Rabu, 12 Juli 2017

Pasca-Lebaran, Kinerja Reksa Dana Melempem | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Perusahaan bidang jasa penyediaan informasi dan riset, PT Infovesta Utama, mencatat kinerja mayoritas indeks reksa dana mencatatkan pelemahan selama sepekan atau periode 22 Juni hingga 7 Juli 2017. 

Senior research analyst PT Infovesta Utama, Viliawati, menyampaikan bahwa penurunan terdalam dialami oleh indeks reksa dana saham yang menurun 0,90% disusul oleh indeks reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana campuran. ”Hanya indeks reksa dana pasar uang yang tercatat menguat," paparnya.

Disebutkan, kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap menurun sebesar 0,73%, indeks reksa dana campuran turun 0,38%, indeks reksa dana saham turun 0,90%, dan indeks reksa dana pasar uang naik 0,07%. 

Menurut dia, pelemahan pada reksa dana berbasis saham dan obligasi disebabkan karena kinerja pasar saham dan obligasi pemerintah pada periode itu mengalami tekanan. 

”Pada periode itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat turun 1,17%. Infovesta Government Bond Index yang menjadi barometer kinerja rata-rata obligasi pemerintah juga tampak turun 0,81%,” katanya. 

Meski demikian, lanjut dia, secara year to date (ytd) kinerja seluruh indeks reksa dana masih tercatat positif, dengan kinerja terbaik dicatatkan oleh reksa dana campuran. Dia memaparkan bahwa sejak awal tahun hingga 7 Juli 2017, kinerja indeks reksa dana pendapatan tetap meningkat sebesar 4,92%, indeks reksa dana campuran naik 5%, indeks reksa dana saham naik 4,89%, dan indeks reksa dana pasar uang naik 2,32%. 

(mrt)
Sumber : Okezone

Selasa, 11 Juli 2017

Mulai Diminati Masyarakat, Premi Asuransi Mikro Tumbuh 80% | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG – Premi asuransi mikro di Indonesia per kuartal I/2017 mencapai Rp278,2 miliar atau meningkat 80% dibanding periode yang sama pada 2016.

Sementara dari jumlah peserta asuransi mikro pada kuartal I/2017 tercatat sebanyak 19,4 juta peserta atau meningkat 20,2% dibanding kuartal I/2015. Direktur IKNB Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Moch Muchlasin mengatakan, sejak 2013, OJK telah melaksanakan serangkaian program untuk mendorong pengembangan asuransi mikro, dengan fokus pada sejumlah kegiatan seperti meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai asuransi.

Kemudian, meningkatkan kapasitas pelaku usaha asuransi, mendorong perluasan saluran distribusi asuransi mikro, mendorong pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta menerapkan pengaturan dan pengawasan yang mendukung pengembangan asuransi mikro.

“Selain itu, bentuk kegiatan yang dilakukan, antara lain pembuatan grand design asuransi mikro, pembuatan materi edukasi, sosialisasi kepada masyarakat, training of trainer kepada saluran pemasaran potensial, survei, dan pelatihan bagi pelaku usaha,” ujar Muchlasin dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Dia mengatakan, sebagai bagian upaya mempercepat perkembangan asuransi mikro di Indonesia, OJK bersama dengan World Bank dan asosiasi industri asuransi menyelenggarakan kegiatan Pasar Asuransi Mikro Indonesia (PASMINA) 2017 di Jakarta dengan tema ‘Enhancing Microinsurance to Support Economic Growth Through Stakeholders Synergy’.

Menurut dia, kegiatan PASMINA 2017 ini sekaligus sebagai upaya kilas balik kegiatan pengembangan asuransi mikro yang sudah digagas mulai 2013. Acara workshop akan dikhususkan untuk pelaku industri, guna mempertajam diskusi dan menindaklanjuti gagasan-gagasan yang berkembang dalam seminar internasional. Workshop ini akan dipandu oleh microinsurance expert dari World Bank, ILO, GIZ RFPI Asia, dan Asosiasi Industri Asuransi.
(kmj)
Sumber : Okezone

Senin, 10 Juli 2017

Subsidi Energi Membengkak, Perlukah Harga BBM Naik Lagi? | Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - PALEMBANG - Pemerintah telah mengajukan penambahan subsidi pada sektor energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017. Adapun subsidi energi yang diajukan membengkak sebesar Rp25,8 triliun. 

Sebelumnya, pemerintah dalam APBN 2017 mengajukan subsidi energi sebesar Rp77,3 triliun. Hanya saja, anggaran subsidi ini meningkat hingga mencapai Rp103,1 triliun dalam RAPBN-P 2017.

Salah satu alasan pemerintah mengajukan penambahan subsidi ini adalah karena harga minyak dunia yang telah mulai pulih. Hanya saja, pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan LPG 3 kilogram (kg). Akibatnya, dana subsidi pun mengalami pembengkakan.

Pengamat Energi Marwan Batubara mengatakan, keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga minyak ini memang turut memberikan beban kepada keuangan negara. Untuk itu, pemerintah seharusnya menaikkan harga BBM agar tidak menekan beban anggaran. 

"Sekarang kalau menurut aturan main mau enggak mau harus naik. Harga minyak dunia sudah di atas harga berlaku setahun ini," kata Marwan kepada Okezone

Harga minyak Indonesia (ICP) dalam APBN 2017 telah dipatok sebesar USD45 per barel. Hanya saja, harga minyak dunia saat ini mulai bergerak menuju USD50 per barel. Artinya, pemerintah harus menanggung beban kenaikan harga minyak dunia karena berada di atas asumsi APBN. 

Untuk itu, skema penetapan penyesuaian harga BBM dinilai perlu dilakukan. Jika tidak, maka pemerintah akan semakin terbebani, terutama jika harga harga minyak dunia terus merangkak naik. "Maka terapkan dana transparansi dan stabilisasi," kata Marwan. 

Seperti diketahui, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM. Selain itu, juga Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2016 tentang Perhitungan Harga Jual Eceran BBM. Pemerintah pun melakukan evaluasi harga BBM pada setiap 3 bulan. "Aturan ini harus konsisten untuk diterapkan," tutupnya. 

(mrt)
Sumber : Okezone

Jumat, 07 Juli 2017

10 Perusahaan Penghasil Minyak dan Gas Terbesar di RI, Siapa Saja? | Rifan Financindo

Rifan Financindo - PALEMBANG - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat rata-rata lifting minyak bumi per 30 Juni 2017 sebesar 802.000 barel per hari (bph). Angka ini sekira 98% dari target dalam APBN 2017 yang sebesar 815.000 bph.

Sementara untuk gas bumi, lifting sebesar 6.338 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sekitar 98% yang sebesar 6.440 MMSCFD. Secara total capaian lifting migas Indonesia per 30 Juni 2017 adalah 1.934 ribu BOEPD.

Mengutip data SKK Migas, Jumat (7/7/2017) kontribusi terbesar produksi minyak nasional berasal dari 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terbesar yang kontribusi produksi mencapai 86% dari produksi nasional secara keseluruhan. Chevron Pacific Indonesia menjadi penyumbang minyak terbesar dengan produksi di Blok Rokan sebesar 226.000 barel oil per day (BOPD).

Sementara itu, 75 KKKS lainnya menghasilkan 14% dari produksi nasional. Untuk produksi gas, kontribusi terbesar juga dari 10 kontraktor dengan menyumbang 80% dari total produksi gas secara nasional nasional.
Sedangkan 75 KKKS lainnya produksi 20% gas Indonesia.

Dalam catatan SKK Migas sejauh ini memang ada 85 kontraktor yang mengelola WK Eksploitasi dimana 71 diantaranya adalah WK Produksi dan sisanya sebanyak 14 WK masih dalam tahap pengembangan.
 

Berikut ini daftar 10 KKKS yang menyumbang kontribusi produksi minyak terbesar:
1. Chevron Pacific Indonesia di Blok Rokan produksi 226.000 BOPD
2. Mobil Cepu LTD di Blok Cepu produksi 199.800 BOPD
3. PT Pertamina EP di seluruh Blok Indonesia produksi 78.900 BOPD
4. Total E&P Indonesie/PHM di Blok Mahakam produksi 55.100 BOPD
5. PHE ONWJ di Blok ONWJ produksi 33.400 BOPD
6. Cnooc SES LTD/PHE di Blok South Eeat Sumatera produksi 30.600 BOPD
7. Medco Natuna di Blok South Natuna Sea B produksi 18.400 BOPD
8. Chevron Indonesia/PHI di Blok East Kalimantan produksi 18.200 BOPD
9. PC Ketapang II LTD di Blok Ketapang produksi 17.600 BOPD
10. VICO di Blok Sangan-Sangan produksi 14.400 BOPD

Sementara untuk 10 KKKS yang menyumbang kontribusi produksi gas terbesar di antaranya :
1. Total E&P Indonesie/PHM di Blok Mahakam produksi 1.504 MMSCFD
2. BP Tangguh di Blok Berau Wieiagar,Muturi produksi 1.168 MMSCFD
3. PT Pertamina EP di Blok seluruh Indonesia produski 952 MMSCFD
4. Conocophilip (Grisik) LTD di Blok Corridor produksi 980 MMSCFD
5. JOB Pertamina di Medco Tomori Sulawesi produksi Blok Senoro Toili produksi 309 MMSCFD
6. Petrochina International Jabung LTD di Blok Jabung produksi 256 MMSCFD
7. Premier Oil Natuna Sea B.V di Blok Natuna Sea Block A produksi 239 MSSCFD
8. Medco Natuna di Blok South Natuna Sea B produksi 227 MMSCFD
9. Kangenan Energy Indonesia Limited Blok Onshore & Offshore di Kangenan produksi 203 MMSCFD
10. VICO-Blok Sangan-Sanga produksi 153 MMSCFD

(dni)
Sumber : Okezone

Kamis, 06 Juli 2017

Gagal Ikuti Wall Street, Bursa Asia Sideways | PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - PALEMBANG - Bursa saham Asia diperdagangkan sideways pada perdagangan Kamis waktu setempat, meskipun sebagian besar indeks utama di Wall Street menguat terimbas jatuhnya harga minyak. 

Melansir CNBC, Kamis (6/7/2017), indeks saham acuan Jepang, Nikkei 225 Jepang turun 0,09%, di Korea Selatan, indeks Kospi flat untuk diperdagangkan lebih tinggi sebesar 0,02 persen. Sementara itu, di Australia, indeks ASX 200 juga turun 0,2%.

Saat ini investor kemungkinan mencerna risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dirilis pada hari Rabu. Risalah tersebut mencerminkan bahwa beberapa pejabat Fed telah memperhatikan kekhawatiran mereka terhadap dampak kenaikan suku bunga di pasar. Pejabat juga terbagi atas pemangkasan neraca keuangan The Fed. 

Kepala Strategi FX di Bank Nasional Australia Ray Attrill mengatakan, beberapa anggota Fed menyarankan agar pengurangan neraca dilakukan pada awal bulan September dan yang lainnya terdengar kurang komit, pengumuman resmi mengenai pelepasan mungkin tidak akan sampai pada pertemuan bulan September 

The Fed, bagaimanapun diperkirakan akan dimulai paling lambat bulan Oktober, kata Attrill, menambahkan kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut akan datang pada bulan Desember. 

(dni)
Sumber : Okezone