Kamis, 04 Maret 2021

New York Jatuh, Ulangi New York Jatuh! Selanjutnya Rupiah?

A Balinese man makes a Hindu offering outside a shop which offers currency exchange services in Kuta, on the resort island of Bali, Indonesia  April 30, 2018. REUTERS/Johannes P. Christo
Ilustrasi Money CHanger (REUTERS/Johannes P. Christo)

 

PT Rifan - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Minat pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko memang sedang rendah sehingga arus modal yang mengalir masuk ke negara berkembang menjadi seret, termasuk Indonesia.

Pada Kamis (4/3/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.230 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun beberapa menit kemudian rupiah masuk zona merah. Pada pukul 09:04 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.245 di mana rupiah melemah 0,04%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,42% di hadapan dolar AS. Ini menjadi apresiasi pertama bagi mata uang Tanah Air setelah empat hari beruntun gagal menguat, paling banter stagnan. Selama empat hari tersebut, rupiah terdepresiasi 1,56%.

Namun ternyata penguatan kemarin hanya riak belaka, karena ternyata hari ini rupiah kembali melanjutkan tren pelemahan. Sekarang giliran sentimen eksternal yang membuat rupiah sulit bertahan di jalur hijau.

Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York 'karam'. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,39%, S&P 500 anjlok 1,31%, dan Nasdaq Composite ambruk 2,7%. Nasdaq mengalami koreksi harian terdalam sejak awal Januari 2021.

"Hari ini menggambarkan tema besar yang mendominasi dalam beberapa bulan terakhir. Vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) berjalan lancar, ekonomi semakin membaik, yang kemudian mendorong ekspektas inflasi," kata Ross Mayfield, Investment Strategist di Baird yang berbasis di Kentucky (AS), sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ekonomi Membaik, Inflasi Naik

Ya, AS adalah negara dengan laju vaksinasi anti-virus corona tercepat di dunia. Per 2 Maret 2021, total vaksin yang disuntikkan ke lengan rakyat Negeri Paman Sam mencapai 78.631.601 dosis. Rata-rata tujuh harian berada di 1.942.788 dosis per hari.

Perlahan tetapi pasti, sepertinya vaksin mulai membentuk kekebalan tubuh warga AS dalam melawan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu. Mengutip catatan Organisasi Kesehatan Dunia, rata-rata penambahan pasien positif baru pada 14 hari terakhir (18 Februari-3 Maret 2021) adalah 65.133 orang per hari. Jauh berkurang ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yakni 98.443 orang setiap harinya.

Pandemi yang mulai terkendali membuat warga AS lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi Negeri Adidaya. Geliat ekonomi pun semakin terasa, tidak lagi 'mati suri'.

Pada pekan yang berakhir 26 Februari 2021, pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) naik 0,5% dibandingkan pekan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan pertama setelah tiga pekan beruntun mengalami kontraksi (tumbuh negatif).

Kemudian aktivitas sektor jasa semakin membaik, tercermin dari angka Purchasing Managers' Index (PMI). Pada Februari 2021, PMI sektor jasa AS versi IHS Markit berada di 59,8. Ini adalah yang tertinggi sejak Juli 2014.

Kebangkitan ekonomi berarti permintaan akan naik. Saat permintaan naik, maka inflasi akan terakselerasi.

Peningkatan ekspektasi inflasi mendorong imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS ke atas. Pada pukul 08:07 WIB, yield US Treasury Bonds tenor 10 tahun berada di 1,4808%, naik 1,1 basis poin (bps).

"Jika yield kembali menyentuh kisaran 1,5%, maka investor pasti akan mengalihkan pandangan ke sana. Tidak akan ada ruang bagi pasar saham dan instrumen berisiko lainnya," tegas Michael Strich, Chief Investment Officer di BMO Wealth Management, seperti diberitakan Reuters.

Selepas New York 'jatuh', kini sepertinya giliran pasar keuangan Asia. Fokus investor yang mengarah ke pasar obligasi pemerintah AS tidak menyisakan banyak ruang untuk Benua Kuning. Minimnya aliran modal membuat mata uag Asia ramao-ramai melemah, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar