Rabu, 03 Juni 2020

Cabut Hak Istimewa Hong Kong, Ini Balasan Terbaru China ke AS

U.S. President Donald Trump poses for a photo with China's President Xi Jinping before their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)
Rifan Financindo - China dilaporkan memerintahkan importir di negara itu berhenti membeli produk pertanian dan daging asal Amerika Serikat (AS). Bahkan tak main-main, ada empat produk yang disetop, yakni kedelai, jagung, kapas dan juga daging babi.

Khusus kedelai dua BUMN yaknu Cofco dan Sinograin sudah diminta untuk menghentikan impor. Sementara khusus daging babi, China membatalkan 10 hingga 20 ribu ton pengiriman dari perusahaan negara.

Dikutip dari CNBC International, Selasa (2/6/2020), ini merupakan balasan China atas perlakuan AS ke Hong Kong. Mengutip sebuah sumber, China dikatakan akan menghentikan lebih banyak impor jika AS terus mengambil kebijakan yang menyerang negeri itu.

"China telah meminta perusahaan-perusahaan negara bagian utama untuk menangguhkan pembelian besar-besaran produk pertanian AS yang besar seperti kedelai dan babi, sebagai tanggapan atas reaksi AS ke Hong Kong," kata sumber yang menolak disebut namanya karena sensitivitas isu.

"Sekarang kita akan menonton dan melihat apa yang dilakukan AS selanjutnya."

Setelah dua tahun terjebak dalam perang dagang, AS dan China menandatangani Fase I damai dagang, awal 2020 ini. China setuju memberi produk pertanian AS senilai US$ 36,5 miliar.

Namun, dalam data yang dipaparkan Departemen Pertanian AS, China hanya mengimpor US$ 3,35 miliar produk, di tiga bulan pertama bulan ini. Data tersebut adalah yang terendah sejak 2007.

Sebelumnya hubungan China dan AS terus memanas dalam beberapa bulan terakhir. Teranyar, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menarik hak istimewa perdagangan kota bekas koloni Inggris tersebut.

Pasalnya China menerapkan UU Keamanan Nasional. Ini membuat Hong Kong, kata Trump, kehilangan otonomi dan kebebasan seperti yang dijanjikan saat kembali dari Inggris ke China di tahun 1997. (sef/sef)
Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar