Tampilkan postingan dengan label rifan financindo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rifan financindo. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Juli 2021

Top! Emas Antam Naik Lagi, Dekati Level Tertinggi 1 Bulan

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam mencatat kenaikan 3 hari beruntun pada perdagangan Jumat (9/7/2021). Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini berada di dekat level tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Berdasarkan data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas batangan ukuran/satuan 1 gram naik 0,21% ke Rp 947.000/batang. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 13 Juni lalu.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, yang biasa dijadikan acuan yakni satuan 100 gram hari ini naik 0,23% ke Rp 88.712.000/batang atau Rp 887.120/gram.

Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 522,5 524,5 526,5
1 gr 945 949 953
2 gr 1,830,000 1,838,000 1,846,000
3 gr 2,720,000 2,732,000 2,744,000
5 gr 4,500,000 4,520,000 4,540,000
10 gr 8,945,000 8,985,000 9,025,000
25 gr 22,237,000 22,337,000 22,437,000
50 gr 44,395,000 44,594,000 44,794,000
100 gr 88,712,000 89,111,000 89,510,000
250 gr 221,515,000 222,511,000 223,508,000
500 gr 442,820,000 444,812,000 446,805,000
1000 gr 885,600,000 889,585,000 893,570,000

Meski kemarin harga emas dunia melemah tipis 0,05% ke US$ 1.802,55/troy ons, harga emas Antam tetapi naik pada hari ini. Sebabnya, nilai tukar rupiah yang melemah cukup tajam 0,28% kemarin.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, saat rupiah melemah maka harganya akan lebih mahal ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda.

Apalagi, harga emas dunia sebelum melemah tipis kemarin sudah membukukan penguatan 6 hari beruntun, sementara emas Antam baru ikut naik sejak Rabu lalu.

Status emas sebagai aset aman (safe haven) saat ini kembali membuatnya menarik. Sebab, pelaku pasar mulai cemas akan risiko perekonomian global yang kembali merosot akibat penyebaran terbaru virus corona.

Kecemasan tersebut membuat pelaku pasar memborong aset safe haven, khususnya obligasi (Treasury) AS. Treasury menjadi favorit karena masih memberikan imbal hasil (yield), tetapi ketika banyak diborong pelaku pasar maka yield-nya akan menurun. Saat yield yang diberikan lebih rendah ketimbang inflasi di AS, maka emas akan diuntungkan.

Apalagi, emas secara tradisional dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Sehingga outlook emas kembali bersinar.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Selasa, 06 Juli 2021

"Sang Raja" Dolar AS Masih Lesu, Rupiah Bisa ke Rp 14.400/US$

Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

PT Rifan FinancindoRupiah sukses menghentikan pelemahan 5 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Senin kemarin. Tidak hanya itu, rupiah juga menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dengan penguatan 0,37% di Rp 14.476/US$. 

Ruang untuk kembali menguat masih terbuka untuk rupiah pada perdagangan Selasa (6/7/2021), sebab dolar AS masih mengalami tekanan. Setelah merosot 0,4% pada perdagangan Jumat lalu, indeks dolar AS masih turun tipis 0,02% ke 92,212 kemarin.

Meredupnya ekspektasi tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) masih membuat "sang raja" mata uang lesu. Rilis data tenaga kerja pada Jumat pekan lalu dinilai oleh pelaku pasar belum cukup bagi The Fed untuk merubah proyeksi tapering dari tahun depan menjadi semester II 2021.

Analis Westpac, Imre Spesizer juga menyatakan para investor dolar AS kini harus menunggu hingga pertemuan tahunan Jackson Hole di bulan Agustus mendatang untuk melihat kembali peluang tapering dilakukan di tahun ini.

"Rilis data tenaga kerja kemungkinan membuat The Fed tidak akan melakukan tapering dalam waktu dekat. Saya pikir pasar melihat kemungkinan mendapat sinyal tapering di pertemuan Jackson Hole bulan Agustus," katanya sebagaimana dilansir CNBC International Senin (5/7/2021).

Jackson Hole merupakan acara tahunan yang mempertemukan bank sentral di seluruh dunia, begitu juga menteri keuangan, akademisi hingga praktisi dunia finansial. Sehingga pertemuan tersebut selalu dinanti-nanti oleh pelaku pasar.

Secara teknikal, potensi berlanjutnya penguatan rupiah masih terbuka lebar melihat indikator stochastic pada grafik harian mulai masuk ke wilayah overbought.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Artinya rupiah memiliki tenaga yang cukup besar untuk menguat.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Foto: Refinitiv

Apalagi pada pekan lalu muncul pola-pola yang berpeluang membuat rupiah menguat bermunculan.

Pada Rabu (30/6/2021), rupiah membentuk pola Shooting Star, sehari setelahnya muncul pola gravestone doji. Keduanya tersebut merupakan pola ini merupakan sinyak reversal atau berbalik arahnya harga suatu aset. Dalam hal ini dolar AS melemah dan rupiah yang menguat.

Efeknya baru terlihat di awal pekan ini, dan bisa berlanjut lagi selama bertahan di bawah level psikologis RP 14.500/US$. Target penguatan rupiah ke kisatan Rp 14.450/US$ hingga Rp 14.430/US$. Jika mampu melewati level tersebut, rupiah berpotensi menguat ke Rp 14.400/US$. 

Sementara jika kembali ke atas Rp 14.500/US$, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.550/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 05 Juli 2021

Cek! Ada Peluang Harga Emas Antam Naik Tajam Pekan Ini

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam sepanjang pekan lalu naik nyaris 1% dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni lalu. Peluang harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini naik tajam pekan ini terbuka lebar, sebab harga emas dunia diprediksi akan melesat lagi.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram turun 0,11% ke Rp 941.000/batang hari ini.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 88.312.000/batang atau Rp 883.120/gram, juga turun 0,11%.

Harga tersebut belum termasuk pajak sebesar 0,9% untuk pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sementara jika pembelian menggunakan NPWP pajaknya sebesar 0,45%.

Berat Harga Dasar Harga NPWP (+Pajak 0.45%) Harga Non NPWP (+Pajak 0.90%)
0.5 gr 520,500 522,500 524,500
1 gr 941,000 945,000 949,000
2 gr 1,822,000 1,830,000 1,838,000
3 gr 2,708,000 2,720,000 2,732,000
5 gr 4,480,000 4,500,000 4,520,000
10 gr 8,905,000 8,945,000 8,985,000
25 gr 22,137,000 22,236,000 22,336,000
50 gr 44,195,000 44,393,000 44,592,000
100 gr 88,312,000 88,709,000 89,106,000
250 gr 220,515,000 221,507,000 222,499,000
500 gr 440,820,000 442,803,000 444,787,000
1000 gr 881,600,000 885,567,000 889,534,000

Harga emas dunia sepanjang pekan lalu membukukan penguatan 0,36% ke US$ 1.786,79/troy ons. Kenaikan emas Antam jauh lebih besar ketimbang emas dunia sebab nilai tukar rupiah melemah 0,76% sepanjang pekan lalu.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, kala rupiah melemah maka harganya otomatis menjadi akan lebih mahal ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda.

Di pekan ini, harga emas dunia diprediksi akan melaju kencang. Hasil survei mingguan Kitco terhadap para analis di Wall Street menunjukkan dari 13 orang, tidak ada satu pun yang memprediksi emas akan bearish (tren menurun) pekan ini. Sebanyak 9 analis memberikan proyeksi bullish (tren naik) dan sisanya netral.

Sementara survei terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dari 256 partisipan, sebanyak 49,6% memberikan proyeksi bullish, 25,8% bearish, dan sisanya netral.

Harga emas dunia berpeluang kembali menguat setelah meredupnya ekspektasi tapering atau pengurangan nilai pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed) pasca rilis data tenaga kerja AS.

Tapering merupakan musuh utama emas saat ini. Pernah terjadi di tahun 2013, harga emas saat itu mengalami tren penurunan dalam periode yang panjang.

Pada Jumat lalu, Badan Statistik Tenaga kerja AS melaporkan sepanjang bulan Juni terjadi penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) sebanyak 850.000 orang, lebih banyak dari prediksi Reuters sebanyak 700.000 orang.

Meski jumlah perekrutan lebih banyak dari perkiraan, tetapi tingkat pengangguran justru naik menjadi 5,9% dari sebelumnya 5,8%.

"Saya pikir laporan tersebut sangat bagus, karena perekrutan tenaga kerja semakin cepat yang menjadi tanda positif pemulihan ekonomi di semester II. Tetapi data tersebut tidak akan membuat The Fed mengubah panduannya untuk memulai tapering saat ini, kata Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi di Edward Jones, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (2/7/2021).

Hal senada juga diungkapkan Bart Melek, kepala ahli strategi komoditas di TD Securities. Melek mengatakan virus corona varian delta masih menjadi ancaman yang bisa mengganggu pemulihan ekonomi Paman Sam.

Ditambah lagi, vaksinasi di beberapa wilayah yang berjalan dengan lambat, membuat The Fed akan berhati-hati dalam melakukan tapering atau pun menaikkan suku bunga.

Dengan tapering yang diperkirakan belum akan dilakukan dalam waktu dekat, indeks dolar AS berbalik merosot 0,4% pada perdagangan Jumat setelah sebelumnya menguat dalam 7 hari beruntun. Penurunan tersebut juga membantu emas dunia untuk kembali menajak, emas Antam juga akan terkerek.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 02 Juli 2021

Harga Emas Antam Naik Lagi, Awas Jangan Terlena Bunda!

Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menunjukkan emas batangan di sebuah gerai emas di Pegadaian, Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Rifan FinancindoSetelah mencatat kinerja bulanan terburuk dalam lebih dari 4 tahun terakhir, harga emas dunia mampu menguat pada perdagangan pertama Juli kemarin. Penguatan tersebut membuat harga emas Antam naik pada perdagangan Kamis (2/7/20210), tetapi risiko berbalik arah masih cukup besar.

Emas Antam satuan 1 gram hari ini dijual Rp 935.000/batang, naik 0,32% dibandingkan harga kemarin, berdasarkan data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. yang memproduksi emas batangan ini.

PT Antam menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram, satuan 100 gram yang biasa dijadikan acuan dijual Rp 87.712.000/batang atau Rp 877.120/gram naik 0,34%.


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 517.500 Rp 1.035.000
1 Gram Rp 935.000 Rp 935.000
2 Gram Rp 1.810.000 Rp 905.000
3 Gram Rp 2.690.000 Rp 896.667
5 Gram Rp 4.450.000 Rp 890.000
10 Gram Rp 8.845.000 Rp 884.500
25 Gram Rp 21.987.000 Rp 879.480
50 Gram Rp 43.895.000 Rp 877.900
100 Gram Rp 87.712.000 Rp 877.120
250 Gram Rp 219.015.000 Rp 876.060
500 Gram Rp 437.820.000 Rp 875.640
1000 Gram Rp 875.600.000 Rp 875.600

Harga emas dunia Kamis kemarin mampu menguat 0,38% ke US$ 1.776,99/troy ons. Namun, pada hari ini rentang berbalik melemah yang bisa menyebabkan harga emas Antam turun Sabtu besok.

Dolar AS yang sedang kuat-kuatnya membuat emas berisiko berbalik melemah, apalagi jika rilis data tenaga kerja AS nanti malam lebih bagus dari ekspektasi.

Hasil polling Reuters terhadap para ekonom menunjukkan sepanjang bulan Juni penambahan pekerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll) diprediksi sebanyak 700.000 orang, lebih banyak dibandingkan penambahan bulan Mei 559.000 orang. Sementara tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,7% dari sebelumnya 5,8%.

Data tersebut merupakan salah satu acuan bank sentral AS (The Fed) untuk menetapkan kebijakan moneter. The Fed sebelumnya sudah mengubah proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed), dari yang sebelumnya tahun 2024, menjadi tahun 2023, bahkan tidak menutup kemungkinan kenaikan dilakukan tahun depan.

Kini data tenaga kerja akan dilihat oleh pelaku pasar sebagai peluang tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) The Fed bisa dilakukan tahun ini atau tidak.

Sebelum menaikkan suku bunga, The Fed akan melakukan tapering terlebih dahulu. Tapering memberikan pukulan ganda bagi harga emas. Pertama dolar AS berpotensi menguat yang akan menekan harga emas karena berisiko menurunkan permintaan. Kemudian yang kedua kenaikan yield obligasi (Treasury) AS yang membuat emas menjadi tidak menarik.

Tapering pernah terjadi di tahun 2013 dan membawa emas dunia masuk ke tren bearish (tren penurunan dalam waktu yang lama). 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 22 Juni 2021

Kacau! Harga CPO Ambruk 24% dalam 5 Pekan, Gegara Apa?

FILE PHOTO: A worker shows palm oil fruits at a plantation in Chisec, Guatemala December 19, 2018. REUTERS/Luis Echeverria/File Photo
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)

 

Rifan Financindo - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia makin ambles, meneruskan koreksi harga yang dialami sejak pekan lalu.

Harga kontrak CPO yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange kian mendekati level RM 3.000/ton.

Mengawali perdagangan perdana pekan ini, Senin kemarin (21/6), harga kontrak (futures) CPO pengiriman September 2021 ambles 1,75% ke RM 3.364/ton, level harga terendah sejak minggu kedua bulan Februari 2021.

Selain itu, jika melihat lebih ke belakangan, dalam 5 pekan terakhir, harga CPO sudah ambrol lebih dari 24%. Dengan kemerosotan tersebut minyak nabati ini kini nyaris masuk ke bear market (tren menurun), apalagi dengan sentimen bearish yang masih kuat.

Suatu aset dikatakan masuk ke dalam bear market jika mengalami penurunan setidaknya 20% dari puncak tertinggi. Selain itu, tren penurunan tersebut setidaknya berlangsung selama 2 bulan.

Jika dilihat dari puncak harga CPO RM 4.515/ton yang dicapai pada 12 Mei lalu, CPO sudah ambrol 24,33%. Bahkan jika dilihat dari level terendah yang disentuh pekan ini RM 3.251/ton, CPO jeblok lebih dari 28%.

Di sisi lain, tren naik terjadi di komoditas lainnya yakni minyak dan batu bara. Harga kontrak minyak mentah Brent naik 0,5% ke US$ 73,88/barel pada Senin kemarin. Sementara itu, harga kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) juga naik tetapi lebih tinggi dengan apresiasi sebesar 0,64% ke US$ 72,1/barel.

Adapun harga kontrak batu bara termal ICE Newcastle ditutup di US$ 123,5/ton akhir pekan lalu. Sebelum terkoreksi, di hari Kamis (17/6/2021), batu bara berada di US$ 124,25/ton, yang merupakan level tertinggi sejak pertengahan 2011.

Khusus sentimen CPO, data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan persediaan minyak sawit Negeri Jiran di akhir Mei naik 1,5% dari bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton.

Kenaikan tersebut diakibatkan oleh peningkatan produksi dan melemahnya ekspor. Produksi CPO naik 2,84% dibanding bulan sebelumnya menjadi 1,57 juta ton sementara ekspor melemah 6% secara bulanan menjadi 1,27 juta ton.

CGS-CIMB dalam risetnya mengatakan sentimen bearish masih akan terus membayangi harga CPO hingga ada kejelasan terkait tingkat produksinya.

"Para pelaku industri dan analis meninjau kembali perkiraan produksi mereka di Malaysia (produsen CPO terbesar kedua di dunia setelah Indonesia), sebab lonjakan kasus Covid-19 membuat tenaga kerja mengalami penurunan," tulis riset tersebut sebagaimana dikutip The Edge Markets, Kamis (17/6/20210).

Sementara itu, permintaan CPO masih lemah yang terlihat dari ekspor Malaysia untuk periode 1-15 Juni 2021 diestimasi turun 7,9% dibanding bulan sebelumnya 657.474 ton oleh Societe Generale de Surveilance, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Jim Teh, trader minyak sawit senior di Interband Group of Companies mengatakan penurunan harga CPO masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan sebab tingginya persediaan di Malaysia dan Indonesia sebaliknya permintaan masih lemah.

"Tidak ada peristiwa besar (yang dapat memicu peningkatan permintaan) dalam beberapa bulan ke depan. Kami memperkirakan tren masih bearish, begitu juga dengan lemahnya permintaan yang membuat harga CPO akan terus menurun," kata Teh kepada Bernama, sebagaimana dilansir The Star, Sabtu (19/6/2021). (tas/tas)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 18 Juni 2021

Disebut dalam Skandal Impor Emas Rp 47 T, Saham ANTM Anjlok

Emas Antam
Foto: Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

 

Rifan Financindo - Isu mengenai skandal impor emas yang disebut-sebut melibatkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berimbas pada penurunan harga saham perseroan.

Mengacu data perdagangan, harga saham emiten bersandi ANTM tersebut anjlok 7,26% dalam sepekan terakhir ini ke level Rp 2.300 per saham. Selama 4 hari di pekan ini, saham Antam terbenam di zona merah.

Seperti diketahui, isu ini mulanya dihembuskan oleh Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan. Ia mengungkap adanya skandal impor emas senilai Rp 47,1 triliun yang diduga melibatkan ANTM dan Kantor Pelayanan Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Negara, berdasarkan perhitungan Dahlan, diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 2,9 triliun.

"Ada indikasi ada perbuatan manipulasi pak. Pemalsuan, menginformasikan hal yang tidak benar. Sehingga produk tidak dikenai bea impor. Produk tidak dikenai bea impor, produk tidak dikenai pajak penghasilan impor pak. Potensi kerugian negaranya pak Rp 2,9 triliun. Ini bukan uang kecil pak di saat kita lagi susah," kata Arteria, dalam Rapat antara Komisi III DPR RI dan Kejaksaan Agung, Senin (14/06/2021).

Merespons hal ini, SVP Corporate Secretary Antam, Yulan Kustiyan mengungkapkan, Antam senantiasa memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku dan menerapkan praktik Good Corporate Governance (GCG).

Dalam kaitannya dengan impor emas yang dilakukan, Antam melakukan impor emas atau disebut gold casting bar yang merupakan emas hasil tuangan dengan berat 1 kilogram untuk bahan baku produk Logam Mulia (LM) dengan kategori pos tarif (HS Code) 7108.12.10 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 6/PMK.010/2017.

"Emas casting bar yang diimpor ANTAM masuk ke golongan emas non-monetary dalam bentuk bongkah, ingot atau batang tuangan," kata Yuyun, dalam keterangannya kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Gold casting bar tersebut kemudian dilebur dan diolah menjadi produk hilir emas di pabrik pengolahan dan pemurnian yang dikelola Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia.

"Terkait impor gold casting bar yang dilakukan Antam, telah dijelaskan kepada pihak terkait bahwa perusahaan melakukan impor emas (gold casting bar) dengan kategori pos tarif 7108.12.10 berdasarkan fakta maupun best practice yang ada di lapangan," bebernya.(hps/hps)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 25 Mei 2021

Harga Emas Antam Boleh Turun, Santai Tak Usah Panik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk atau emas Antam mengalami penurunan hari ini, Selasa (25/5/2021). Untuk satuan 1 gram harga emas Antam mengalami penurunan sebesar Rp 4.000.

Emas batangan dengan ukuran satu gram itu kini dibanderol di Rp 955.000. Berikut ini adalah rincian harga emas Antam untuk berbagai satuan yang menggunakan harga dasar belum termasuk perhitungan pajak. 

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 527.500 Rp 1.055.000
1 Gram Rp 955.000 Rp 955.000
2 Gram Rp 1.850.000 Rp 925.000
3 Gram Rp 2.750.000 Rp 916.667
5 Gram Rp 4.550.000 Rp 910.000
10 Gram Rp 9.045.000 Rp 904.500
25 Gram Rp 22.487.000 Rp 899.480
50 Gram Rp 44.895.000 Rp 897.900
100 Gram Rp 89.712.000 Rp 897.120
250 Gram Rp 224.015.000 Rp 896.060
500 Gram Rp 447.820.000 Rp 895.640
1000 Gram Rp 895.600.000 Rp 895.600

Harga emas dunia di pasar spot, agak melandai hari ini seiring dengan rebound harga aset kripto Bitcoin. Setelah sebelumnya sempat ambles ke bawah US$ 35.000, kini Bitcoin bangkit menuju US$ 40.000. Harga emas dunia yang tadinya sempat di atas US$ 1.880/troy ons sekarang turun ke bawah menjadi US$ 1.879/troy ons.

Ketika harga Bitcoin cs anjlok, ada kemungkinan aliran dana para investor bergerak menuju aset safe haven emas dan membantu mendongkrak harga aset ini. Namun volatilitas yang tajam dari cryptocurrency juga menjadi risiko yang cenderung dihindari saat risk appetite menurun. 

Selain pergerakan aset kripto, investor juga perlu mencermati pergerakan indeks dolar. Emas layaknya rival dengan greenback. Ketika emas menguat dolar AS cenderung melemah. Begitu juga sebaliknya.

Menurut Franky Nangoy selaku senior market strategist Fullerton Research, indeks dolar berpeluang menguji level support di 89,7. Apabila indeks dolar gagal menyentuh titik ini maka waspada pembalikan arah yang bisa menekan emas.

Di sisi lain risalah rapat pengambil kebijakan The Fed yang mensinyalkan bakal membahas isu tapering ketika perekonomian terus berangsur membaik juga menjadi downside risk bagi emas.

Emas selama ini dikenal sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) terhadap inflasi. Saat bank sentral menempuh kebijakan moneter longgar itu berarti mereka sedang berupaya mendepresiasi nilai tukarnya.

Nilai dolar yang terdepresiasi berarti tenaga beli (purchasing power)-nya juga turun. Secara sederhana kekayaan orang yang memegang uang tunai atau kas akan tergerus. Tak mau hal ini terjadi investor biasanya mengambil langkah dengan membeli emas yang tak bisa dicetak oleh bank sentral.

Secara umum downside risk untuk harga emas ada tiga. Pertama adalah kenaikan harga aset cryptocurrency. Kedua adalah penguatan dolar AS dan ketiga adalah risiko pembalikan arah kebijakan moneter The Fed.

Namun apabila dilihat dari fundamental ekonomi pun risiko ketidakpastian semakin tinggi. Ketika dunia barat seperti Amerika Serikat dan Eropa mulai membuka kembali perekonomiannya, beberapa negara kawasan Asia justru melakukan hal sebaliknya.

India, Malaysia, Taiwan dan Singapura justru menghadapi kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang memaksa mereka untuk kembali menerapkan lockdown. Eropa yang sering buka tutup perekonomian juga tercatat mengalami double dip recession alias resesi kambuhan.

Dengan berbagai risiko yang ada, tone di pasar yang berubah menjadi sedikit konservatif adalah hal yang wajar. Itulah mengapa emas kembali naik pamor dan lagi-lagi diburu banyak orang.

Emas sudah berada di atas US$ 1.875/troy ons. Selanjutnya pelaku pasar menanti harga emas bakal melenggang ke US$ 1.900/troy ons. Banyak analis yang yakin bahwa emas bakal kembali ke level all time high yang sebelumnya disentuh pada Agustus tahun lalu di US$ 2.000/troy ons.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Kamis, 20 Mei 2021

Hari yang Buruk: Saham, Minyak, Bitcoin Merosot Semua!

Gambar Konten, Uang Kripto Jeblok
Foto: Arie Pratama

 

Rifan Financindo - Pasar saham, harga minyak, sampai Bitcoin merosot pada perdagangan Rabu (19/5/2021). Penurunan ini dipicu oleh serangkaian masalah, mulai dari meningkatnya inflasi hingga tindakan keras China terhadap cryptocurrency sehingga membuat takut investor.

Dilaporkan AFP, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street juga dibuka dengan lemah. Ini mengikuti jejak pasar Eropa dan Asia yang terjun akibat adanya kekhawatiran bank sentral menurunkan kebijakan untuk mengatasi inflasi.


Pada penutupan perdagangan Rabu, indeks Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 164.62 poin atau 0.48% menjadi 33,896.04. S&P 500 (.SPX) turun 12.15 poin atau 0.29% menjadi 4,115.68; dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 3.90 poin atau 0.03% menjadi 13,299.74.

Meski begitu, pasar AS tetap menguat karena hanya turun sedikit setelah risalah rapat Federal Reserve (Fed) menunjukkan bank sentral AS semakin dekat dengan perubahan kebijakan moneter, tetapi tidak terburu-buru untuk merealisasikannya.

Risalah Fed menunjukkan beberapa pejabat percaya ekonomi AS akan segera sehat untuk mengurangi pembelian aset, yang merupakan salah satu tanda pertama dari pergeseran kebijakan uang mudah bank sentral. Risalah Fed juga cukup untuk meningkatkan dolar terhadap mata uang utama lainnya.

Harga minyak juga berada di bawah tekanan setelah data AS menunjukkan lonjakan stok. Ini juga dipicu negara-negara Asia, yang beberapa kembali dilanda gelombang virus corona, mengalami penurunan permintaan.

Sementara itu Bitcoin merosot 30% setelah China mengisyaratkan tindakan keras baru terhadap cryptocurrency. Kemerosotan ini juga dipicu oleh CEO Tesla Elon Musk yang mengirim sinyal tentang penggunaan Bitcoin dalam perusahaan mobil listriknya.

Bitcoin turun hampir US$ 30.000 atau Rp 431 juta (asumsi Rp 14.300/US$) kurang dari setengah level rekor yang dicapai bulan lalu, dan setelahnya sempat pulih menjadi sekitar US$ 39.587 (Rp 569 juta).

China mengatakan mata uang digital tidak dapat digunakan karena tidak nyata. Mereka juga mengatakan perusahaan tidak diizinkan menggunakan unit kripto untuk menentukan harga barang atau jasa mereka.

"Ini adalah babak terbaru dari China yang memperketat batasan di sekitar kripto," kata Antoni Trenchev, mitra pengelola dan salah satu pendiri pemberi pinjaman kripto berbasis London, Inggris.

Harga Bitcoin sempat pulih setelah tweet emoji berlian dan tangan terbuka oleh Musk, yang ditafsirkan oleh beberapa pengamat sebagai makna jika Tesla tidak jadi menjual Bitcoin-nya. Sebelumnya Musk sempat menyatakan keprihatinan tentang proses intensif energi dalam penambangan Bitcoin.

Di sisi lain, ekuitas London telah merosot 1,2% setelah perdagangan berakhir, pasca data resmi menunjukkan lonjakan inflasi Inggris pada April. Frankfurt juga menukik 1,8% dan Paris kehilangan 1,4%. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 04 Mei 2021

Harga Emas Antam Hari Ini Melesat 1%, tapi PHP Gak nih?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam melesat pada perdagangan Selasa (4/5/2021) mengikuti pergerakan emas dunia. Meski demikian, berlanjutnya kenaikan harga emas masih diragukan sebagian pelaku pasar.

Melansir data logammulia.com, situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk., harga emas ukuran/satuan 1 gram naik 0,98% ke Rp 930.000/batang. Sementara emas Antam satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan melesat 1,04% ke Rp 87.212.000/batang atau Rp 872.120/gram.

Selain itu, PT Antam juga menjual emas mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. 


Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.000 Rp 1.030.000
1 Gram Rp 930.000 Rp 930.000
2 Gram Rp 1.800.000 Rp 900.000
3 Gram Rp 2.675.000 Rp 891.667
5 Gram Rp 4.425.000 Rp 885.000
10 Gram Rp 8.795.000 Rp 879.500
25 Gram Rp 21.862.000 Rp 874.480
50 Gram Rp 43.645.000 Rp 872.900
100 Gram Rp 87.212.000 Rp 872.120
250 Gram Rp 217.765.000 Rp 871.060
500 Gram Rp 435.320.000 Rp 870.640
1000 Gram Rp 870.600.000 Rp 870.600

Harga emas dunia kemarin berhasil menguat 1,34% ke US$ 1.765,29/troy ons, yang akhirnya diikuti naiknya harga Emas Antam pada hari ini.

Harga emas dunia kemarin mampu menguat setelah indeks dolar AS turun 0,37% kemarin, begitu juga yield obligasi (Treasury) tenor 10 tahun yang turun 2,5 basis poin.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah maka harganya akan jadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga permintaannya berpotensi meningkat.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Meski demikian, berlanjutnya kenaikan harga emas dunia masih diragukan, sebab dalam beberapa pekan terakhir setelah mendekati level psikologis US$ 1.800/troy ons harganya selalu berbalik anjlok. Bahkan, di pekan ini jika tidak mampu bertahan di atas US$ 1.756/troy ons bisa terjadi aksi jual yang masif.

"Jika emas tidak bisa bertahan di atas US$ 1.756/troy ons di pekan ini, maka akan ada aksi jual yang lebih masif lagi," kata Chris Weston, kepala riset di Pepperstone, sebagaimana dilansir Kitco, Senin (3/5/2021).

"Seperti biasa, perhatikan dolar AS dan pasar obligasi, tetapi ketika US$ 1.756 dilewati, kita akan melihat emas ke US$ 1.720, dan tidak menutup kemungkinan ke US$ 1.677. Emas baru akan memiliki momentum penguatan jika mampu melewati US$ 1.797/troy ons," tambahnya.

Artinya jika harga emas dunia kembali merosot, maka emas Antam juga berisiko menyusul.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 29 April 2021

Angin Segar Datang dari Barat, Harga Emas Antam Akhirnya Naik

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan Financindo - Setelah mencatat kinerja negatif sejak awal pekan ini, harga emas Antam akhirnya naik pada perdagangan Kamis (29/4/2021). Sebelumnya, emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini turun 2 hari beruntun, dan stagnan di hari Senin. Kabar baik datang dari Barat yang membuat harga emas Antam mampu naik.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas Antam ukuran/satuan 1 gram naik 0,54% ke Rp 931.000/batang. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 0,58% ke Rp 87.312.000/batang atau Rp 873.120/gram.

PT Antam juga menjual emas batangan mulai satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 515.500 Rp 1.031.000
1 Gram Rp 931.000 Rp 931.000
2 Gram Rp 1.802.000 Rp 901.000
3 Gram Rp 2.678.000 Rp 892.667
5 Gram Rp 4.430.000 Rp 886.000
10 Gram Rp 8.805.000 Rp 880.500
25 Gram Rp 21.887.000 Rp 875.480
50 Gram Rp 43.695.000 Rp 873.900
100 Gram Rp 87.312.000 Rp 873.120
250 Gram Rp 218.015.000 Rp 872.060
500 Gram Rp 435.820.000 Rp 871.640
1000 Gram Rp 871.600.000 Rp 871.600

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang mengumumkan kebijakan moneter dini hari tadi memberikan angina segar ke pasar emas. Harga emas dunia yang sebelumnya merosot berbalik menguat 0,26%.

Pagi ini harga emas dunia kembali naik 0,45% ke US$ 1.789/troy ons, jika berhasil dipertahankan hingga akhir perdagangan nanti, harga emas Antam tentunya berpeluang naik lagi Jumat besok.

The Fed dini hari tadi menegaskan tidak akan mengubah kebijakan moneternya dalam waktu dekat. Suku bunga 0,25% masih akan dipertahankan setidaknya hingga tahun 2023, meskipun perekonomian AS diakui tumbuh lebih tinggi ketimbang prediksi.

Pengumuman tersebut membuat indeks dolar AS merosot 0,33% pada perdagangan Kamis, dan berlanjut 0,13% pagi ini ke 90,487. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 26 Februari lalu.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika the greenback melemah, maka permintaannya akan meningkat. Alhasil, harganya pun menguat.

Selain itu dalam konferensi pers, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk bicara penghentian pembelian obligasi di pasar. The Fed saat ini membeli obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) senilai US$ 120 miliar per bulan, artinya itu masih akan terus berlanjut, dan belum akan dilakukan pengurangan nilai pembelian atau tapering.

Kebijakan tersebut membuat yield obligasi (Treasury) AS turun tipis 0,02 basis poin kemarin, dan 3,5 basis poin hari ini.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 23 April 2021

Harga Emas Antam Turun dari Level Tertinggi 2 Bulan, Ada Apa?

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam turun pada perdagangan Jumat (23/4/2021) setelah melesat nyaris 1% kemarin dan mendekati level tertinggi dalam 2 bulan terakhir. Harga emas dunia yang tidak mampu melanjutkan kenaikan dan berbalik melemah Kamis kemarin membuat harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun pada hari ini.

Melansir data dari situs resmi PT Aneka Tambang (Antam), logammulia.com, harga emas ukuran/satuan 1 gram turun 0,53% ke Rp 935.000/batang.

Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,57% ke Rp 87.712.000/batang atau Rp 877.120/gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 517.500 Rp 1.035.000
1 Gram Rp 935.000 Rp 935.000
2 Gram Rp 1.810.000 Rp 905.000
3 Gram Rp 2.690.000 Rp 896.667
5 Gram Rp 4.450.000 Rp 890.000
10 Gram Rp 8.845.000 Rp 884.500
25 Gram Rp 21.987.000 Rp 879.480
50 Gram Rp 43.895.000 Rp 877.900
100 Gram Rp 87.712.000 Rp 877.120
250 Gram Rp 219.015.000 Rp 876.060
500 Gram Rp 437.820.000 Rp 875.640
1000 Gram Rp 875.600.000 Rp 875.600

Harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin sempat menguat mendekati US$ 1.800/troy ons tetapi kemudian berbalik melemah 0,53% ke US$ 1.783,93/troy ons.

Meski banyak analis yang memprediksi emas akan kembali menguat, tetapi salah satu bank investasi ternama, ABN Amro, melihat emas sebenarnya masih dalam tren bearish (menurun) selama harganya masih berada di bawah US$ 1.850/troy ons.

Georgette Boele, analis logam mulia di ABM Amro, dalam laporan yang dirilis kemarin menegaskan proyeksi bearish tersebut.

"Outlook emas masih negatif selama harga berada di bawah US$ 1.850/troy ons," kata Boele, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (22/4/2021).

Boele memperkirakan dolar AS dan yield obligasi (Treasury) akan naik akibat momentum pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Kami memperkirakan harga emas mulai kehabisan tenaga untuk naik dan akan kembali melemah. Hal ini sejalan dengan proyeksi kami dolar AS dan yield Treasury akan kembali naik," tambahnya.

ABN Amro memprediksi di kuartal II-2021 rata-rata harga emas berada di US$ 1.750/troy ons.

Sementara itu, Mickey Fulp pencetus Mercenary Geologist Newsletter, dalam sebuah pemaparan kepada Kitco News, mengatakan bahwa ada risiko harga emas akan ambles hingga kurun waktu tahunan. Jika melihat tren pergerakan harga saat ini ada kemiripan dengan pola tahun 10 tahun silam ketika harga emas mulai tertekan hebat.

Sebab itulah Fulp cenderung netral terhadap emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Senin, 19 April 2021

IHSG Mau Menguat Lagi? Lewati Dulu Level 6.100

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan saham. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,26% ke 6.086,258. Sepanjang pekan lalu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 96,47 miliar.

Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia periode Maret 2021. Hasilnya jauh lebih baik dari ekspektasi pasar.

BPS melaporkan nilai ekspor Indonesia bulan lalu adalah US$ 18,35 miliar. Naik 30,47% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara dibandingkan dengan Februari 2021 (month-to-month/mtm), nilai ekspor Indonesia tumbuh 20,31%.

Sementara impor pada Maret 2021 adalah US$ 16,79 miliar. Tumbuh 25,73% yoy, dan 26,55% mtm.

Dengan demikian, neraca perdagangan periode Maret 2021 mencatatkan surplus US$ 1,56 miliar.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 12,085% yoy. Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.

Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).

Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Bahkan dengan impor yang meroket, memberikan gambaran roda bisnis di dalam negeri mulai terakselerasi.

Selain itu, kenaikan IHSG di pekan lalu tidak lepas dari bursa saham AS (Wall Street) yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Pada perdagangan Jumat (16/4/2021), Wall Street kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, yang tentunya memberikan sentimen positif ke pasar Asia hari ini, Senin (19/4/2021), termasuk ke IHSG.

Secara teknikal, meski IHSG sukses menguat sepanjang pekan lalu tetapi masih tertahan di bawah rerata pergerakan 100 hari (moving average/MA100), yang terbukti menjadi resisten kuat.

Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

jkse 
Grafik: IHSG Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic pada grafik 1 jam bergerak naik dan berada di wilayah overbought.

jkse 
Grafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

MA 100 di kisaran 6.110 menjadi resisten terdekat dan kuat. Jika mampu ditembus dengan konsisten, IHSG berpeluang menguat menuju 6.150-6.170. Penembusan ke atas level tersebut berpeluang ke 6.200. 

Sementara support terdekat berada di 6.030, jika dilewati IHSG berisiko turun ke level psikologis 6.000. IHSG akan kembali merosot jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Selasa, 13 April 2021

Angin Belum Berpihak, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi

Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

 

Rifan FinancindoHarga emas Antam kembali turun pada perdagangan Selasa (13/4/2021), mengikuti pergerakan harga emas dunia awal pekan kemarin. Padahal, para analis dan pelaku pasar kompak memprediksi harga emas akan kembali naik di pekan ini.

Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) ini di awal pekan pekan turun tipis 0,11% untuk ukuran/satuan 1 gram. Sementara pada hari ini, penurunannya dua kali lipatnya, 0,22% ke Rp 924.000/batang.

Kemudian Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan turun 0,23% ke Rp 86.612.000/batang atau Rp 866.120/gram.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 512.000 Rp 1.024.000
1 Gram Rp 9.240.000 Rp 9.240.000
2 Gram Rp 1.788.000 Rp 894.000
3 Gram Rp 2.657.000 Rp 885.667
5 Gram Rp 4.395.000 Rp 879.000
10 Gram Rp 8.735.000 Rp 873.500
25 Gram Rp 21.712.000 Rp 868.480
50 Gram Rp 43.345.000 Rp 866.900
100 Gram Rp 86.612.000 Rp 866.120
250 Gram Rp 216.265.000 Rp 865.060
500 Gram Rp 432.320.000 Rp 864.640
1000 Gram Rp 864.600.000 Rp 864.600

Kitco melakukan survei mingguan, hasilnya analis dan pelaku pasar kompak. Survei terhadap 15 analis di Wall Street menunjukkan sebanyak 9 orang atau 60% memperkirakan emas akan bullish (tren naik) di pekan ini. 3 orang atau 20% bearish, dan sisanya netral.

Sementara itu survei terhadap pelaku pasar atau yang disebut Main Street, dengan 1.201 partisipan menunjukkan 65% memberikan proyeksi bullish 20% bearish dan 15% netral.

Namun, pada perdagangan Senin kemarin, emas dunia masih berlawan dengan survei tersebut, harganya turun 0,61% ke US$ 1.732,51/troy ons.

Harga emas tertekan setelah ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa ekonomi AS berada di "poin pembalikan" dengan pertumbuhan dan kenaikan pembukaan lapangan kerja diprediksi melesat. Dia menilai inflasi 2% masih bisa diterima.

"Kami ingin melihat inflasi naik menuju 2% - dan itu berarti dalam basis yang berkelanjutan, dan bukan berarti kita akan menyentuh level itu hanya sekali," tutur dia. "Dan kami juga ingin melihatnya sesuai dengan jalur untuk bergerak moderat melampaui 2% untuk beberapa waktu."

Data inflasi AS akan dirilis mala mini. Inflasi bisa menjadi kabar buruk sekaligus kabar baik bagi emas. Ketika inflasi naik, maka yield Treasury serta dolar AS kemungkinan juga akan menanjak sebagai respon ekspektasi kenaikan suku bunga.

Ketika itu terjadi, emas akan mengalami tekanan.

Tetapi secara tradisional, emas merupakan aset lindung nilai terhadap inflasi. Ketika inflasi tinggi maka permintaan emas cenderung meningkat.

Rhona O'Connell, analis di StoneX mengatakan emas akan diuntungkan ketika inflasi lebih tinggi dari target The Fed, tetapi ketika pelaku pasar melihat kemungkinan suku bunga dinaikkan, maka emas akan sedikit tertekan.

"Jika kita melihat inflasi terakselerasi dan pelaku pasar mulai berfikir suku bunga akan dinaikkan, maka emas akan sedikit tertekan," kata O'Connell, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (12/4/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 08 April 2021

The Fed Tegaskan Bunga Tetap Rendah, Gimana Nasib Rupiah?

valas
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Pelaku pasar menyambut baik kabar dari bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang baru saja mengumumkan notula rapat bulanan.

Pada Kamis (8/4/2021), US$ 1 dibanderol Rp 14.500 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun itu tidak lama, beberapa saat kemudian rupiah berhasil menembus zona hijau. Pada pukul 09:07 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.480 di mana rupiah menguat 0,07%.

Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Itu menjadi hari ketiga secara beruntun rupiah ditutup menguat 0,07%.

Hari ini, penguatan rupiah masih akan ditopang oleh sentimen eksternal. Dini hari tadi waktu Indonesia, The Fed merilis notula rapat bulanan edisi Maret 2021. Rapat tersebut berlangsung pada 16-17 Maret 2021 dengan keputusan mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.

Dalam notula rapat, tergambar 'suasana kebatinan' dari Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega. Seluruh peserta rapat sepakat bahwa ekonomi AS memang semakin membaik, tetapi masih jauh dari target The Fed yaitu inflasi 2% secara berkelanjutan dan penciptaan lapangan kerja yang maksimal (maximum employment).

"Para peserta rapat menggarisbawahi bahwa sepertinya perlu waktu untuk mencapai kemajuan yang signifikan dalam mencapai target-target tersebut. Ke depan, jalan masih penuh ketidakpastian dengan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) tetap menjadi risiko," tulis notula itu.

Suku Bunga AS Bakal Tetap Rendah

Dengan ketidakpastian dan risiko itu, para pengambil keputusan di The Fed sepakat bahwa posisi (stance) kebijakan moneter saatKe ini masih layak (appropriate) untuk mengawal pemulihan ekonomi. Stance kebijakan saat ini boleh diblang ultra-longgar di mana suku bunga sangat rendah (mendekati 0%) dan likuiditas terus digelontorkan melalui quantitative easing.

"Kami berpikir akan ada sesuatu yang baru dari notula rapat, tetapi kami salah. The Fed sudah sangat trasparan mengenai di mana posisi mereka, dan mereka belum mau beranjak," kata Art Hogan, Chief Market Strategist di National Securities yang berkedudukan di New York (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Notula rapat ini seakan menjadi penegasan bahwa sulit untuk berharap suku bunga bakal naik dalam waktu dekat. Sepertinya paling cepat 2023, seperti perkiraan awal. Sejauh ini, susah untuk melihat akan ada kejutan.

Suku bunga yang sepertinya masih bertahan di level rendah dalam waktu lama membuat dolar AS terpeleset. Pada pukul 07:37 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,04%.

Ketika suku bunga rendah, maka imbalan investasi aset-aset berbasis dolar AS (terutama yang berpendapatan tetap) menjadi ikut rendah. Daya pikat dolar AS jadi pudar sehingga rupiah dan mata uang lain punya ruang untuk menyalip.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Kamis, 25 Maret 2021

Elon Musk Orang Terkaya Dunia Jadi 'Bandar' Bitcoin?

A Bitcoin (virtual currency) coin is seen in an illustration picture taken at La Maison du Bitcoin in Paris, France, June 23, 2017. REUTERS/Benoit Tessier/
Foto: Bitcoin (REUTERS/Benoit Tessier)

 

Rifan Financindo - Salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk dikenal sebagai salah satu pendukung Bitcoin. Satu aksi di Twitter tentang mata uang digital terpopuler ini bisa mengangkat harga Bitcoin.

Salah satu aksinya adalah ketika mengganti bio Twitter menjadi #bitcoin pada akhir Januari 2021. Tak lama setelah cuitan tersebut, arga dunia berbondong-bondong melakukan transaksi Bitcoin dan cryptocurrency lain. Pada hari itu harga Bitcoin naik 8,43%.

Pertanyaan pun mengemuka, berapa jumlah Bitcoin yang dimiliki Elon Musk? Hingga kini tidak ada pengungkapan berapa banyak Bitcoin yang dimiliki oleh Elon Musk.

Namun Anthony Scaramucci mencoba untuk menebaknya. Mantan direktur komunikasi Gedung Putih era Presiden Donald Trump yang juga pendukung Bitcoin ini menyebut Elon Musk memiliki US$5 miliar lebih Bitcoin atau setara Rp 72 triliun (asumsi Rp 14.400/US$).

Melalui akun Twitter pribadinya, Anthony Scaramucci yang juga pendiri dan hedge fund SkyBridge Capital ini menyebut Elon Musk memiliki Bitcoin sebanyak itu melalui Tesla, SpaceX dan pribadi, seperti dilansir dari Financial Express, Rabu (24/3/2021).

"Elon Musk tak berhenti di Tesla. Saya memahami SpaceX memiliki Bitcoin di balance sheet perusahaan. Elon Musk memiliki US$5 miliar lebih Bitcoin melalui Tesla, SpaceX dan secara pribadi. Tidak ada orang hidup seperti dia yang berbuat lebih banyak untuk melindungi planet bumi dari perubahan iklim," tulis Anthony Scaramucci di akun Twitter pribadinya.

Meski begitu, pernyataan Anthony Scaramucci ini belum mendapat konfirmasi oleh Elon Musk. Bos Tesla ini pertama kali mengumumkan dirinya hanya memiliki 0,25 BTC pada 2018 melalui akun twitternya. Ia mendapatkannya dari seorang teman.

Pada Februari 2021, Tesla mengumumkan berinvestasi di Bitcoin dengan memborong US$1,5 miliar. Alasannya, memaksimalkan return uang tunai milik perusahaan dan menjajaki pembayaran alternatif untuk membeli mobil listrik Tesla.

Atas kebijakan tersebut, Elon Musk meluncurkan rangkaian tweet yang mengatakan bahwa kebijakan yang diambil Tesla [terkait pembelian Bitcoin] bukan cerminan langsung dari pendapat pribadinya dia. Ia juga mengatakan bahwa ia bukanlah investor melainkan insinyur dan tidak memegang saham lain yang diperdagangkan kecuali saham Tesla.

"Tesla's action is not directly reflective of my opinion. Having some Bitcoin, which is simply a less dumb form of liquidity than cash, is adventurous enough for an S&P500 company."

"To be clear, I am *not* an investor, I am an engineer. I don't even own any publicly traded stock besides Tesla. However, when fiat currency has negative real interest, only a fool wouldn't look elsewhere. Bitcoin is almost as bs as fiat money. The key word is 'almost'." (roy/dob)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 19 Maret 2021

Emas vs Bitcoin vs Dolar AS, Mana yang Paling Cuan Bulan Ini?

foto ilustrasi dollar
Foto: Freepik

 

Rifan FinancindoDalam beberapa pekan terakhir, kenaikan yield (obligasi) Treasury Amerika Serikat (AS) yang mencapai level tertinggi dalam satu tahun terakhir menjadi isu pelaku pasar. Kenaikan yield Treasury tersebut tentunya mempengaruhi aset-aset lainnya.

Dolar AS menjadi salah satu yang diuntungkan, sebab kenaikan yield tersebut terjadi akibat ekspektasi pemulihan ekonomi serta kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam.

Melansir data Refinitiv, sepanjang bulan Maret hingga Selasa (17/3/2021), dolar AS menguat 1,3% melawan rupiah. Sementara itu, emas menjadi aset yang terpukul di bulan ini. Pada 8 Maret lalu emas dunia sempat merosot ke US$ 1.681,24/troy ons, merosot 3%. Level tersebut merupakan yang terendah dalam 9 bulan terakhir.

Tetapi setelahnya, meski setelahnya perlahan mulai rebound. Pada periode 1 - 17 Maret, emas dunia menguat tipis 0,63%. Sementara itu harga emas Antam pada periode tersebut menguat lebih dari 1%.

Kenaikan harga emas Antam lebih tinggi dari emas dunia, sebab terbantu pelemahan rupiah.

Emas dunia merupakan acuan emas Antam. Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, ketika rupiah melemah maka harganya akan lebih mahal ketika dikonversi. Oleh karena itu, harga emas Antam kenaikannya lebih tinggi ketimbang emas dunia.

Sementara itu, bitcoin yang digadang-gadang sebagai emas digital justru melesat di bulan ini, bahkan sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 61.780,63/BTC yang dicapai pada Sabtu 13 Maret lalu. Sementara pada periode 1 - 17 Maret, bitcoin meroket lebih dari 33%.

Di sisa bulan ini, penguatan bitcoin masih berpotensi berlanjut, sebab sedang mendapat angin segar yang bisa membuatnya diterima semakin luas. Salah satu bank raksasa Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley, dalam layanan wealth management, menawarkan akses ke bitcoin kepada para nasabah yang kaya raya.

Kabar tersebut dilaporkan CNBC International Rabu (17/3/2021) yang mengutip dari seorang sumber yang menolak untuk dipublikasikan indentitasnya.

Meroketnya harga bitcoin memang menarik perhatian bank-bank besar di Negeri Paman Sam. Apalagi setelah investor institusional hingga perusahaan besar semacam Tesla mulai masuk pasar bitcoin.

Namun, Morgan Stanley menjadi bank besar pertama di AS yang memberikan layanan bitcoin ke nasabahnya. Meski tidak semua nasabah, bahkan yang kaya, bisa mendapatkan layanan tersebut. Morgan Stanley baru akan memberikan akses kepada nasabah dengan "toleransi risiko yang agresif" yang memiliki dana yang dikelola perusahaan minimal US$ 2 juta.

Selain itu, Morgan Stanley juga menerapkan aturan yang ketat, investasi di bitcoin dibatasi maksimal 2,5% dari dana yang dimiliki.

Sementara itu, baik dolar AS dan emas pergerakannya masih akan dipengaruhi arah yield Treasury.

The Fed Tak Permasalahkan Kenaikan Yield Treasury

Bank sentral AS (The Fed) pada Kamis (18/3/2021) dini hari waktu Indonesia menegaskan belum akan merubah kebijakannya dalam waktu dekat, artinya QE senilai US$ 120 miliar masih dipertahankan, dan suku bunga tidak akan dinaikkan hingga tahun 2023.

Dalam konferensi pers, ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui perekonomian Amerika Serikat sudah membaik, bahkan proyeksi produk domestik bruto (PDB) dinaikkan cukup signifikan.

Di tahun ini, PDB Paman Saham diperkirakan tumbuh 6,5%, jauh lebih tinggi ketimbang proyeksi yang diberikan bulan Desember lalu 4,2%. Sementara di tahun 2022, diprediksi tumbuh 3,3% naik dari sebelumnya 3,2%.

Sementara itu, The Fed sebelumnya diperkirakan akan menjalankan Operation Twist guna meredam kenaikan yield tersebut. Nyatanya, The Fed malah tidak mempermasalahkan kenaikan yield Treasury tersebut.

The Fed masih cukup nyaman dengan kenaikan yield Treasury, selama itu merupakan respon dari membaiknya perekonomian.

Kenaikan tersebut membuat selisih yield Treasury dengan Surat Berharga Negara (SBN) akan menyempit, dan berisiko memicu capital outflow.

Melansir data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) pada periode 1 sampai 15 Maret, investor asing melepas kepemilikan SBN nyaris Rp 20 triliun. Capital outflow tersebut lebih besar ketimbang sepanjang bulan Februari Rp 15 triliun.

Selain itu, lelang obligasi yang dilakukan pemerintah juga tidak mencapai target belakangan ini, menjadi indikasi kurang menariknya yield yang diberikan.

Terbaru, Selasa lalu pemerintah melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif Rp 30 triliun, tetapi yang dimenangkan hanya Rp 19 triliun.

Selain itu, penawaran yang masuk juga terbilang rendah, hanya Rp 40,1 triliun, turun dari lelang sebelumnnya Rp 49,7 triliun.

Jika capital outflow terus terjadi di pasar obligasi, maka nilai tukar rupiah sulit untuk menguat, artinya dolar AS masih akan perkasa.

Sementara kenaikan yield Treasury juga akan menekan emas. Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.

Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 

Senin, 15 Maret 2021

Maaf Bunda, Harga Emas LM Antam Drop Awal Pekan Ini

Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Emas Antam. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

Rifan FinancindoHarga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam turun lagi pada perdagangan Senin (15/3/2021). Dengan demikian, emas Antam sudah membukukan penurunan empat hari beruntun.

Meski demikian, di pekan ini ada potensi kembali menanjak. Sebab harga emas dunia diprediksi akan menguat di pekan ini.

Harga emas ukuran/satuan 1 gram hari ini turun Rp 2.000 atau 0,22% ke Rp 924.000/batang, melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com. Dalam 4 hari perdagangan terakhir, harga emas ini turun 0,65%.

Sementara itu emas satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dijual Rp 86.612.000/batang atau Rp 866.120/gram, turun 0,23% dibandingkan harga Sabtu pekan lalu.

Emas Batangan Harga per Batang Harga per Gram
0,5 Gram Rp 512.000 Rp 1.024.000
1 Gram Rp 924.000 Rp 924.000
2 Gram Rp 1.788.000 Rp 894.000
3 Gram Rp 2.657.000 Rp 885.667
5 Gram Rp 4.395.000 Rp 879.000
10 Gram Rp 8.735.000 Rp 873.500
25 Gram Rp 21.712.000 Rp 868.480
50 Gram Rp 43.345.000 Rp 866.900
100 Gram Rp 86.612.000 Rp 866.120
250 Gram Rp 216.265.000 Rp 865.060
500 Gram Rp 432.320.000 Rp 864.640
1000 Gram Rp 864.600.000 Rp 864.600

Harga emas dunia sepanjang pekan lalu berhasil menguat 1,58% ke US$ 1.726,40/troy ons, bangkit dari level terendah dalam 9 bulan terakhir. Di pekan ini, baik analis maupun pelaku pasar melihat emas dunia berpeluang kembali menanjak.

Hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan Kitco. Dari 16 analis di Wall Street yang disurvei Kitco, sebanyak 38% memberikan outlook bullish (tren naik) untuk emas, artinya akan kembali menguat pekan ini. Sebanyak 31% memberikan proyeksi bearish (tren turun) dan 31% netral.

Sementara itu survei yang dilakukan terhadap pelaku pasar lebih optimistis lagi. Dari 1.611 partisipan, sebanyak 62% memberikan proyeksi bullish, 23% bearish, dan sisanya netral.

Salah satu sentimen positif yang bagi emas yakni stimulus fiskal di AS senilai US$ 1,9 triliun yang disahkan pada pekan lalu. Stimulus fiskal merupakan salah satu bahan bakar utama emas untuk menanjak. Pada Maret tahun lalu, pemerintah AS juga menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, emas pun terus menanjak hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.

Namun, pergerakan emas kali ini setelah stimulus US$ 1,9 triliun disahkan berbeda, belum ada kenaikan yang signifikan. Sebabnya yield obligasi (Treasury) yang terus menanjak.

Pada pekan lalu, yield Treasury tenor 10 tahun naik 8,1 basis poin ke 1,635%, level tersebut merupakan yang tertinggi sejak Februari 2020 lalu, sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) belum membabat habis suku bunganya menjadi 0.25%.

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.

Kamis pekan ini, The Fed akan mengumumkan kebijakan moneter dan diperkirakan akan mengaktifkan kembali program Operation Twist, guna meredam kenaikan yield Treasury. Jika hal tersebut benar dilakukan, maka harga emas tentunya akan menanjak di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Jumat, 05 Maret 2021

Di Kurs Tengah BI, Rupiah Sudah Rp 14.371/US$!

valas
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

 

Rifan Financindo - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah pun lemas di perdagangan pasar spot.

Pada Jumat (5/3/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada d Rp 14.371. Rupiah melemah 0,5% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, sebenarnya rupiah dibuka stagnan, tidak melemah tetapi juga tidak menguat. Namun beberapa menit kemudian rupiah masuk jalur merah dan pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.300 di mana rupiah melemah 0,28%.

Rupiah tidak sendiri, hampir seluruh mata uang Asia pun kerepotan menghadapi dolar AS. Sejauh ini hanya yen Jepang, won Korea Selatan, dan dolar Taiwan yang mampu menguat.

Dolar AS Kelewat Kuat

Ternyata tidak cuma di Asia, dolar AS juga digdaya di tataran global. Pada pukul 09:12 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,05%.

Boleh dikata 2021 sampai saat ini adalah tahunnya dolar AS. Sejak awal tahun, Dollar Index sudah melesat hampir 2%.

Penguatan dolar AS masih ditopang oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Pada pukul 09:19 WIB, yield surat utang pemerintahan Joseph 'Joe' Biden tenor 10 tahun naik 2,3 basis poin menjadi 1,5757%.

Untuk mengendalikan laju kenaikan yield, investor berharap Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal lebih agresif dalam memborong US Treasury Bonds. Sebab ketika permintaan meningkat, harga obligasi akan naik sehingga yield bergerak turun.

Namun dalam sebuah forum yang digelar Wall Street Journal, Ketua The Fed Jerome 'Jay' Powell menegaskan kebijakan yang saat ini ditempuh masih layak (appropriate). Artinya, The Fed belum akan menambah nilai pembelian aset berharga (quantitative easing) yang saat ini adalah US$ 120 miliar per bulan.

"Kenaikan yield memang terlihat dan membuat saya menaruh perhatian. Namun kami belum menilainya sebagai pergerakan yang kebablasan. Posisi (stance) kebijakan kami yang sekarang masih layak," tegas Powell, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Tanpa tambahan gelontoran duit dari The Fed, yield obligasi pemerintah AS lebih leluasa untuk naik. Kenaikan yield ini membuat investor terpana dan mengalihkan pandangan ke sana. Tidak ada waktu untuk mengurus aset lainnya.

"Pasar mengartikan pernyataan Powell bahwa The Fed tidak mencoba menghambat kenaikan yield sehingga investor melihat ada sinyal yield bisa terus naik. Ternyata kejadian," ujar Scott Brown, Kepala Ekonom Raymond James yang berbasis di Florida (AS), seperti diwartakan Reuters.

Perkembangan ini membuat aset- aset lain seperti saham ditinggalkan. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York ditutup anjlok. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ambruk 1,11%, S&P 500 ambes 1,34%, dan Nasdaq Composite ambrol 2,11%.

Rontoknya Wall Street menular ke Asia, arus modal yang mengalir ke pasar keuangan Benua Kuning seret. Akibatnya, mata uang utama Asia ramai-ramai melemah, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan 
 

Senin, 01 Maret 2021

Waspada! Ada Risiko Rupiah ke Rp 14.350/US$ Pekan Ini

Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Dollar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Rifan FinancindoNilai tukar rupiah merosot tajam 1,28% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.240/US$. sepanjang pekan ini. Dengan pelemahan tersebut, rupiah mencatat kinerja mingguan terburuk dalam 7 bulan terakhir. Rupiah kini juga berada di level terlemah tahun ini, bahkan jika melihat lebih ke belakang sejak awal November lalu.

Pemicu utama pelemahan rupiah di pekan ini adalah kenaikan yield obligasi (Treasury) AS.

Sepanjang pekan lalu, yield Treasury AS sempat naik 17 basis poin ke 1,515% yang merupakan level tertinggi sejak awal Februari 2020 atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan sebelum bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.

Kenaikan tersebut berisiko memicu capital outflow dari pasar obligasi Indonesia, sebab selisih yield dengan Surat Berharga Negara (SBN) menjadi menyempit. Ketika terjadi capital outflow, maka nilai tukar rupiah akan tertekan.

Sementara di pekan ini, risiko tekanan yang dihadapi rupiah masih cukup besar. Selain dari pergerakan yield Treasury, dari dalam negeri beberapa data ekonomi akan mempengaruhi kemana rupiah melangkah.

Sayangnya di awal pekan ini, Senin (1/3/2021), sudah ada kabar kurang bagus. IHS Markit melaporkan aktivitas manufaktur mengalami pelambatan di bulan Februari yang tentunya mengirim sentimen negatif ke rupiah. 

Aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dari Purchasing Managers' Index (PMI) berada di 50,9 untuk periode Februari 2021. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula, jika di atas 50 maka dunia usaha masih melakukan ekspansi.

Akan tetapi, skor PMI manufaktur Tanah Air melorot dibandingkan Januari 2021 yang mencapai 52,2. Pencapaian Januari 2021 adalah yang terbaik dalam 6,5 tahun terakhir.

Selain itu, Badan Pusat Statistik hari ini akan merilis dirilis data inflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi Februari 2021 adalah 0,08% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Sementara dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY) adalah 1,36%.

Jika konsensus tersebut tepat, artinya inflasi di Indonesia akan semakin melambat, sebab di bulan sebelumnya tercatat sebesar 0,26% MtM, dan 1,55% YoY. Melambatnya inflasi berarti daya beli masyarakat yang masih rendah. Lagi-lagi hal tersebut akan menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

Secara teknikal, tekanan bagi rupiah cukup besar setelah menembus ke atas (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye).
Selama tertahan di atas dua MA tersebut, rupiah cenderung masih tertekan.

Sementara itu, indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic sudah memasuki wilayah overbought membuka ruang bangkitnya rupiah.

idr 
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.200/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.160/US$ (kisaran MA 100).

Rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.030 (kisaran MA 50) di pekan ini jika mampu menembus dan bertahan di bawah MA 100.

Sementara seperti yang disebutkan sebelumnya, selama tertahan di atas MA 100, tekanan rupiah masih cukup besar. Rupiah berisiko melemah ke Rp 14.350/US$ (kisaran MA 200) di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

 

Selasa, 23 Februari 2021

Ramai Ramalan Buruk soal Bitcoin, dari Dr Doom hingga Yellen

FILE PHOTO - A small toy figure is seen on representations of the Bitcoin virtual currency in this illustration picture, December 26, 2017. REUTERS/Dado Ruvic
Foto : CNBC Indonesia

 

Rifan Financindo - Bitcoin tengah naik daun. Mata uang kripto ini sempat mengalami kenaikan cukup tajam, karena mencapai US$ 53.000 (sekitar Rp 800 juta) per keping.

Namun, ada banyak suara sumbang soal emas digital ini. Bukan sosok 'kacangan', yang memberi penilaian buruk justru sejumlah sosok ekonomi popular, mulai dari 'Dr Doom' Nouriel Roubini hingga Menteri Keuangan AS, Janet Yellen.

Roubini

Profesor ekonomi Roubini mengatakan secara fundamental bitcoin tak bisa menjadi mata uang. Pernyataan ini diutarakannya dalam wawancara dengan Bloomberg, sebagaimana dikutip Business Insider.

"Secara fundamental, bitcoin bukanlah mata uang. Itu bukan unit akun, juga bukan alat pembayaran yang terukur, dan bukan penyimpan nilai (store of value) yang stabil," kata Roubini dalam wawancara tersebut.

"Menyebut itu mata uang kripto adalah keliru, itu bahkan bukan sebuah aset," tambahnya.

Professor of Economics, Leonard N. Stern School, NYU, USA, Nouriel Roubini adjusts his glasses during a session at the World Economic Forum in Davos, Switzerland on Wednesday, Jan. 26, 2011. Buoyed by a burst of optimism about the global economy and mindful of the
Foto: Nouriel Roubini (AP Photo/Virginia Mayo)
Professor of Economics, Leonard N. Stern School, NYU, USA, Nouriel Roubini adjusts his glasses during a session at the World Economic Forum in Davos, Switzerland on Wednesday, Jan. 26, 2011. Buoyed by a burst of optimism about the global economy and mindful of the "new reality" that has framed it in the aftermath of the financial crisis some 2,500 business leaders, politicians and social activists will tackle an array of issues on the first day of the World Economic Forum. (AP Photo/Virginia Mayo)

Bitcoin, lanjut dia, hanya mampu menyelesaikan lima transaksi per detik. Ini sangat jauh dibandingkan dengan jaringan Visa yang menyelesaikan 24.000 transaksi per detik.

Selain itu, volatilitas ekstrim bitcoin yang dapat menghapus nilainya secara signifikan dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat Roubini mengatakan Flintsones bahkan memiliki sistem moneter yang lebih baik dari bitcoin.

Roubini sendiri bukanlah orang sembarangan. Ia adalah sosok yang meramalkan akan terjadi crash di pasar perumahan yang bubble dan memicu krisis di 2006.

Prediksinya kala itu tepat. Pada tahun 2008 terjadi krisis finansial global akibat bubble pasar perumahan di AS.

Ia bahkan mengatakan Flinstones, film kartun yang berkisah tentang jaman batu, memiliki sistem moneter yang lebih baik ketimbang bitcoin. Menurutnya harga bitcoin naik hanya akibat aksi manipulasi yang masif dan bitcoin sudah bubble.

Bank of America dan JPMorgan

Analis dari Bank of America juga menyebut bitcoin aset yang bubble. Bahkan dikatakan sebagai "mother of bubble".

"Reli bitcoin belakangan ini bisa jadi merupakan kasus spekulasi mania lainnya. Bitcoin terlihat seperti 'mother of all bubbles'," kata Michael Hartnett, kepala strategi investasi Bank of America, sebagaimana dilansir CNN Business.


FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011.   REUTERS/Joshua Lott/File Photo                       GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Foto: REUTERS/Joshua Lott
FILE PHOTO: A Bank of America sign is displayed outside a branch in Tucson, Arizona January 21, 2011. REUTERS/Joshua Lott/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD

Hartnett melihat bitcoin yang melesat sekitar 1.000% sejak awal 2019 jauh lebih besar dari kenaikan aset-aset yang pernah mengalami bubble dalam beberapa dekade terakhir. Harga emas yang melonjak 400% di akhir 1970an misalnya, kemudian bursa saham Jepang di akhir 1980an, hingga dot-com bubble di akhir 1990an.

Aset-aset tersebut melesat tiga digit persentase, sebelum akhirnya crash dan jatuh sedalam-dalamnya. Meski demikan, Hartnett tidak memberikan prediksi harga dan hanya menunjukkan jika bitcoin menjadi contoh meningkatnya aksi spekulasi.

JPMorgan dalam catatannya kepada kliennya memperingatkan harga bitcoin kemungkinan akan merosot dari level saat ini. JP Morgan juga mengatakan, saat harga bitcoin meroket lima bulan terakhir, capital inflow ke bitcoin dari investor institusional relatif kecil.

"Dalam pendapat kami, kecuali volatilitas bitcoin menurun cepat, harga saat ini terlihat tidak akan bertahan lama," tulis analis JP Morgan sebagaimana dilansir Businesss Insider.

Menkeu AS Janet Yellen

Sementara itu, Yellen menyebut masih banyak pertanyaan penting soal legitimasi dan stabilitas bitcoin. Ini membuatnya meragukannya.

"Saya tidak berpikir bahwa bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS, dikutip dari CNBC International Selasa (23/2/2021).

"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan."

Janet Yallen 
Foto: reuters
Janet Yallen

Penambangan bitcoin mengharuskan pengguna untuk menyelesaikan persamaan matematika yang kompleks menggunakan pengaturan komputer bertenaga tinggi. Menurut Digicomist, konsumsi listrik yang digunakan dalam proses tersebut meninggalkan jejak karbon tahunan yang sama dengan negara Selandia Baru.

Selain masalah konsumsi, bitcoin juga dianggap sebagai alat bagi mereka yang terlibat dalam sejumlah aktivitas ilegal karena penggunaannya yang sulit dilacak. Lalu ada volatilitas, karena harga mata uang kripto bisa riba-tiba menapai 'puncak' dan lalu tiba-tiba turun terjerembab.

"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," kata Yellen. (sef/sef)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan