Selasa, 27 Februari 2018

Pagi-Pagi Mendag ke Gudang Bulog, Cek Beras Impor dari Thailand dan Vietnam | PT Rifan Financindo Palembang

PT Rifan Financindo - Palembang - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melakukan peninjauan langsung ke Gudang Bulog Jakarta, dalam rangka melihat beras impor yang didatangkan dari Thailand dan Vietnam. 

Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500.000 ton yang diberikan kepada Perum Bulog. Namun, beras impor yang akan digunakan untuk menstabilkan harga, hanya bisa didatangkan sebanyak 281.000 ton hingga akhir Febuari 2018.

"Kita lihat beras impor masuk benar masuk di gudang sebagai cadangan. Kapan dikeluarkan nanti pemerintah akan melihatnya," ujar Enggar, di Gudang Bulog, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Dalam peninjauannya, Enggar didampingi Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras dan Padi (Perpadi) Sukarto Alimoeso. 

Dia melanjutkan, dengan kedatangan beras impor ini maka cadangan beras pemerintah di Bulog akan bertambah. Dengan hal itu, maka ketika masyarakat kembali membutuhkan beras tersebut siap digelontorkan melalui mekanisme Operasi Pasar. 

"Kita sama Pak Tulus dari YLKI dan Ketua Perpadi melihat beras ini langsung. Di mana beras ini sebagai buffer stock, kita beras impor dipakai untuk cadangan," tuturnya.

Sekadar informasi, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin importasi beras sebanyak 500.000 ton yang diberikan kepada Perum Bulog. Namun, beras impor yang akan digunakan untuk menstabilkan harga, hanya bisa didatangkan sebanyak 281.000 ton hingga akhir Febuari 2018.

Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, impor beras sudah disampaikan kepada Kementerian Koordinator bidang Perekonomian dan Kementerian Perdagangan. Namun, dari penugasan sebanyak 500.000 ton, Bulog hanya bisa memasukan kurang lebih 281.000 ton. 

Ada beberapa penyebab kenapa beras tidak bisa di impor sebanyak 500.000 ton. Pasalnya, dalam waktu sangat pendek, negara ekspor beras ke Indonesia kesulitan mengumpulkan beras beras. 

Selain itu, para eksportir juga butuh waktu untuk mengemas beras yang sudah dikolekting dan disimpan dalam curah. Setelah itu, eksportir beras ke Indonesia harus mencari kapal yang cukup untuk mengirimkan beras tersebut. 

Tercatat dari 281 ribu ton yang rencananya diimpor, sudah datang 57 ribu ton beras asal Vietnam. 

Sekertaris Perusahaan Perum Bulog Siti Kuwati mengatakan, selama Febuari 2018 seluruh beras impor tiba di Jakarta. Di mana dari jumlah beras impor yang sudah tiba sebanyak 57 ribu ton baru dari Vietnam.

Guna mendatangkan beras impor sendiri, diperkirakan butuh dana sebesar Rp 3,6 triliun. Dana tersebut setelah menghitung dari mulai harga beras, bea masuk, asuransi dan beberapa hal lainya yang diperkirakan Rp7.300.
Jumlah tersebut langsung dikalikan jumlah beras yang diimpor. Artinya Rp7.300 dikalikan 500.000 ton beras hasilnya sekitar Rp3,6 triliun.

Dana sebesar Rp3,6 triliun nantinya berasal dari kas perseroan. Adapun posisi keuangan kas Bulog saat ini sebesar Rp9,8 triliun.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kas Bulog dan juga kreditor. Dimana kreditor yang dimaksud merupakan kreditor resmi dan bukanlah suplayer.
(mrt)
Sumber : Okezone



Tidak ada komentar:

Posting Komentar