Kamis, 26 Oktober 2017

Alamak.. Bahan Baku Naik, Nilai Ekspor Bekasi Merosot Tajam sejak 5 Tahun | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kota Bekasi menyebutkan nilai ekspor di wilayahnya merosot tajam selama lima tahun terakhir. Pada 2016 lalu nilai ekspor daerah yang berada di sisi timur DKI Jakarta ini mencapai USD357.984.953.
”Nilai ekspor dari Januari sampai September 2017 baru mencapai USD271.375.468.Jumlah ini diprediksi akan terus mengalami penurunan hingga akhir tahun,” ujar Kasi Perdagangan Luar Negeri, Disperin Kota Bekasi, Agus Purwanto, kemarin.

Nilai ekspor perusahaan di Kota Bekasi mengalami penurunan sejak 2012. Faktornya bermacam-macam, namun yang palingberpengaruhadalahharga bahan baku barang yang akan diekspor naik. 

Dampaknya, pengusaha mengurangi jumlah barang yang diekspor. Selain itu, permintaan barang untuk diekspor ke negara tujuan juga menurun.
”Dua faktor itu sangat memengaruhi eksportir untuk mengirim barang yang diproduksi untuk luar negeri. Jadi tahun demi tahun mengalami penurunan,” katanya. 

Agus menjelaskan, penurunan nilai ekspor ini juga dipicu tidak adanya aturan yang mengharuskan pengusaha setempat membuat surat keterangan asal atau certificate of origin (CoO) di daerah asal. 

Dengan demikian, perusahaan asal Bekasi dibebaskan membuat CoO di daerah lain atas hasil produksi mereka. Agus menilai, alasan yang membuat perusahaan di Kota Bekasi menerbitkan CoO di luar daerah karena mereka menggunakan biro jasa.

Pihak yang didelegasikan mengurus berkas itu biasanya menyatukan seluruh berkas di satu daerah yang jumlah pemohonnya cukup banyak. Kabid Perdagangan Disdagperin Kota Bekasi, M Hambali mebenarkan bahwa nilai ekspor Kota Bekasi menurun, namun tidak berdampak pada pendapatan asli daerah (PAD). 

Soalnya, biaya ekspor dari swasta langsung masuk ke kas negara dengan skema penerimaan negara bukan pajak (PNBP). ”Tidak ada uang retribusi masuk ke kas daerah, tapi ke negara melalui skema PNBP,” katanya.
Hambali memprediksi, jumlah eksportir di Kota Bekasi mencapai 60-70 perusahaan. Namun, yang intens mengirim produknya ke luar negeri hanya 20 perusahaan. 

Mereka aktif mengirim barangnya setiap pekan selama beberapa kali dan jenis barang yang diekspor bermacam-macam, dari sedotan, makanan, ikan, alat tulis kantor (ATK) dan sebagainya. Untuk itu, dia mengimbau para eksportir di Kota Bekasi untuk menerbitkan berkas CoO di daerah asal. 

Meski kontribusi ekspor itu tidak berdampak langsung ke daerah, setidaknya penghargaan nilai ekspor di Kota Bekasi bertambah di hadapan pusat. ”Sudah kita kumpulkan mereka beberapa waktu lalu supaya menerbitkan CoO di Kota Bekasi saja,” ujarnya.
(dni)
Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar