Kamis, 19 November 2020

Pengumuman Gaes! Harga CPO Meroket Lagi Tembus RM 3.400 nih

Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Kelapa sawit (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

 

PT Rifan FinancindoHarga kontrak minyak sawit mentah (CPO) Malaysia masih lanjut reli. Pada perdagangan pagi hari ini Kamis (19/11/2020) harga komoditas ini sudah tembus level psikologis RM 3.400/ton.

Harga kontrak pengiriman Februari di Bursa Malaysia Derivatif Exchange menguat 1,4% ke level RM 3.410/ton pada 10.15 WIB. Harga CPO kini sudah berada di level tertingginya dalam delapan tahun setengah terakhir. 

Sentimen yang beredar di pasar adalah kecemasan soal pasokan yang menipis akibat Covid-19 dan memasuki periode produksi musiman yang rendah akhir tahun baik di Indonesia dan Malaysia.

Harga CPO yang lebih rendah, kekeringan panjang hingga penggunaan pupuk yang lebih rendah membuat output di Indonesia sebagai produsen sawit terbesar di dunia drop dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Sementara itu di Malaysia prospek produksi juga negatif lantaran kekurangan tenaga kerja panen akibat pembatasan mobilitas publik semasa pandemi Covid-19 merebak. 

Fenomena perubahan iklim La Nina yang melanda kawasan tropis pasifik juga semakin mengukuhkan kecemasan akan pasokan minyak nabati ini. La Nina memiliki konsekuensi hujan yang lebih lebat dari normal dan bisa memicu banjir dan tanah longsor. 

Bencana hidrometeorologis tersebut biasanya menjadi ancaman komoditas pertanian dan membuat harga berbagai komoditas pangan berbasis agrikultur meroket, tak terkecuali CPO. 

Secara historis, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir adanya La Nina cenderung membuat harga CPO tertekan ke atas. La Nina yang terjadi tahun ini diperkirakan bersifat moderat dan akan berlangsung sampai akhir tahun. 

Departemen Meteorologi Malaysia mengatakan hujan lebat, badai dan angin kencang diperkirakan akan terus berlanjut di seluruh negeri hingga akhir Desember sebagaimana diberitakan oleh media pemerintah Bernama.

Reuters melaporkan FGV Holdings Bhd sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar dunia memperingatkan bahwa produksi kuartal keempatnya akan terpukul oleh ketidakpastian cuaca dan pengendalian wabah Covid-19.

"Namun, kemungkinan penurunan permintaan bahan bakar di Indonesia, dan premi minyak sawit yang sangat tinggi dibandingkan minyak gas dapat mengakibatkan ditundanya mandat biodiesel B40, kemungkinan akan mempengaruhi tren naik minyak sawit," Anilkumar Bagani, kepala penelitian Mumbai broker minyak nabati Sunvin Group.

Harga CPO yang terus naik sementara jauh melampaui kenaikan harga minyak dan gas pada akhirnya membuat penggunaan CPO untuk biodiesel menjadi tidak ekonomis. Akhirnya permintaan CPO untuk sektor bahan bakar pun menurun dan ini akan menjadi salah satu penghambat kenaikan harga lebih lanjut.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Sumber : CNBC Indonesia
Baca Juga :

Info Lowongan Kerja

Rifan Financindo
PT Rifan Financindo
PT Rifan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar