Selasa, 14 Mei 2019

Perang Dagang Jilid II, Trader Yen Tetap Bahagia Dong! - PT Rifan Financindo

Perang Dagang Jilid II, Trader Yen Tetap Bahagia Dong!
PT Rifan Financindo Palembang - Kembali berkobarnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat bursa saham global rontok, para investor pun cemas akan semakin melambatnya pertumbuhan ekonomi global.

Namun di sisi lain, para trader forex yang bertransaksi di kurs yen Jepang justru diuntungkan. Yen merupakan mata uang yang dianggap safe haven alias minim risiko, bahkan lebih safe haven dari dolar AS.

Ketika terjadi gejolak di pasar, mata uang Jepang ini hampir pasti akan menguat, sehingga mudah diprediksi. Para trader tentu berbondong-bondong membeli yen, yang membuat mata uang lawan-lawannya dalam trading forex keok.

Hal tersebut terlihat sejak pekan lalu, dan Senin kemarin (13/5/19) ketika yen terus menguat melawan dolar AS. Dalam trading, pasangan mata uang ini disimbolkan dengan USD/JPY, sehingga jika yen menguat lawan dolar AS maka USD/JPY akan bergerak turun.


Pada perdagangan Senin kemarin, yen mengakhiri perdagangan di level 109,27/US$, lebih kuat dibandingkan penutupan Jumat (10/5/19) di level 109,94/US$.

Kementerian Keuangan China pada Senin kemarin mengumumkan kenaikan tarif impor sebesar 25% untuk 5.000 produk dari AS dari sebelumnya 10%.

Produk-produk AS lainnya juga akan dikenakan tarif 20% naik dari sebelumnya 5%. Total nilai dari produk yang dikenakan kenaikan tarif impor tersebut sebesar US$ 60 miliar, dan mulai berlaku 1 Juni mendatang.

Dengan demikian, perang dagang jilid II sah dimulai. Kebijakan yang diambil Pemerintah Beijing ini membalas langkah Pemerintah AS di Washington yang menaikkan bea impor menjadi 25% untuk produk China senilai US$ 200 miliar pada Jumat (10/5/19) lalu.

Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu juga berencana akan mengenakan tarif 25% lagi untuk produk China dengan total nilai lebih dari US$ 300 miliar. Namun Senin kemarin, Trump menyatakan belum memutuskan hal tersebut.

Di sisi lain, perwakilan dagang AS sudah mulai bersiap membuat proposal pengenaan tarif baru, dan rencananya akan mengadakan dengar pendapat pada 17 Juni mendatang dan akan berlangsung selama sepekan, melansir CNBC International.

Dengan demikian, kemungkinan adanya kenaikan tarif impor baru lagi paling cepat pada 24 Juni atau sebelum pertemuan negara-negara anggota G-20.

Eskalasi hubungan dagang dua negara ini tentu saja semakin berdampak buruk, tetapi tetap saja ada yang mendapat keuntungan.

Sepanjang pekan lalu trader yen jika mengambil posisi jual (short) USD/JPY akan mendapat cuan sekitar 115 pip atau sekitar Rp 15 juta per lot. Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex.

Jika bursa saham terus berguguran, yen kemungkinan besar akan terus menguat dan USD/JPY akan terus bergerak turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA (tas)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar