Senin, 29 April 2019

Yen Masih Perkasa di Awal Pekan - Rifanfinancindo

Yen Masih Perkasa di Awal Pekan
Rifanfinancindo Palembang - Mata uang yen Jepang dibuka menguat di perdagangan Senin (29/4/19) setelah pada pekan lalu berhasil mencetak kenaikan dua minggu beruntun.

Yen mengawali perdagangan di level 111,52/US$ sebelum terkoreksi ke level 111,59/US$ pada pukul 7:17 WIB, melansir kuotasi dari MetaTrader 5.

Keberhasilan yen menguat pada pada pekan lalu tidak lepas dari performa dua hari perdagangan terakhir. Di hari Kamis (25/4/19), Bank of Japan (BOJ) yang mengumumkan kebijakan moneternya yang menjadi pemicu penguatan yen.


Dalam pengumumannya, BOJ menurunkan proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonomi Jepang. Dari proyeksi yang terbaru, BOJ memperkirakan hingga tahun 2022, inflasi akan sebesar 1,6%, yang berarti belum mencapai target yang dicanangkan sebesar 2%. Inflasi di tahun 2021 diprediksi sebesar 1,3% direvisi turun dari sebelumnya 1,3%.

Sekilas melihat proyeksi tersebut menandakan sikap dovish BOJ, namun sebenarnya masih lebih bagus dari yang diprediksi para pelaku pasar. Bank sentral tersebut sebelumnya diprediksi akan memberikan stimulus moneter tambahan atau setidaknya memberikan indikasi akan adanya stimulus atau pelonggaran moneter.

Namun nyatanya BOJ tidak menyinggung masalah stimulus, yang ada malah menyebutkan secara tegas kapan suku bunga akan mulai dinaikkan.

Jika sebelumnya bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda tersebut selalu bias dalam memberikan proyeksi suku bunga, kini dengan tegas menyatakan akan mempertahankan suku bunga -0,1% hingga musim semi atau sekitar kuartal II 2020, yang berarti suku bunga akan dinaikkan di tahun depan.

Hal tersebut yang membuat yen langsung melesat ke level terkuat dua pekan (USD/JPY di level terendah 2 pekan).

Performa yen ini berhasil dipertahankan di hari Jumat pasca-rilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS).

Meski diliris sebesar 3,2%, atau jauh di atas estimasi Forex Factory sebesar 2,2%, namun komponen belanja konsumen yang merupakan tulang punggung ekonomi Paman Sam justru menunjukkan pelambatan.

Hal itu yang membuat dolar kembali tertekan, dan berhasil dimanfaatkan yen untuk kembali menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA (prm)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar