Selasa, 16 Maret 2021

Harga Emas Antam Naik Hari Ini, Sinyal Mau Melesat Tinggi?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

PT Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam naik pada perdagangan Selasa (16/3/2021), mengikuti pergerakan harga emas dunia. Di pekan ini, harga emas dunia memang diprediksi akan menanjak, jika prediksi tersebut tepat maka emas Antam tentunya akan terkerek naik.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram dibanderol Rp 927.000/batang, naik Rp 3.000 atau 0,32%. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,35% ke Rp 86.912.000/batang atau Rp 869.120/gram.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 513.500 Rp 1.027.000
1 Gram Rp 927.000 Rp 927.000
2 Gram Rp 1.794.000 Rp 897.000
3 Gram Rp 2.666.000 Rp 888.667
5 Gram Rp 4.410.000 Rp 882.000
10 Gram Rp 8.765.000 Rp 876.500
25 Gram Rp 21.787.000 Rp 871.480
50 Gram Rp 43.495.000 Rp 869.900
100 Gram Rp 86.912.000 Rp 869.120
250 Gram Rp 217.015.000 Rp 868.060
500 Gram Rp 433.820.000 Rp 867.640
1000 Gram Rp 867.600.000 Rp 867.600

Harga emas dunia pada perdagangan awal pekan kemarin menguat 0,31% ke US$ 1.731,83/troy ons.

Survei yang dilakukan Kitco terhadap 16 analis di Wall Street yang disurvei Kitco menunjukkan sebanyak 38% memberikan outlook bullish (tren naik) untuk emas, artinya akan kembali menguat pekan ini. Sebanyak 31% memberikan proyeksi bearish (tren turun) dan 31% netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar lebih optimistis lagi. Dari 1.611 partisipan, sebanyak 62% memberikan proyeksi bullish, 23% bearish, dan sisanya netral.

Baik para analis maupun pelaku pasar kompak melihat emas dunia akan menguat di pekan ini. Salah satu penyebabnya ada bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

The Fed diperkirakan akan bertindak guna meredam kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.

Pada pekan lalu, yield Treasury tenor 10 tahun naik 8,1 basis poin ke 1,635%, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2020 lalu, sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan The Fed belum membabat habis suku bunganya menjadi 0.25%.

Kenaikan yield Treasury tersebut dapat menaikkan biaya pinjaman, yang berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi AS.

Jelang pengumuman kebijakan moneter tersebut, yield Treasury AS kini sudah menurun sejak awal pekan kemarin. Pada perdagangan Senin, yield tersebut turun turun 2,8 basis poin, dan pagi ini turun lagi 1,37 basis poin.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar