
Sentimen lain yang juga membuat harga emas terpuruk adalah rilis data penciptaan lapangan pekerjaan (non-farm payrolls) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk periode Mei lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat penambahan 2,5 juta lapangan kerja baru pada Mei, sehingga angka pengangguran membaik ke 13,3%. Angka ini jauh lebih baik dari proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones yang menduga ada 8 juta lapangan kerja yang hilang dan angka pengangguran naik menjadi 20%.

Sontak kabar tersebut membuat aset-aset berisiko seperti saham melesat. Dini hari tadi Wall Street ditutup menguat signifikan dengan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami apresiasi sebesar 3,15% sedangkan S&P melompat 2,62%.


"Angka penganggurannya mantap, tingkat partisipasi kerja meningkat. Ini terkonfirmasi sebagai laporan yang solid," tutur Drew Matus, Kepala Perencana Pasar MetLife Investment Management, sebagaimana dikutip CNBC International.
(tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar