Selasa, 16 April 2019

Masih karena Rusia, Kontraksi Harga Minyak Berlanjut | Rifan Financindo

Masih karena Rusia, Kontraksi Harga Minyak Berlanjut
Foto: Ilustrasi produksi minyak (REUTERS/Nick Oxford)
Rifan Financindo Palembang - Pada perdagangan Selasa (16/4/2019) pagi, harga minyak mentah dunia melanjutkan koreksi yang terjadi sejak kemarin akibat adanya potensi peningkatan pasokan pasca tengah tahun 2019.

Pada pukul 08:30 WIB, harga minyak jenis Brent kontrak pengiriman Juni terkontraksi sebesar 0,15% ke posisi US$ 71,07/barel, setelah amblas 0,52% kemarin (15/4/2019).

Adapun harga minyak light sweet (WTI) kontrak pengiriman Mei terkoreksi terbatas 0,05% ke level US$ 63,37/barel, setelah anjlok hingga 0,77% kemarin.


Rusia dan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) kemungkianan akan meningkatkan produksi untuk merebut pangsa pasar dari Amerika Serikat (AS). Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov pada hari Sabtu (13/4/2019), seperti yang dilaporkan TASS, mengutip Reuters.

"Ini memang sebuah dilema. Apa yang harus kita lakukan dengan OPEC, apa kita harus kehilangan pasar yang selama ini dipegang oleh Amerika Serikat (AS), atau keluar dari kesepakatan [pemangkasan produksi minyak]?" ujar Siluanov di Washington.

Sebelumnya, Menteri Energi Rusia, Alexander novak mengatakan bahwa produksi minyak Negeri Beruang Merah akan ditingkatkan apabila tidak ada kesepakatan baru dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hingga tanggal 1 Juli 2019, mengutip Reuters Jumat (5/4/2019).

"Tahun ini [2019] kami memperkirakan [produksi minyak] akan mirip dengan tahun lalu, mungkin sedikit lebih tinggi," ujar Novak kepada reporter, mengutip Reuters.

Komentar pejabat-pejabat Negeri Beruang Merah tersebut seakan memberi sinyal-sinyal yang kuat bahwa pihaknya sudah sangat ingin meningkatkan produksi.

Sebagai informasi, pada awal Desember 2018, OPEC dan sekutunya (termasuk Rusia) sepakat untuk mengurangi pasokan minyak hingga 1,2 juta barel/hari.

Sejauh ini Rusia terlihat kurang patuh terhadap kesepakatan tersebut. Meskipun produksi minyaknya telah dikurangi, namun tidak sebesar yang telah disepakati.

Berdasarkan data dari Revinitif, produksi minyak Rusia sepanjang Januari-Februari 2019 mencapai 11,31 juta barel/hari. Artinya, baru berkurang sekitar 100.000 barel/hari dari produksi acuan bulan Oktober 2019. Padahal Rusia sepakat untuk memangkas produksi minyak hingga 230.000 barel/hari.

Namun setidaknya hambatan pasokan di Venezuela dan Iran bisa membatasi pelemahan harga minyak. Pasalnya, sanksi yang dijatuhkan AS kepada dua negara tersebut membuat pasokan minyak semakin ketat. Venezuela dan Iran sama-sama kesulitan untuk melepas hasil minyaknya ke pasar dunia.

TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)

Sumber : CNBC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar