Tampilkan postingan dengan label pt rifan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pt rifan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 29 Juli 2021

The Fed Tahan Suku Bunga, Optimis Ekonomi AS Makin Strong!

Federal Reserve Chair Jerome Powell removes his glasses as he listens to a question during a news conference after the Federal Open Market Committee meeting, Wednesday, Dec. 11, 2019, in Washington. The Federal Reserve is leaving its benchmark interest rate alone and signaling that it expects to keep low rates unchanged through next year. (AP Photo/Jacquelyn Martin)
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell (AP Photo/Jacquelyn Martin)

 

PT Rifan - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve System (Fed) menahan suku bunga acuan mendekati nol. Lembaga itu juga menyatakan jika ekonomi AS akan terus berkembang meskipun ada peningkatan kasus infeksi.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengakhiri pertemuan dengan mempertahankan suku bunga dalam kisaran target antara nol dan 0,25%. Bersamaan dengan itu, komite dengan suara bulat bahwa ekonomi Paman Sam akan terus "menguat".

Ketua Jerome Powell mengatakan The Fed sama sekali tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga. "Pendekatan kami di sini adalah setransparan mungkin. Kita belum mencapai kemajuan lebih lanjut yang substansial," katanya, dikutip dari CNBC International pada Rabu (28/7/2021).

"Kemajuan lebih lanjut yang substansial" merujuk pada inflasi dan lapangan kerja sebagai tolok ukur yang telah ditetapkan Fed sebelum akan memperketat kebijakan. Termasuk menghentikan pembelian obligasi bulanan dan akhirnya menaikkan suku bunga.

Pasar memperkirakan nol kemungkinan kenaikan suku bunga tahun 2021. Namun, FedWatch CME dan Reuters menyatakan kemungkinan naik di 2022 kini menjadi 62%.

Dengan kemungkinan The Fed menahan suku bunga setidaknya hingga akhir 2022, investor telah mencari petunjuk kapan pembelian obligasi bulanan mungkin mulai ditarik kembali. Bank sentral saat ini membeli setidaknya US$ 120 miliar per bulan dalam obligasi, dengan setidaknya US$ 80 miliar masuk ke Treasury dan US$ 40 miliar lainnya ke bagian sekuritas yang didukung hipotek. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 23 Juli 2021

Banyak Komentar Positif, Apa Kabar Emas Antam Hari Ini?

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT RifanLonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) secara global membuat sentimen pelaku pasar campur aduk. Hal tersebut berdampak pada tingginya volatilitas emas dunia, dan banyak komentar-komentar positif mengenai logam mulia ini. Namun, harga emas Antam justru stagnan pada hari ini, Jumat (23/7/2021).

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini dijual Rp 946.000/batang untuk ukuran atau berat 1 gram, sama dengan harga jual kemarin.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berikut harga emas berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 523,000 525,000 527,000
1 gr 946,000 950,000 954,000
2 gr 1,832,000 1,840,000 1,848,000
3 gr 2,723,000 2,735,000 2,747,000
5 gr 4,505,000 4,525,000 4,545,000
10 gr 8,955,000 8,995,000 9,035,000
25 gr 22,262,000 22,362,000 22,462,000
50 gr 44,445,000 44,645,000 44,845,000
100 gr 88,812,000 89,211,000 89,611,000
250 gr 221,765,000 222,762,000 223,760,000
500 gr 443,320,000 445,314,000 447,309,000
1000 gr 886,600,000 890,589,000 894,579,000

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin naik 0,19% ke US$ 1.806,68/troy ons, setelah sebelumnya sempat turun 0,67%, melansir data Refinitiv. Pergerakan tersebut mengesahkan emas bergerak volatil di pekan ini, tetapi di penutupan perdagangan justru melemah atau menguat tipis-tipis saja.

Meski demikian masih banyak yang memandang positif terhadap emas, khususnya dengan kondisi ekonomi dan pasar finansial global saat ini. Lonjakan kasus Covid-19 secara global membuat prospek pertumbuhan ekonomi semakin meredup lagi.

Amerika Serikat (AS) juga mengalami lonjakan kasus Covid-19, dan kemarin data yang dirilis menunjukkan pengajuan klaim tunjangan pengangguran naik ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir. Kenaikan yang sedikit mengejutkan pelaku pasar.

Alhasil, yield obligasi (Terasury) AS kembali turun. Ketika yield Treasury turun, artinya pelaku pasar kurang optimistis menatap perekonomian, dan lebih memilih bermain aman. Investasi dialihkan ke Treasury. Bahkan dengan riil return yang negatif, sebab inflasi yang tinggi di AS, Treasury tetap menjadi pilihan.

Penurunan yield tersebut dan riil return yang negatif akan menguntungkan bagi emas.

"Suku bunga negatif cukup dalam, yang menunjukkan inflasi tinggi sementara suku bunga rendah, dan tidak mungkin The Fed (bank sentral AS) akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, jadi investor seharusnya sadar perlu memiliki emas," kata Michael Matousek, kepala trader di Global Investor, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (23/7/2021).

Hal senada juga diungkapkan Edward Moya, analis pasar dari OANDA, yang melihat kebijakan suku bunga rendah The Fed dan bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan berdampak positif bagi emas dalam jangka panjang.

"Baik The Fed dan ECB seirama memproyeksikan suku bunga rendah dalam waktu yang lebih lama, dan itu seharusnya berdampak positif bagi emas untuk jangka panjang," kata Moya sebagaimana dilansir CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap) 

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

 

Senin, 19 Juli 2021

Cek Bunda! Ada Peluang Emas Antam Melesat 5% Pekan Ini

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan - Harga emas Antam sepanjang pekan lalu mencatat pelemahan tipis 0,1%, meski sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Di pekan ini, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berpeluang naik kembali, sebab harga emas dunia diramal masih dalam tren naik.

Pada perdagangan Senin, harga emas Antam satuan ukuran 1 gram naik tipis 0,11% ke Rp 950.000/batang, melansir data logammulia.com, situs resmi milik PT Antam.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 525,000 527,000 529,000
1 gr 950,000 954,000 958,000
2 gr 1,840,000 1,848,000 1,856,000
3 gr 2,735,000 2,747,000 2,759,000
5 gr 4,525,000 4,545,000 4,565,000
10 gr 8,995,000 9,035,000 9,075,000
25 gr 22,362,000 22,462,000 22,563,000
50 gr 44,645,000 44,845,000 45,046,000
100 gr 89,212,000 89,613,000 90,014,000
250 gr 222,765,000 223,767,000 224,769,000
500 gr 445,320,000 447,323,000 449,327,000
1000 gr 890,600,000 894,607,000 898,615,000

Kabar baik bagi industri emas dalam negeri datang pada pekan lalu. Pemerintah telah membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk bahan baku emas batangan dan perhiasan.

Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 70/2021 tentang Penyerahan Barang Kena Pajak yang Bersifat Strategis yang Tidak Dipungut Pajak Pertambahan Nilai. Kebijakan ini akan berlaku mulai 28 Juli 2021 mendatang.

Dengan bahan baku yang bebas PPN, harga jual emas batangan tentunya berpotensi turun, dan permintaan tentunya bisa meningkat. Meski demikian faktor utama yang menentukan naik turunnya harga emas Antam masih tetap pergerakan harga emas dunia. Ada juga nilai tukar rupiah, serta supply-demand.

Khusus untuk emas dunia di pekan ini, hasil survei mingguan yang dilakukan Reuters menunjukkan potensi belanjutnya kenaikan.

Survei yang dilakukan terhadap 16 analis Wall Street menunjukkan sebanyak 9 orang atau 56% memberikan proyeksi bullish (tren naik), sebanyak 3 orang memberikan proyeksi bearish (tren turun) dan sisanya netral.

Sementara itu, survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 836 partisipan, sebanyak 67% memberikan proyeksi bullish, 17% bearish, dan sisanya netral.

Mark Chandler, managing director di Bannockburn Global Forex, mengatakan emas berpeluang menguji kembali resisten di kisaran US$ 1.850/troy ons. Pada pekan lalu, emas mengakhiri perdagangan di US$ 1.810/troy ons, artinya jika naik ada peluang kenaikan sekitar 2,2% ke resisten tersebut.

Jika resisten US$ 1.850/troy ons dilewati, secara teknikal emas dunia tentunya berpeluang naik lebih tinggi. Adam Button, kepala strategi di Forexlive.com memprediksi emas akan mencapai atau mendekati US$ 1.900/troy ons.

Ia mengatakan saat ini masih ada kebingungan di pasar terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang membuat emas susah menguat. Meski demikian, secara teknikal ada potensi emas ke US$ 1.900/troy ons, atau naik nyaris 5% dari posisi terakhir pekan lalu.

Harga emas Antam tentunya bisa mengikuti kenaikan tersebut, tetapi dengan persentase yang berbeda, bisa lebih besar atau lebih kecil.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 14 Juli 2021

Duh! Gara-gara Ini, Harga Emas Antam Sulit ke Rp 1 Juta/gram

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

PT RifanHarga emas dunia "bingung" akan melangkah kemana pada perdagangan Selasa kemarin, sempat naik tajam kemudian berbalik turun, sebelum akhirnya menguat tipis.

Hal tersebut berdampak pada turunnya harga emas Antam pada perdagangan Rabu (14/7/2021), tetapi juga tipis, dan makin sulit mencapai Rp 1 juta/gram.

Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini tidak searah dengan emas dunia sebab nilai tukar rupiah sukses membukukan penguatan 2 hari beruntun kemarin.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika rupiah menguat maka harganya akan menjadi lebih murah ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda. Alhasil, kenaikan tipis harga emas dunia ditekan oleh penguatan nilai tukar rupiah, emas Antam pun turun tipis.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas Antam ukuran 1 gram turun 0,11% ke Rp 945.000/batang. Kali terakhir, terakhir emas ini harganya di atas Rp 1 juta/batang pada 9 November tahun lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Tetapi harga jualnya belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 522,500 524,500 526,500
1 gr 945,000 949,000 953,000
2 gr 1,830,000 1,838,000 1,846,000
3 gr 2,720,000 2,732,000 2,744,000
5 gr 4,500,000 4,520,000 4,540,000
10 gr 8,945,000 8,985,000 9,025,000
25 gr 22,237,000 22,337,000 22,437,000
50 gr 44,395,000 44,594,000 44,794,000
100 gr 88,712,000 89,111,000 89,510,000
250 gr 221,515,000 222,511,000 223,508,000
500 gr 442,820,000 444,812,000 446,805,000
1000 gr 885,600,000 889,585,000 893,570,000

Harga emas dunia pada perdagangan Selasa kemarin menguat tipis 0,09% ke US$ 1.807,43/troy ons, setelah sempat naik 0,6% dan turun 0,45%. Pergerakan volatil emas dunia tersebut terjadi pasca rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Inflasi yang dilihat berdasarkan Consumer Price Index (CPI) melesat 5,4% di bulan Juni dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY). Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2008, dan lebih tinggi dari perkiraan para ekonom yang disurvei Dow Jones yang memperkirakan pertumbuhan 5%.

Sementara itu inflasi inti, yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 4,5%, jauh di atas prediksi 3,8% dan tertinggi sejak September 1991.

Kenaikan tajam inflasi tersebut memberikan dua efek ke emas. Yang pertama, emas secara tradisional dianggap lindung nilai terhadap inflasi. Artinya semakin tinggi inflasi, maka daya tarik emas sebagai aset investasi akan semakin meningkat. Permintaannya akan naik, hukum ekonomi pun bekerja, ketika permintaan naik dengan supply yang tidak berubah maka harganya akan naik.

Di sisi lain, rilis data inflasi membuat dolar AS mengamuk. Indeks dolar AS kemarin melesat 0,53%, yang membuat emas tertekan.

Emas merupakan aset yang dibanderol dolar AS, kala the greenback menguat tajam maka harganya akan menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Jika itu terjadi, maka permintaan emas akan menurun.

Belum lagi kenaikan inflasi kembali memunculkan isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed). Tapering merupakan musuh utama emas yang membuatnya masuk ke pasar bearish (tren menurun dalam periode yang panjang) di tahun 2013 hingga 2015 lalu.

Alhasil, emas dunia kebingungan menentukan arah kemarin dan berdampak pada penurunan tipis emas Antam.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 08 Juli 2021

Akhirnya Ikuti Emas Dunia, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

PT RifanSetelah naik tipis Rabu kemarin, harga emas Antam kembali menanjak pada perdagangan Kamis (8/7/2021), bahkan cukup signifikan. Dalam 2 hari terakhir, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. (ANTM) ini akhirnya mengikuti harga emas dunia.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas dengan berat/ukuran 1 gram dijual Rp 945.000/batang, naik Rp 5.000 atau 0,53% dibandingkan harga kemarin. PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, semuanya mengalami kenaikan RP 5.000/gram.

Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 88.712.000/batang atau Rp 887.120/gram.

Tetapi harga tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 522,5 524,500 526,500
1 gr 945,000 949,000 953,000
2 gr 1,830,000 1,838,000 1,846,000
3 gr 2,720,000 2,732,000 2,744,000
5 gr 4,500,000 4,520,000 4,540,000
10 gr 8,945,000 8,985,000 9,025,000
25 gr 22,237,000 22,337,000 22,437,000
50 gr 44,395,000 44,594,000 44,794,000
100 gr 88,712,000 89,111,000 89,510,000
250 gr 221,515,000 222,511,000 223,508,000
500 gr 442,820,000 444,812,000 446,805,000
1000 gr 885,600,000 889,585,000 893,570,000

Harga emas Antam baru naik dalam kemarin dan hari ini, sementara emas dunia sudah 6 hari berturut-turut. Kemarin, harga emas dunia kemarin menguat 0,37% ke US$ 1.803,40/troy ons. Jebloknya yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat menjadi pemicu kenaikan emas dunia.

Treasury dan emas merupakan aset yang dianggap aman (safe haven). Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dampaknya, ketika yield Treasury naik maka emas menjadi tak menarik, dan sebaliknya ketika yield turun emas akan menjadi buruan. Apalagi, jika inflasi sedang tinggi. 

Yield Treasury tenor 10 tahun kini berada di 1,322%, level terendah sejak pertengahan Februari. Yield yang rendah, tetapi dengan inflasi yang tinggi di AS tentunya membuat riil return menjadi negatif, yang membuat obligasi AS menjadi kurang menarik.

Di sisi lain, emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi, logam mulia ini menjadi target investasi.

Apalagi, dalam rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) menunjukkan tidak akan terburu-buru melakukan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE). Artinya, tapering kemungkinan besar tidak dilakukan di tahun ini.

Mayoritas komite pembuat kebijakan moneter (FOMC) sepakat perekonomian harus menunjukkan "kemajuan substansial lebih jauh" sebelum The Fed mulai mengetatkan kebijakan moneter.

Hal tersebut menguntungkan bagi emas, dan justru membuat yield Treasury makin turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Jumat, 25 Juni 2021

Emas Dunia Tak Jelas Mau ke Mana, Harga Emas Antam Mager

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT RifanHarga emas dunia kembali bergerak liar pada perdagangan Kamis kemarin, naik dan turun cukup tajam dalam waktu singkat. Pergerakan yang sama terjadi sejak Selasa lalu, alhasil harga emas Antam stagnan pada perdagangan Jumat (25/6/2021).

Melansir data dari logammulia.com, emas Antam satuan 1 gram hari ini dibanderol RP 932.000/batang, sama persis dengan harga kemarin. Emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini tersedia mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 87.412.000/batang atau Rp 874.120/gram.

Naik turun harga emas Antam sangat dipengaruhi pergerakan harga emas dunia. Pada perdagangan Kamis, harga emas dunia melemah 0,2% ke US$ 1.775,18/troy ons, setelah sebelumnya sempat menguat ke US$ 1.787,71/troy ons.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 516.000 Rp 1.032.000
1 Gram Rp 932.000 Rp 932.000
2 Gram Rp 1.804.000 Rp 902.000
3 Gram Rp 2.681.000 Rp 893.667
5 Gram Rp 4.435.000 Rp 887.000
10 Gram Rp 8.815.000 Rp 881.500
25 Gram Rp 21.912.000 Rp 876.480
50 Gram Rp 43.745.000 Rp 874.900
100 Gram Rp 87.412.000 Rp 874.120
250 Gram Rp 218.265.000 Rp 873.060
500 Gram Rp 436.320.000 Rp 872.640
1000 Gram Rp 872.600.000 Rp 872.600

Naik turunnya harga emas dunia belakangan ini terjadi akibat kebingungan pasar mengenai kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed). Pada pekan lalu, The Fed memberikan proyeksi suku bunga akan naik dua kali di tahun 2023, bahkan ada kemungkinan naik di tahun 2022.

Tetapi di pekan ini, ketua The Fed Jerome Powell mengatakan tidak akan terburu-buru menaikkan suku bunga hanya karena inflasi yang sedang tinggi saat ini.

"Kami tidak akan menaikkan suku bunga hanya karena kekhawatiran kemungkinan percepatan laju inflasi. Kami akan menunggu lebih banyak bukti mengenai inflasi. Percepatan laju inflasi saat ini belum mencerminkan ekonomi secara keseluruhan, tetapi adalah efek langsung dari reopening," jelas Powell.

Tetapi Rabu lalu, dua pejabat teras bank sentral AS (The Fed), Raphael Bostic (Presiden The Fed Atlanta) dan Michelle Bowman (Anggota Dewan Gubernur The Fed), menyatakan tekanan inflasi boleh saja cuma sementara. Namun dampaknya akan terasa dalam waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

"Berbagai data terbaru membuat saya memajukan proyeksi (perkiraan kenaikan suku bunga acuan). Saya memperkirakan suku bunga sudah perlu naik pada akhir 2022. Meski temporer, tekanan inflasi akan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan. Bukan hanya 2-3 bulan tetapi bisa 6-9 bulan," ungkap Bostic, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Saya setuju bahwa tekanan inflasi disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan peningkatan permintaan akibat pembukaan kembali aktivitas masyarakat (reopening). Jika situasi sudah lebih stabil, lebih seimbang, tekanan ini memang akan berkurang. Namun saya sulit memperkirakan kapan itu terjadi, yang jelas akan memakan waktu," tambah Bowman, juga dikutip dari Reuters.

Pernyataan keduanya kembali memunculkan spekulasi The Fed akan melakukan tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat. Selain kenaikan suku bunga, tapering juga merupakan musuh utama emas yang membuat harganya merosot.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 21 Juni 2021

Ibu-ibu Kumpul! Harga Emas Antam Ambruk 3%, Saatnya Borong?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)

 

PT RifanHarga emas Antam ambrol nyaris 3% sepanjang pekan lalu hingga menyentuh level terendah sejak 6 April lalu. Di perdagangan awal pekan ini, Senin (21/6/2021), emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini akhirnya mengalami kenaikan.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram hari ini naik 0,33% ke Rp 923.000/batang. PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini dibanderol Rp 86.512.000/batang atau Rp 865.120/gram naik 0,35% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 511.500 Rp 1.023.000
1 Gram Rp 923.000 Rp 923.000
2 Gram Rp 1.786.000 Rp 893.000
3 Gram Rp 2.654.000 Rp 884.667
5 Gram Rp 4.390.000 Rp 878.000
10 Gram Rp 8.725.000 Rp 872.500
25 Gram Rp 21.687.000 Rp 867.480
50 Gram Rp 43.295.000 Rp 865.900
100 Gram Rp 86.512.000 Rp 865.120
250 Gram Rp 216.015.000 Rp 864.060
500 Gram Rp 431.820.000 Rp 863.640
1000 Gram Rp 863.600.000 Rp 863.600

Ambrolnya harga emas Antam pada pekan lalu mengikuti emas dunia yang merosot 6,04% ke US$ 1.763,34/troy ons. Penurunan mingguan tersebut merupakan yang terbesar sejak pertengahan Maret 2020. Emas juga berada di level terendah sejak 29 April lalu.

Buruknya kinerja logam mulia ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023 masing-masing 24 basis poin hingga menjadi 0,75%.

Proyeksi kenaikan suku bunga tersebut lebih cepat ketimbang perkiraan yang diberikan bulan Maret lalu, dimana mayoritas melihat suku bunga baru akan dinaikkan pada tahun 2024.

Selain itu, ada anggota The Fed yang memproyeksikan suku bunga bisa naik pada tahun 2022.

Artinya, jika perekonomian AS semakin membaik, ada kemungkinan suku bunga akan naik tahun depan, jauh lebih cepat dari proyeksi sebelumnya.

Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi tidak menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil. Selain itu, saat suku bunga naik maka opportunity cost dalam berinvestasi di emas menjadi meningkat.

Di sisi lain, proyeksi kenaikan suku bunga tersebut membuat dolar AS perkasa. Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS melesat 1,8% ke 92,346, level terkuat sejak awal April.

Ketika dolar AS menguat, maka emas dunia yang dibanderol dolar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya menjadi menurun.

Artinya, proyeksi suku bunga The Fed dan penguatan dolar AS menjadi kombinasi "mematikan" bagi emas.

Di sisi lain, penguatan dolar AS membuat rupiah merosot. Hal tersebut membuat penurunan harga emas Antam tidak sebesar emas dunia. Sebab, ketika nilai tukar rupiah merosot, harga emas dunia tentunya lebih mahal ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda.

Tekanan bagi emas terlihat masih belum akan berakhir. Hasil survei yang dilakukan Kitco terhadap 18 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 10 orang atau 56% memberikan proyeksi bearish (tren menurun) bagi emas pekan depan. Kemudian 22% memberikan proyeksi bullish (tren naik) dan sisanya netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 2.174 partisipan sebanyak 52% memberikan proyeksi bearish, 31% bullish dan sisanya netral.

Artinya, sentimen bearish masih mendominasi pasar emas, yang membuat harganya berisiko turun lagi. Tetapi beberapa analis juga mengatakan penurunan emas terlalu berlebihan, dan saat ini merupakan waktu yang tepat untuk kembali membeli.

"Kami telah menunggu lama koreksi harga ini dan perlahan kami akan mulai membeli emas," kata Philip Streible, kepala strategi investasi di Blue Line Futures, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (18/6/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 17 Juni 2021

Ampun Uncle Powell! Harga Emas Antam Jeblok 1% Lebih Nih

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT RifanHarga emas Antam jeblok lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (17/6/2021) mengikuti ambrolnya harga emas dunia. Pengumuman kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menjadi pemicu merosotnya harga logam mulia.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ukuran/satuan 1 gram turun hingga 1,28% ke Rp 928.000/batang. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 6 Mei lalu.

Pegadaian menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Emas ukuran 100 gram yang biasa jadi acuan merosot 1,36% ke 87.012.000/batang.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 514.000 Rp 1.028.000
1 Gram Rp 928.000 Rp 928.000
2 Gram Rp 1.796.000 Rp 898.000
3 Gram Rp 2.669.000 Rp 889.667
5 Gram Rp 4.415.000 Rp 883.000
10 Gram Rp 8.775.000 Rp 877.500
25 Gram Rp 21.812.000 Rp 872.480
50 Gram Rp 43.545.000 Rp 870.900
100 Gram Rp 87.012.000 Rp 870.120
250 Gram Rp 217.265.000 Rp 869.060
500 Gram Rp 434.320.000 Rp 868.640
1000 Gram Rp 868.600.000 Rp 868.600

Penurunan harga emas Antam tersebut lebih baik ketimbang emas dunia yang jeblok hingga 2,5% kemarin. Penyebabnya, The Fed yang mengindikasikan akan suku bunga bisa naik 2 kali di tahun 2023.

Proyeksi terbaru tersebut lebih cepat ketimbang yang diberikan bulan Maret lalu yakni kenaikan suku bunga pertama dilakukan di 2024.

Kenaikan suku bunga membuat emas menjadi tidak menarik, sebab merupakan aset tanpa imbal hasil. Selain itu, pasca pengumuman kebijakan moneter tersebut, indeks dolar AS kemarin melesat nyaris 1% ke 91,395 yang semakin memukul harga emas.

Sementara itu tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) masih belum terjawab. Bank sentral pimpinan Jerome Powell ini menyebutkan mengenai masalah tapering, tetapi menyiratkan sudah mendiskusikan hal tersebut.

Tetapi, jika suku bunga akan dinaikkan lebih cepat dari sebelumnya, artinya tapering juga kemungkinan besar akan lebih cepat, terjadi di semester II tahun ini. Apalagi The Fed juga menaikkan proyeksi inflasi tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 2,4%.

"Jika The Fed menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali di tahun 2023, mereka harus mulai melakukan tapering lebih cepat untuk mencapai target tersebut. Tapering dalam laju yang moderat kemungkinan akan memerlukan waktu selama 10 bulan, sehingga perlu dilakukan di tahun ini, dan jika perekonomian menjadi sedikit panas, maka suku bunga bisa dinaikkan lebih cepat lagi," kata Kathy Jones, kepala fixed income di Charlers Schwab, sebagaimana dilansir CNBC International, Rabu (17/6/2021).

Tapering juga merupakan musuh utama emas. Pernah terjadi pada tahun 2013, saat itu harga emas dunia anjlok tajam. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 24 Mei 2021

Ini yang Bikin Happy Ibu-ibu, Harga Emas Antam Konsisten Naik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT RifanHarga emas batangan milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau yang dikenal dengan emas Antam konsisten naik seiring dengan apresiasi harga emas dunia di tengah anjloknya harga token kripto Bitcoin cs dan tertekannya dolar AS alias greenback.

Bitcoin dan token cryptocurrency lain merupakan aset berisiko. Berbeda dengan emas yang terkenal dari dulu sebagai aset safe haven. Di tengah kekhawatiran pasar akan pembalikan arah kebijakan moneter The Fed yang lebih cepat dari yang diperkirakan aset-aset berisiko kena tekanan jual.

Emas justru melenggang terus. Tren bullish si logam kuning diramal cenderung berlanjut. Survei Kitco terhadap analis Wall Street maupun investor menunjukkan bahwa setidaknya 70% dari responden masing-masing kelompok meyakini harga emas akan naik minggu ini.

Harga emas dunia sudah tembus ke atas US$ 1.875/troy ons. Hari ini, Senin (24/5/2021) harga emas malah naik ke US$ 1.886/troy ons. Bukan tidak mungkin kalau minggu ini harga emas bisa ke US$ 1.900/troy ons. Apalagi sentimen bullish emas masih kuat. 

Ketika harga emas dunia cenderung naik, maka harga emas batangan Antam akan mengikuti. Di awal pekan harga emas batangan Antam naik Rp 1.000/gram dibanding penutupan pekan lalu. 

Untuk 1 gram logam mulia Antam harganya menyentuh Rp 959.000. Emas Antam sendiri tersedia dalam berbagai ukuran. Mulai dari yang paling kecil 0,5 gram hingga 1 kilogram.

Berikut ini adalah harga logam mulia Antam berdasarkan situs resmi Logammulia.com yang didasarkan pada harga dasarnya belum termasuk pajak untuk NPWP maupun non-NPWP. 

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 529.500 Rp 1.059.000
1 Gram Rp 959.000 Rp 959.000
2 Gram Rp 1.858.000 Rp 929.000
3 Gram Rp 2.762.000 Rp 920.667
5 Gram Rp 4.570.000 Rp 914.000
10 Gram Rp 9.865.000 Rp 908.500
25 Gram Rp 22.587.000 Rp 903.480
50 Gram Rp 45.095.000 Rp 901.900
100 Gram Rp 90.112.000 Rp 901.120
250 Gram Rp 225.015.000 Rp 900.060
500 Gram Rp 449.820.000 Rp 899.640
1000 Gram Rp 899.600.000 Rp 899.600

Emas dan Bitcoin layaknya rival seperti bullion terhadap greenback. Jika harga aset kripto makin naik peluang emas tertekan makin terbuka. Apalagi emas sudah reli dalam satu bulan terakhir.

Namun harga emas yang sudah di atas rata-rata harga 200 hariannya (MA200) menjadi sinyal positif jika pergerakan harga berlanjut maka emas dunia bisa tembus US$ 2.000 dan emas Antam berpotensi ke Rp 1 juta per gram. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 19 Mei 2021

Rupiah Bakal Mager Nih, Ini Dia Tanda-tandanya

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Rupiah sukses membalikkan keadaan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (18/5/2021). Seharian tertahan di zona merah rupiah berbalik membukukan penguatan tipis di akhir perdagangan.

Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.280/US$, tetapi setelahnya langsung melemah hingga 0,21% ke Rp 14.310/US$, melansir data Refinitiv.

Rupiah berhasil berbalik menguat kurang lebih 1 jam sebelum perdagangan ditutup. Di akhir sesi, rupiah berada di Rp 14.270/US$, menguat 0,07% di pasarspot.

Selanjutnya sentimen yang terus dipantau adalah perkembangan pandemi Covid-19 secara global. Belum lama iniOrganisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum akan berakhir walaupun tingkat vaksinasi sudah digenjot semaksimal mungkin.

Di beberapa negara Asia seperti India, Malaysia, Singapura dan Taiwan terus melaporkan terjadinya lonjakan kasus infeksi. Hal tersebut membuat pembatasan aktivitas ekonomi mulai diterapkan kembali.

Mulai Minggu (16/5/2021) kemarin, Singapura kembali mengetatkan pembatasan kegiatan publik dan akan berlangsung dalam satu bulan ke depan.

Malaysia juga kembali menerapkan pembatasan wilayah (lockdown) secara nasional mulai 12 Mei lalu hingga 7 Juni.Lockdownini merupakan ketiga kalinya, setelah Maret 2020 dan Januari 2021. Malaysia kini berada di tengah gelombang ketiga kebangkitan Covid-19.

Sementara itu di dalam negeri, kasus infeksi Covid-19 memang menurun. Namun dengan adanya banyak pemudik meski dilarang dan masuknya arus balik lebaran patut diwaspadai.

Apabila berdasarkan hasil tes yang terus digalakkan terjadi peningkatan kasus maka hal ini menjadidownside riskuntuk pemulihan ekonomi. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, peningkatan kasus mulai tampak dua pekan setelah fenomena kenaikan mobilitas publik secara masif.

Apabilalockdownsemakin marak terutama di kawasan Asia, maka prospek pemulihan ekonomi menjadi buram. Resesi bisa terjadi berulang kali. Ini hanya akan menyebabkan volatilitas yang tinggi bagi pasar keuangan.

Analisis Teknikal

Rupiah 
Foto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Rupiah

Pergerakan rupiah dengan menggunakan periode harian (daily) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, rupiah berada di area batas bawah dengan BB yang kembali menyempit maka pergerakan rupiah selanjutnya cenderung terbatas.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang merupakan rata-rata pergerakan harian 100 hari terakhir (MA 100) di kisaran Rp 14.240 hingga Rp 14.250/US$ yang kini menjadi support terdekat.

Selama tertahan di atasnya rupiah berisiko melemah ke 14.310/US$. Jika level tersebut juga dilewati rupiah akan semakin lemah menuju MA 200 di kisaran Rp 14.360 hingga Rp 14.370/US$. Sementara jika mampu menembus ke bawah MA 100 lagi, rupiah punya peluang menguat ke 14.200/US$.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 37 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh jual ataupun jenuh beli alias netral yang menunjukkan rupiah berpotensi bergerak menyamping.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah dan masih melebar, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang berada di area netral.

Rupiah perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Rabu, 28 April 2021

Bursa Asia-Eropa-AS Merah, Awas IHSG ke Bawah 5.900!

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 0,09% pada perdagangan Selasa kemarin ke 5.959,621. Padahal di awal perdagangan IHSG sempat menguat 0,66% dan kembali ke atas 6.000.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (28/4/2021) tekanan bagi IHSG masih cukup besar, sebab bursa saham Eropa hingga Amerika Serikat membukukan kinerja negatif pada Selasa waktu setempat, artinya sentimen pelaku pasar kurang bagus.

Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 82 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,77 triliun.

IHSG melemah bersama mayoritas bursa saham utama Asia kemarin, dan pagi ini, indeks Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan juga kembali masuk ke zona merah.

Setelah India, kasus penyakit virus corona (Covid-19) yang kembali meningkat di Eropa Jerman menjadi sentimen negatif di pasar saham. Salah satu negara yang menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dan sudah menerapkan aturan pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat dan bakal berlaku hingga Juni nanti. Kenaikan kasus Covid-19 tersebut menjadi salah satu faktor yang membuat sentimen pelaku pasar memburuk. 

Di India kasus Covid-19 sudah meledak, bahkan 2 pekan ke depan rumah sakit diperkirakan akan menjadi "neraka".

"Situasinya kritis sekarang. Pandemi ini adalah yang terburuk yang pernah kami lihat. Dua minggu ke depan akan menjadi neraka bagi kami," ujar Dr Shaarang Sachdev dari Rumah Sakit Healthcare Super Speciality, seperti dikutip dari Sky News, Selasa (27/4/2021).

Kenaikan kasus Covid-19 tersebut juga memicu kekhawatiran di dalam negeri, sebab adanya fenomena mudik di bulan Ramadan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan larangan mudik dan mengetatkan aturan perjalan. Tetapi sekali lagi, kepatuhan masyarakat yang paling penting untuk mencegah peningkatan kasus lagi.

Secara teknikal, IHSG yang tertahan di bawah level psikologis 6.000 tentunya memberikan tekanan yang lebih besar.

Bursa Kebanggaan Tanah Air sulit untuk terus menguat selama belum sukses melewati rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat. Sejak awal bulan April IHSG sudah 2 kali mencoba melewati level tersebut tetapi gagal.

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic pada grafik harian bergerak naik meski masih jauh dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sementara stochastic pada grafik 1 jam bergerak turun dan mendekati wilayah oversold, artinya masih ada ruang penurunan yang cukup besar. 

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Support terdekat kini berada di kisaran 5.925 yang menjadi target penurunan IHSG. Jika level tersebut dilewati, IHSG berisiko merosot ke 5.890 hingga 5.880. 

Sementara jika kembali ke atas 6.000, IHSG berpeluang ke 6.030. Resisten selanjutnya di kisaran 6.070.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 22 April 2021

Ada Aksi Borong, Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Nyaris 1%

Dok Antam
Foto: Dok Antam

 

PT RifanHarga emas Antam melesat lagi pada perdagangan Kamis (22/4/2021), mengikuti pergerakan harga emas dunia yang berhasil menguat Rabu kemarin. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di level tertinggi dalam lebih dari 2 bulan terakhir.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, emas ukuran/satuan 1 gram melesat 0,86% ke Rp 940.000/batang. Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak 15 Februari lalu.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,92% ke Rp 88.212.000/batang atau Rp 882.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 520.000 Rp 1.040.000
1 Gram Rp 940.000 Rp 940.000
2 Gram Rp 1.820.000 Rp 910.000
3 Gram Rp 2.705.000 Rp 901.667
5 Gram Rp 4.475.000 Rp 895.000
10 Gram Rp 8.895.000 Rp 889.500
25 Gram Rp 22.112.000 Rp 884.480
50 Gram Rp 44.145.000 Rp 882.900
100 Gram Rp 88.212.000 Rp 882.120
250 Gram Rp 220.265.000 Rp 881.060
500 Gram Rp 440.320.000 Rp 880.640
1000 Gram Rp 880.600.000 Rp 880.600

Harga emas dunia kemarin naik 0,91% ke US$ 1.793,46/troy ons. Investor kembali memborong emas setelah yield obligasi (Treasury) AS mulai dalam tren menurun, hingga berada di bawah 1,6%.

Treasury sama dengan emas dianggap sebagai aset aman (safe haven). Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil (yield), sementara emas tidak. Dengan kondisi tersebut, ketika yield Treasury naik maka emas menjadi tidak menarik, begitu juga sebaliknya.

"Penurunan emas dalam beberapa bulan terakhir terjadi akibat kenaikan yield Treasury tetapi sekarang hal tersebut bisa diatasi (karena yield mulai menurun)," kata Edward Moya, analis di OANDA, sebagaimana dilansir CNBC International.

"Outlook perekonomian global saat ini masih bervariasi, Anda akan melihat pendekatan yang lebih hati-hati di kuartal selanjutya, hal tersebut akan meningkatkan daya tarik emas sebagai safe haven," tambah Moya.

Harga emas dunia memang diprediksi akan naik di pekan ini. Hal tersebut terlihat dari hasil survei mingguan Kitco terhadap 13 analis Wall Street menunjukkan semuanya alias 100% memprediksi emas akan bullish (tren naik) di pekan ini.

"Naiknya harga emas hingga ke US$ 1.780/troy ons memberikan optimisme berlanjutnya kenaikan, dan saat ini hanya masalah seberapa tinggi emas akan menanjak," kata Ole Hansen, kepala komoditas di Saxo Bank, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (16/4/2021).

Sementara itu, Rhona O'Connell kepala analis pasar wilayah EMEA dan Asia di StoneX memprediksi harga emas dunia akan terus menguat di kuartal II-2021. Sebab, perekonomian global masih banjir likuiditas.

"Emas masih berpotensi naik. Pemulihan ekonomi global masih sangat tergantung dari stimulus yang ditempatkan di sektor keuangan, dan outlook saat ini masih penuh ketidakpastian," kata O"Connell, sebagaimana dilansir Kitco, Selasa (20/4/2021).

"Masih ada likuiditas yang besar di perekonomian yang mencari 'rumah', (IMF memperkirakan ada US$ 12 triliun yang digelontorkan bank sentral dunia pada tahun lalu), dan emas masih menjadi 'rumah' tersebut," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 12 April 2021

Fear Index Turun Tajam, IHSG Tembus ke Atas 6.200 Pekan Ini?

foto : CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Foto: ist

 

PT RifanIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses bangkit pada pekan lalu setelah sebelumnya melemah dalam 3 pekan beruntun. Di pekan ini, peluang IHSG melanjutkan kenaikan terbuka cukup lebar.

Sepanjang pekan lalu, IHSG menguat nyaris 1% ke 6.070,209. Dalam 5 hari perdagangan, IHSG mampu menguat sebanyak 3 kali. Data pasar menunjukkan investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,87 triliun, dengan nilai transaksi mencapai Rp 47,74 triliun dalam sepekan.

Rilis data cadangan devisa Indonesia yang turun dari rekor tertinggi serta Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang membaik tetapi masih belum menunjukkan optimisme mempengaruhi pergerakan IHSG pekan lalu. Namun, faktor eksternal lebih banyak mempengaruhi, khususnya pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street.

Pada pekan lalu Wall Street membukukan rekor tertinggi sepanjang masa. Ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang akan lebih cepat dari prediksi, serta bank sentral AS (The Fed) yang menegaskan tidak akan merubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat membuat Wall Street terus menanjak.

Indeks Dow Jones selama pekan lalu mampu melesat nyaris 2%, sementara S&P 500 lebih tinggi lagi, 2,7%. Indeks Nasdaq memimpin setelah meroket 3,1%.

Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia, termasuk IHSG. Apalagi pelaku pasar secara global kini semakin pede masuk ke pasar saham. Hal tersebut terindikasi dari penurunan indeks volatilitas (VIX) ke level terendah sebelum virus corona menyerang dunia.

VIX dianggap sebagai indikator ketakutan (fear index), ketika angkanya menurun artinya ketakutan pelaku pasar semakin berkurang. Sementara ketika posisinya menanjak, akan mencerminkan ketakutan para investor dan cenderung menghindari aset-aset berisiko.

Melansir data Refinitiv, VIX sepanjang pekan lalu turun 3,7% ke 16,69, level tersebut merupakan yang terendah sejak pertengahan Februari lalu. Seperti diketahui virus corona dinyatakan sebagai pandemi pada Maret 2020. Saat itu indeks VIX yang berada di bawah level 20, langsung meroket hingga ke atas 85.

Pada bulan Maret tahun lalu terjadi aksi jual masif di pasar obligasi global setelah Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, di saat yang sama VIX meroket naik. Wall Street, bursa saham Eropa, hingga bursa Asia termasuk IHSG mengalami aksi jual.

Artinya, kenaikan VIX mencerminkan ketakutan pelaku pasar terhadap Covid-19. VIX kini sudah kembali ke bawah 20, atau level sebelum Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi, Sehingga menjadi indikasi pelaku pasar sudah tidak takut akan Covid-19.

Pergerakan Wall Street, VIX, kemudian yield Treasury AS akan menjadi penggerak IHSG di pekan ini dari eksternal, selain juga ada rilis data ekonomi yang dapat memberikan efek besar, seperti produk domestik bruto (PDB) China.

Sementara itu dari dalam negeri, ada data penjualan ritel dan neraca perdagangan yang bisa memberikan gambaran bagaimana pemulihan ekonomi Indonesia berjalan. Data tersebut tentunya juga akan mempengaruhi pergerakan IHSG.

IHSG Perlu Bertahan di Atas MA 100 Untuk Menguat Lebih Jauh

Secara teknikal, meski mampu membukukan penguatan sepanjang pekan lalu, tetapi IHSG masih tertahan rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100). MA 100 terbukti mampu menahan penguatan IHSG, sehingga akan menjadi kunci pergerakan di pekan ini.

Sementara itu, indikator Stochastic pada grafik harian berada di dekat wilayah jenuh jual (oversold).


jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

MA 100 di kisaran 6.070-6.090 menjadi resisten terdekat. Jika mampu ditembus bahkan dengan konsisten di atas 6.100, IHSG berpeluang menguat ke 6.190 hingga 6.210 (kisaran MA 50). Bursa kebanggaan Tanah Air ini bisa melaju kencang di pekan ini jika mampu menembus MA 50 tersebut.

Sementara selama tertahan di bawah MA 100, IHSG berisiko turun ke 6.030, sebelum ke level psikologis 6.000. Penembusan di bawah level psikologis berisiko membawa IHSG merosot ke 5.890 di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 07 April 2021

Indeks Dolar AS Jeblok Lagi, Rupiah Bersiap ke Rp 14.420/US$

FILE PHOTO: U.S. dollar banknote is seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

 

PT RifanRupiah sukses membukukan penguatan 2 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa kemarin. Meski demikian penguatannya masih tipis-tipis saja, tetapi masih berpeluang berlanjut pada hari ini, Rabu (7/4/2021).

Melansir data Refintiv, rupiah kemarin menguat tipis 0,07% ke Rp 14.500/US$ kemarin. Sehari sebelumnya, Mata Uang Garuda juga menguat dengan persentase yang sama.
Dolar AS yang sedang tertekan akibat rilis data tenaga kerja yang menunjukkan rata-rata upah per jam turun 0,1% di bulan Maret membuat rupiah mampu menguat. Upah merupakan faktor penting yang bisa menentukan tingkat inflasi, ketika rata-rata upah menurun, maka konsumen akan kemungkinan mengurangi belanja, dan tekanan inflasi menjadi berkurang.

Ketika tekanan inflasi berkurang, maka bank sentral AS (The Fed) akan mempertahankan kebijakan moneter ultra longgarnya. Hal tersebut membuat dolar AS tertekan, indeksnya merosot 0,46% pada hari Senin, dan kemarin juga turun 0,28%.

Penurunan indeks dolar AS dalam 2 hari beruntun tersebut membuka peluang berlanjutnya penguatan rupiah.

Sementara itu dari dalam negeri hari ini akan dirilis data cadangan devisa Indonesia bisa mempengaruhi sentimen pelaku pasar. Jika cadangan devisa kembali meningkat, artinya Bank Indonesia (BI) punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah saat terjadi gejolak, dan minim melakukan intervensi belakangan ini.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR persis berada di Rp 14.500/US$, yang bisa menjadi kunci pergerakan hari ini.

Rupiah berada di atas rerata pergerakan (moving average) MA 200 hari, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga masih akan tertekan.

Meski demikian, Kamis (1/4/2021) rupiah membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Potensi penguatan rupiah diperbesar dengan indikator stochastic yang berada di wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.500/US$, jika mampu ditembus rupiah berpeluang menguat ke kisaran Rp 14.470-14.450/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka ruang penguatan lebih jauh di pekan ini setidaknya menuju Rp 14.420 hingga 14.390/US$.

Namun, Selama tertahan di atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.570 hingga 14.590/US$. Jika level tersebut dilewati, rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.700/US$ di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 01 April 2021

Duh Gimana Dong! Harga Emas Antam Anjlok Nyaris 7% 3 Bulan

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan - Harga emas batangan  produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam anjlok tajam di kuartal I-2021, mengikuti ambrolnya harga emas dunia. Padahal emas di tahun ini digagang-gadang akan kembali bersinar seperti tahun lalu. 

Berdasarkan data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram anjlok 6,5% sepanjang kuartal I-2021.

Anjloknya harga emas antam di kuartal I-2021 tak lepas dari merosotnya harga emas dunia. Melansir data Refinitiv, harga emas dunia ambrol nyaris 10%, padahal faktor-faktor yang membuatnya melesat pada tahun lalu masih ada.

Bank sentral AS (The Fed) masih mempertahankan suku bunga 0,25%, dan tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023. Sementara program pembelian aset (quantitative easing/QE) masih dilakukan dengan nilai US$ 120 miliar per bulan.

Kemudian pemerintah AS juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun pada pertengahan Maret lalu.

Stimulus moneter dan fiskal tersebut merupakan bahan bakar utama emas dunia untuk menanjak pada tahun lalu, hingga akhirnya mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus 2020.

Kenaikan harga emas dunia tersebut membuat emas Antam juga meroket dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa Rp 1.065.000/batang untuk satuan 1 gram, juga pada 7 Agustus tahun lalu.

Memasuki tahun 2021, emas sebenarnya diprediksi akan kembali bersinar mengingat adanya stimulus moneter dan fiskal di AS. Tetapi kenyataanya harga emas dunia malah ambrol dan emas Antam pun terseret.

Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi penekan utama harga emas dunia. Yield Treasury AS tenor 10 tahun saat ini berada di level tertinggi sejak Januari 2020, saat hidup masih normal, virus corona belum menyerang dunia.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Meski demikian, merosotnya harga emas Antam tidak sebesar emas dunia. Sebab, nilai tukar rupiah yang melemah 3,5% sepanjang kuartal I.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika Mata Uang Garuda melemah maka harganya akan lebih mahal ketika dikonversi ke rupiah. Oleh karena itu, pelemahan rupiah membuat penurunan harga emas Antam tidak sedalam emas dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 24 Maret 2021

Mayday-mayday! IHSG Dibuka Ambruk 1%, Keluar dari 6.200

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka ambruk pada perdagangan pagi ini. Dibuka merah 0,34% ke level 6.231,71. Selang 8 menit perdagangan sesi pertama IHSG masih terdepresiasi 1,13% ke level 6.181,46 pada perdagangan Rabu (24/3/21).

Nilai transaksi hari ini sebesar sebesar Rp 1 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 30 miliar di pasar reguler.

Eropa yang sempat 'adem', kini kembali dibuat kalang-kabut oleh lonjakan kasus baru. WHO mencatat, jumlah pasien positif corona di Benua Biru per 23 Maret 2021 adalah 42.870.334 orang. Bertambah 162.860 orang dari hari sebelumnya.

Selama dua pekan terakhir, rata-rata tambahan pasien baru adalah 198.751 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 162.341 orang per hari.

Oleh karena itu, Eropa kini dinilai sudah terpukul oleh gelombang serangan ketiga (third wave outbreak) virus corona. Gelombang yang membuat sejumlah negara kembali memperketat pembatasan sosial (social distancing).

Mulai akhir pekan lalu, Prancis memberlakukan karantina wilayah (lockdown) di tujuh wilayah, termasuk ibu kota Paris.Lockdownakan berlaku selama sebulan. Selain itu, berlaku jam malam secara nasional yaitu pada pukul 19:00.

Di Jerman, Kanselir Angela Merkel memutuskan untuk memperpanjanglockdownhingga 18 April 2021. Warga Negeri Panser diminta untuk tetap di rumah selama libur Hari Paskah.

"Kita sedang menghadapi serangan pandemi gelombang baru. Virus mutasi Inggris menjadi dominan," kata Merkel, seperti dikutip dari Reuters.

Pelaku pasar juga perlu mewaspadai ketegangan antara China vs AS dan sekutunya. AS, Uni Eropa, Inggris, dan Kanada memberlakukan sanksi kepada pejabat pemerintah China yang dituding terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis minoritas di Xinjiang.

"Di tengah kecaman internasional, (China) terus melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Xinjiang," tegas Antony Blinken, Menteri Luar Negeri AS, dalam keterangan tertulis bersama.

"Sudah banyak bukti yang menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia secara sistemik oleh otoritas China," tambah pernyataan Kementerian Luar Negeri Kanada.

Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada empat orang pejabat pemerintahan China dan satu institusi. Sanksi yang dikenakan adalah larangan masuk dan pembekuan aset.

China tentu tidak terima. Beijing langsung membalas dengan memberlakukan sanksi kepada sejumlah anggota parlemen Uni Eropa, Komite Politik dan Keamanan Uni Eropa, serta dua institusi lainnya.

"Sanksi terhadap kami didasari atas dusta dan tidak dapat diterima," tegas Wang Yi, Menteri Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA (trp/trp)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 18 Maret 2021

Tak Ada Tapering The Fed, Rupiah Bisa ke Bawah Rp 14.400/US$

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT RifanNilai tukar rupiah melemah 0,17% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.425/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Rupiah kini sudah melemah sejak awal pekan ini.

Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS terus menekan rupiah. Yield Terasury AS yang berada di level tertinggi sejak Februari 2020 lalu, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan bank sentral AS (The Fed) belum membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.

Kenaikan yield Treasury memicu capital outflow di pasar obligasi Indonesia, sebab selisih dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) menjadi menyempit. Alhasil rupiah menjadi tertekan.

Capital outflow di bulan ini cukup besar, yang membuat rupiah sulit menguat. Melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) pada periode 1 sampai 15 Maret, investor asing melepas kepemilikan SBN nyaris Rp 20 triliun. Capital outflow tersebut lebih besar ketimbang sepanjang bulan Februari Rp 15 triliun.

Capital outflow juga kemungkinan terjadi kemarin melihat yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun yang naik 1,4 basis poin ke 6,761%.

Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi. Saat harga turun maka yield akan naik, dan sebaliknya. Saat harga turun, artinya sedang ada aksi jual.

Sementara pada perdagangan hari ini, yield Treasury AS mulai menurun setelah bank sentral AS (The Fed) menegaskan belum akan merubah kebijakannya dalam waktu dekat.
Dalam pidatonya, ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui bahwa inflasi tahun ini bisa menyentuh angka 2,2%, di atas rerata patokan yang biasa mereka pakai untuk mencegah mesin ekonomi terlalu panas (overheated).

Namun, secara bersamaan bank sentral paling powerful di dunia ini menegaskan akan tetap mempertahankan kebijakan moneter longgarnya tersebut demi pasar tenaga kerja dan ekonomi yang membaik. Artinya, The Fed belum akan mengurangi nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering dalam waktu dekat. Tapering menjadi isu yang selama ini ditakutkan pelaku pasar, sebab pengalaman pada 2013 lalu menyebabkan gejolak di pasar finansial global yang disebut taper tantrum

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan moneter mulai pukul 14:00 WIB. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%.

Secara teknikal, rupiah meski melemah 3 hari beruntun, tetapi masih tertekan di resisten Rp 14.425/US$.

Rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 200, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Potensi penguatan rupiah diperbesar oleh indikator stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought).

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.

Seperti disebutkan sebelumnya, rupiah kini berada di resisten Rp 14.425/US$. Selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.400/US$ sebelum menuju support yang berada di kisaran Rp 14.350 - 14.340/US$ (kisaran MA 200).

Sementara jika bergerak konsisten di atas resisten, maka rupiah berisiko jeblok menuju Rp 14.500/US$. Resisten selanjutnya berada di kisaran Rp 14.550/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 12 Maret 2021

Dolar AS Sedang Babak Belur, Saatnya Rupiah Melesat

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Rupiah melemah tipis 0,03% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.395/US$ pada perdagangan Rabu lalu. Sementara pasar keuangan dalam negeri libur pada Kamis kemarin saat dolar AS sedang babak belur.

Kabar baiknya, penurunan dolar AS masih berlanjut hingga hari ini, Jumat (12/3/2021), sehingga berpeluang membawa rupiah melesat, setelah melemah 5 hari beruntun.
Kamis kemarin, indeks dolar AS turun 0,44%, bahkan dalam 2 hari sebelumnya juga turun dengan total 0,53%.

Penurunan indeks yang mengukur kekuatan dolar AS masih berlanjut pagi ini, meski tipis saja 0,01% di 91,408.

Yield obligasi (Treasury) AS yang turun dari level 1,6% serta inflasi yang masih rendah membuat kecemasan akan taper tantrum mereda, dan dolar AS pun kehilangan keperkasaannya.

Pemerintah AS pada Rabu lalu melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) dilaporkan masih rendah. CPI bulan Februari dilaporkan tumbuh 0,4% (month-to-month/MtM), sementara dibandingkan tahun lalu atau secara year-on-year (YoY) tumbuh 1,7%.

Inflasi inti, yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 0,1% MtM,, dan 1,3% YoY, turun dibandingkan bulan sebelumnya 1,4% YoY.
Penurunan inflasi inti secara YoY tersebut menunjukkan kenaikan harga-harga masih belum stabil, dan inflasi masih lemah.

"Data CPI sangat berguna untuk mengingatkan pelaku pasar jika inflasi di AS masih lemah," kata Joe Capurso, analis mata uang di Commonwealth Bank of Australia, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (11/3/2021).

Sebelumnya terus menanjaknya yield Treasury hingga ke level pra pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19) membuat dolar AS menguat dan pelaku pasar cemas akan kemungkinan terjadinya taper tantrum. Tidak hanya pasar AS, tapi pasar global juga dibuat cemas.

Kenaikan yield Treasury terjadi akibat ekspektasi perekonomian AS akan segera pulih, dan inflasi akan meningkat. Saat inflasi meningkat, maka berinvestasi di Treasury menjadi tidak menguntungkan, sebab yield-nya lebih rendah. Alhasil pelaku pasar melepas kepemilikan Treasury, dan yield-nya menjadi naik.

Kenaikan yield akibat ekspektasi pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi tersebut juga membuat pelaku pasar melihat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kemungkinan mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) atau yang dikenal dengan istilah tapering.

Saat tapering terjadi indeks dolar AS menguat tajam, sehingga disebut taper tantrum. Tidak hanya itu, pasar finansial global juga mengalami gejolak, bursa saham mengalami kemerosotan.

Pola Shooting Star Berpotensi Membuat Rupiah Perkasa

Secara teknikal, rupiah kini berada di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 200, sebelumnya juga sudah melewati MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye). Artinya rupiah kini bergerak di atas 3 MA sehingga tekanan menjadi semakin besar.

Meski demikian, Selasa (9/3/2021) rupiah yang disimbolkan USD/IDR membentuk pola Shooting Star. Pola ini merupakan sinyal pembalikan arah, artinya USD/IDR berpotensi bergerak turun dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Potensi penguatan rupiah diperbesar oleh indikator stochastic berada di wilayah jenuh beli (overbought).


idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv 

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.

Resisten masih berada di kisaran kini berada di kisaran Rp 14.400 - 14.425/US$. Selama tertahan di bawahnya, rupiah berpeluang menguat ke support yang berada di kisaran Rp 14.330 - 14.280/US$ (kisaran MA 200). Hanya penembusan di di bawah level tersebut yang dapat mengurangi tekanan bagi rupiah, dan membuka peluang bangkit lebih jauh.


Sementara jika resisten ditembus, maka rupiah berisiko jeblok menuju Rp 14.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Rabu, 10 Maret 2021

Rupiah Makin Loyo, Pengusaha Mulai Cenat Cenut

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan - Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan, Selasa (9/3/2021) tercatat berada di level Rp 14.390/US$. Rupiah melemah 0,28% di pasar spot.

Pelemahan mata uang garuda ini pun mulai membuat dunia usaha tak nyaman. Sebab, ini menimbulkan ketidakpastian dalam kegiatan transaksi pelaku usaha baik impor maupun ekspor.

"Gejolak rupiah yang naik turun tentu menimbulkan ketidakpastian dalam proses membeli dan menjual barang nya," ujar Wakil Ketua Umum (Waketum) Kadin Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/3/2021).

Menurutnya, jika perubahan nilai tukar tidak cepat atau besar dalam hal ini melemah atau menguatnya, maka tidak akan berdampak signifikan ke proses perdagangan pelaku usaha.

Dengan pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini, dampak tidak menyenangkannya akan terjadi pada importir karena harga barangnya yang dibeli menjadi mahal. Sedangkan eksportir akan lebih kompetitif karena penjualannya lebih mahal.

Kemudian, dampak lainnya kepada pengusaha yang memiliki utang dolar. Sebab, dengan pelemahan Rupiah, tingkat utangnya akan semakin besar nilainya. "Yang punya utang dolar pendapatan rupiah akan mengalami koreksi cash flow," jelasnya.

Namun, ia meyakini Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas Rupiah sehingga fluktasinya tidak terlalu besar. "Saya percaya BI mampu mengendalikan hal tersebut," kata dia.

Sejalan dengan Benny, Waketum Kadin Shinta Kamdani menjelaskan, pelemahan rupiah akan mendorong ekspor namun di sisi lain memberatkan impor. Ini tentu menyebabkan barang produksi industri domestik yang bahan bakunya impor akan menjadi mahal.

Kondisi ini dinilai akan berdampak bagi daya saing pelaku usaha Indonesia di pasar nasional dan internasional.

"Karena itu kami harap volatilitas nilai tukar bisa dijaga oleh pemerintah agar tidak ada efek samping negatif bagi iklim usaha nasional dan bagi upaya nasional dalam melakukan pemulihan ekonomi," tegasnya. (mij/mij)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan